"Kenapa kelas kita kedapetannya siang siang begini sih mapel penjas, kenapa gak pagi aja kayak kelas sebelah."
"Iya kenapa sih, ayo protes sama pak Wawan, kalo kayak gini terus lama lama kita bisa item!"
"Kulit Agas jadi item, gak gak, gak boleh, ayok protes!"
"Ada apa sih ini ribut ribut?" Tanya Pak Guru yang tak sengaja menguping.
"Eh Pak Wawan," Ucapnya yang tiba tiba melembut.
"Gak ada apa apa kok, oh iya pak," Bagas menunduk jujur ia tak berani tapi harus bagaimana lagi, ia tak mau kulit nya yang putih dan halus itu mengelap.
"Kenapa?"
"Boleh gak pak, jam pelajaran bapak diganti jadi pagi aja pak?" Tanya bagas memohon.
"Tidak bisa, memangnya kenapa?"
"Bapak gak tega sama kita? Kelas sebelah dapet pagi masa kita gak pak? Bapak pilkas ih."
"Bukan begitu, kalau kalian mau minta langsung aja ke kelas sebelah, kira kira mau gak diganti?" Jelas Pak Wawan.
"Iya jelas pada gak mau lah pak, gimana sih," Sahut temannya.
"Nah ya udah jelas toh."
"Ish ngeselin, dah lah yok El mending ganti baju aja dari pada bujuk Pak Wawan yang pilkas," Ketusnya lalu mengandeng temannya ke toilet.
"Sabar Wan sabar mereka masih anak-anak," Ucap Pak Wawan yang mencoba sabar sambil mengelus dada, dengan tingkah laku anak muridnya itu.
***
"Eh El, bajunya gak kebawa, aku yang ambil kamu jagain toilet nya ya."
"Iyaa sip aku jagain biar gak lari, sana cepet," Bagas berjalan ke arah kelasnya untuk mengambil pakainya seragamnya.
Sebelum sampai di kelasnya ia harus melewati kelas sebelah, yang dimana ada seseorang yang sepertinya sedang dihukum didepan kelas.
Orang tersebut terus menatap ke arahnya.
'Agas jangan ge'er, gak boleh, dia ngeliatin karena dia punya mata' Gumamnya dalam hati sambil berjalan lurus mencoba tak memperdulikannya.
"Baju, baju, mana baju," Bagas mencari bajunya, dan tak lupa baju temannya juga yang bernama Elio.
Orang tersebut mengintip di depan pintu memperhatikan Bagas dari luar kelas.
"Dia siapa sih, kenapa ngeliatin Agas terus kan jadi serem," Gumamnya lagi berpura-pura sedang sibuk.
"Raka! Ngapain kamu disana, kan sudah saya bilang berdiri di depan sini!" Teriak seorang guru yang sepertinya sedang mengomeli orang yang dari tadi memperhatikannya.
Bagas menghela nafas, dan cepat cepat keluar dari kelas.
Oh iya kenalin namanya Bagas Radhitya, biasanya teman dekatnya memanggilnya Agas, karena menurut mereka Panggilan itu lebih cocok untuknya.
Cowok yang tinggi nya rata rata tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, mempunyai kulit putih nan lembut, memiliki pipi cubby, sampai sampai temannya sering sekali mencubiti pipinya sangkin gemasnya.
Ia adalah kembang desa karena keimutannya membuat para cewek cewek iri dan insecure melihat nya.
Walaupun dia imut, tapi dia masih memegang status jomblo sejak lahir, mungkin tidak ada yang mau dengannya karena kalah cantik?
Bagas punya satu teman dekat, yang bernama Elio, yang hampir mirip dengannya, yang kemana mana selalu berdua seperti kakak beradik.
"HUAAAA! Eel!" Teriaknya berlari menghampiri Elio.
"Kenapa Agas? Lari-lari segala."
"I-itu! Tadi serem! Masa tadi ada yang liatin aku terus!"
"Siapa, mana orangnya sini, berani beraninya dia nakut nakutin Agas sampe lari terbirit birit."
"Iih! kalo gak salah namanya ada ka ka gitu, aku lupa."
"Ka? siapa?"
"Gak tau anak kelas sebelah."
"Yaudah nanti, kalo ketemu lagi tunjukin ke aku, nanti aku bantu pukul."
"Kok dipukul?"
"Emangnya gak boleh?"
"Jangan, kasian, mukanya ganteng."
"Iish," Elio mencubit pipinya gemas.
"Akhhh sakit El!"
"Berhenti Muji Muji orang ganteng! Masih gantengan Elio!"
"Iyaa iyaaa Elio paling ganteng!"
"Nah gituh dong"
"Yaudah ayo ganti baju nanti kita ketinggalan kelas."
Mereka pun cepat cepat berganti baju sebelum jam pelajaran selanjutnya dimulai.
***
"Yey akhirnya pulang!!"
"Yey!" Mata Bagas tertuju kearah dimana seseorang memperhatikannya, hingga terjadilah eyes contact.
'itu yang ngeliatin aku dari tadi kan? Nih aku liatin balik, emangnya aku takut hah!!' Gumamnya sambil terus menatapnya.
'kok masih ngeliatin sih!'
Mereka terus menatap satu sama lain, ditengah keramaian.
"Gas! Agas! Kok diem? Agas liatin apaan?" Bagas yang tersadarkan pun langsung merangkul bahu Elio pergi.
"Gak, Agas gak liatin apa apa ayok pulang."
•
•
•
•
TbcHehehe sorry, yang my wish blom end udah up cerita baru.
Seperti biasa jangan lupa vote and Komen yaw~
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAM [bxb] COMPLETED
Teen FictionRaka anak kelas sebelah yang selalu memperhatikan nya, Bagas sadar ia sudah lama diperhatikan oleh raka, dia agak sedikit risih tapi lama kelamaan, ia tak mempedulikannya lagi karena raka cukup tampan, jadi tidak telalu menganggu pemandangannya. Mer...