Bag. 22

780 119 44
                                    

Bagaimana bisa kamu memperbaikinya, jika kamu tak mengetahui apa yang rusak?

🍃

Aran menghembuskan nafas berkali-kali berusaha untuk menenangkan jantungnya yang berdebar sangat kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aran menghembuskan nafas berkali-kali berusaha untuk menenangkan jantungnya yang berdebar sangat kencang. Biar bagaimana pun meski dirinya terkenal sebagai dancing machine tetap saja perasaan gugup dan gelisah menghampirinya, apalagi Aran sudah lama tak berdiri di atas panggung.

Tak jauh berbeda dengan Aran. Deo dan Chandra juga sama-sama sedang berusaha menghilangkan rasa gugup mereka.

"Lawan kita keren-keren banget," Deo mengambil duduk di samping Aran sambil menghela nafas, "Tangan gue sampe tremor dari tadi lihat penampilan mereka."

Aran terkekeh sedikit terhibur dengan kejujuran temannya, "Fokus sama penampilan kita aja, ngga usah mikirin yang lain."

"Bener kata Aran," Chandra berjalan ke arah teman-temannya, "Menang kalah mah hal biasa, yang penting kita udah berusaha semaksimal mungkin."

Deo menghembuskan nafas perlahan kemudian mengangguk, "Kalian bener, semangat kita!"

"Perwakilan dari SMA Cakra Buana dimohon untuk bersiap-siap di belakang backstage." salah satu staff perempuan menghampiri mereka.

"Ayo guys kita harus percaya diri!" Deo bangkit dengan senyuman manisnya, berusaha terlihat baik-baik saja.

Aran dan Chandra saling tatap lalu tersenyum bersama, "Ayo!"

Ketiganya lantas berjalan pergi dari ruangan mereka untuk pergi ke belakang backstage.

"Beri tepuk tangan yang meriah untuk Revaleaz!!" teriak MC yang membantu memeriahkan acara.

Tak lama kemudian grup yang disebut sebagai Revaleaz turun dari atas panggung. Deo tersenyum ketika mengetahui bahwa grup tersebut adalah grup dari SMA Mandala.

"Eh Deo, ketemu lagi kita. Semangat performnya!" ucap Febian yang mengenali Deo.

Deo tersenyum, "Makasih, Feb. Tim lo keren banget performnya."

"Biasalah," Febian melirik ke arah Aran dan Chandra, "Lo berdua juga semangat!"

Chandra mengangguk, "Thanks."

"Iya, makasih." ujar Aran tersenyum kecil.

Febian membalas senyuman Aran memberikan tepukan dua kali di pundak sahabatnya yang baru ia lihat lagi.

Hiraeth [Fiora]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang