Selama ada kamu. Aku percaya, aku ngga akan kenapa-napa.
***
Fiony berjalan bersama Jessi dan Indah menuju kelasnya. Di tengah perjalanan mendadak Fiony merasa ingin ke kamar mandi.
"Guys, gue mau ke toilet dulu deh. Kalian duluan aja," ujar Fiony.
"Kita temenin aja deh, Fi. Sekalian gue juga mau rapihin rambut," balas Jessi.
"Iya, ayo gue juga mau ke kamar mandi," tambah Indah.
Ketiganya pun memutuskan untuk pergi ke kamar mandi terlebih dahulu sebelum kembali ke kelas.
Sekitar sepuluh menit ketiganya sudah selesai dengan urusan masing-masing di kamar mandi, kemudian hendak melanjutkan tujuan utamanya pergi ke kelas.
Sebelum tiba-tiba saja ada seorang murid berkacamata menghampirinya.
"Kak Fiony?" Murid itu dengan wajah takutnya memanggil Fiony.
Fiony sedikit menatap heran sebelum tersenyum kecil pada murid yang ia kenali sebagai adik kelasnya, "Iya, kenapa?"
"I--itu, di panggil sama Bu Anin ke belakang sekolah." ujar murid itu sedikit terbata.
"Sekarang?" tanya Jessi heran.
Murid itu mengangguk, "Iya sekarang, kak."
Fiony sempat melirik pada Indah dan Jessi terlebih dahulu sebelum akhirnya mengangguj, "Oke, makasih ya."
"Iya sama-sama kak," ujar murid itu kemudian buru-buru pergi.
"Kalian duluan aja deh, kali ini beneran biarin gue sendiri." ucap Fiony.
Jessi menghela nafasnya, "Seriusan? Tapi aneh ngga sih kok Bu Anin minta ketemu di belakang sekolah?"
"Mungkin lagi ngajar di kelas IPS 6?" balas Fiony.
"Iyasih bisa jadi," Jessi kemudian menuruti perkataan Fiony untuk ke kelas lebih dulu, "Ya udah gue sama Indah ke kelas duluan."
"Oke,"
Setelah itu mereka berpisah, Fiony melangkahkan kakinya menuju ke belakang sekolah. Ia sama sekali tidak menaruh rasa curiga pada adik kelasnya.
Langkah kakinya membawa Fiony perlahan-lahan mendekat pada daerah sekolahan paling sepi. Sejujurnya Fiony sedikit merinding, terlebih ketika harus melewati kamar mandi yang sering menjadi pembicaraan murid-murid tentang keberadaan sosok tak terlihat.
Fiony lantas mempercepat langkahnya untuk segera melewati tempat tersebut.
Setelah sampai di area belakang sekolah, Fiony menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari keberadaan Anin. Namun, yang ia temukan justru malah dua orang menyebalkan.
Fiony menghela nafasnya kemudian berdecak kesal, "Ngga perlu bohong sampe bawa-bawa nama Bu Anin cuma buat ketemu gue."
Ratu tertawa mendengar perkataan Fiony, "Suka-suka gue? Yang penting sekarang adalah lo sendirian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth [Fiora]
Fiksi RemajaMemiliki sebuah kesamaan membuat Aran tertarik dengan perempuan cantik yang tak sengaja ia kenal melewati gosip yang beredar di radio sekolah. Sama-sama kehilangan rumah karena sahabatnya. Sungguh takdir yang sangat kejam bagi mereka, tetapi apakah...