Bag. 13

1K 158 5
                                    

Ternyata orang yang lagi kasmaran tuh gila ya, tuh lihat aja masa mandangin HP sambil senyum-senyum sendiri.

🍃

"Huft

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huft.."

Dinginnya malam berhasil menusuk tubuh Fiony yang terbuka, perempuan itu kini sedang duduk di balkon kamar dengan menggunakan piyama lengan pendek sambil memeluk dirinya sendiri berusaha memberikan kehangatan melalui dekapan tangannya.

Tok tok

"Misi, paket."

Fiony menoleh ke belakang ia melihat Vito yang sudah menggunakan pakaian tidurnya tersenyum padanya sambil membawakan secangkir cokelat hangat yang ia buat.

"Butuh yang hangat?" Vito memberikan satu cangkir cokelat panas itu pada Fiony.

Fiony tersenyum, "Makasih, ya. Lo kebangun?"

"Iya, biasalah laper tengah malam. Pas lewat kamar lo, gue lihat lampunya masih nyala gue kira Chika juga masih bangun ternyata udah ngebo tuh orang." jelas Vito melirik sekilas pada Chika yang sudah terlelap dengan nyenyaknya di kasur milik Fiony.

"Capek banget kayaknya dia, habis lo ajak kemana?" tanya Fiony ikut mengintip ke arah Chika yang terlihat dari pintu kaca balkon kamarnya.

"Dia minta gue jemput pagi-pagi, biasalah hubungannya sama tante Yona 'kan belum membaik," jawab Vito.

Fiony ikut memandang penuh simpati pada temannya, ia tak menyangka orang yang selalu mendapat pujian sebagai perempuan paling sempurna baik dari paras maupun kehidupannya kini mengalami penderitaan yang cukup membuat banyak orang prihatin.

Chika yang dulu selalu terkenal dengan kesombongannya itu kini telah menjadi perempuan yang banyak diam. Fiony bersyukur sahabatnya itu masih mau membagikan sedikit masalahnya padanya meski tak dapat membantu banyak tapi ia bertekad untuk selalu ada di saat Chika membutuhkannya.

"Tadi dia cerita tentang Marsha, mantan lo itu masih suka ganggu lo? Itu beneran mantan lo yang ngejar atau lo-nya yang masih ada rasa?" Fiony menatap sambil bersedekap dada pada sepupunya itu.

Vito menunduk, "Gue nggak tau."

"Kenapa?"

Vito menghembuskan napas beratnya, "Susah, Fio. Chika masih cinta sama mantannya, dan itu buat gue ragu untuk berusaha cinta sama dia atau menyerah."

"Jadi, lo mau nyerah untuk kedua kalinya? Lo pernah kehilangan Chika karena kebodohan lo yang nggak berani buat ungkapin perasaan, sampai akhirnya Chika jatuh cinta dan jadian sama sahabat lo itu, gue masih inget ya lo sampai datengin gue ke Jepang buat nangis 7 hari 7 malam!"

Hiraeth [Fiora]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang