Belum Bisa

1.8K 197 10
                                    

"Agaaaaas please ikut yaah~" Rengek temannya itu dari tadi membujuknya untuk ikut.

"Nggak El."

"Kali-kali ayo keluar malem gas, siapa tau ada yang kecantol," Bujuknya lagi.

"Kecantol-kecantol emangnya jemuran apa, kita kan masih pelajar El, aku juga gak mungkin dibolehin," Tolak lagi.

"Kan kamu tinggal bilang pergi sama aku pasti dibolehin, jangan bilang bilang mau kesana, kamu nih polos banget," Sindir Elio yang kesal karena selalu ditolak ajakannya.

"Yaudah iya iyaaa," Ucap Bagas pasrah, tak tau mau menolaknya seperti apa lagi.

"Yeeeyyy!!! Party-party~" Eilo kegirangan, akhirnya temannya itu mau ikut juga.

"Jam tujuh jangan lupa! Nanti aku samper!"

***

"BAGAS!!! MAIN YOK! BAGASS!!!" Teriak Elio memangillnya di depan gerbang, dengan setelan celana pendek hitam, hoodie biru muda, dengan style rambut yang menutup dahinya.

"SABAR! SEBENTAR!!" Sahutnya dengan berteriak juga.

"Gimana?" Tanya Elio yang melihat Bagas baru saja keluar dengan setelan kaos putih dengan outer kemeja lengan pendek berwarna biru tua kebesaran, dan celana jeans hitam, dengan style rambut yang memperlihatkan dahinya yang indah, tak lupa kalung dengan cincin sebagai liontinnya, Bagas langsung mengancungkan kedua jempolnya.

"Yes!!" Elio kesenengan, baru kali ini ia main keluar malam malam dengan Bagas.

"Naik apaan?"

"Naik g*rab hehe."

"Kirain El bawa motor."

"Yakali aku bawa motor, nanti yang ada gak bisa pulang, nih udah Abang nya lagi jalan kesini."

***

"Waaah, Elio udah pernah kesini emangnya?" Tanya Bagas sambil melihat sekeliling yang begitu mengagumkan lampu warna warni yang bergemilang, suara musik yang keras, begitu indah untuk pertama kalinya ia kesana.

"Udah pernah sekali waktu itu, sama siapa yah," Elio mencoba mengingat-ingatnya. "Gak tau lupa, udah ayo kita cari tempat," Ajak nya sambil menggandeng tangan Bagas.

Mereka pun mencari tempat duduk yang kosong.

"Kamu mau pesan apa?" Tanya Elio kepada Bagas.

"Emangnya ada apa aja? Kamu pesennya apa?"

"Cocktail mojito."

"Samaain ajah biar gak ribet," Ucapnya tak mau pusing pusing memilih menu.

"Ini aja eumm, cocktail pelangi yah?"

"Emangnya ada?" Tanyanya heran.

"Iya nanti warna warni."

"Yaudah itu ajah," Elio pun pergi memesannya meninggalkan Bagas sendiri duduk disana sambil melihat-lihat keramaian.

Tak lama seorang perempuan menghampiri bagas dan langsung duduk di pangkuannya.

Bagas terkejut dan sedikit risih.

"Hey ganteng sendirian aja nih, mau ditemenin gak?" Rayu perempuan itu sambil merangkul bahu Bagas.

Bagas tidak enakan untuk menolak, seperti perempuan itu akan merasa kesal dan mungkin akan meneriakinya ditengah keramaian, dan akhirnya ia memilih diam.

"Permisi, mbak boleh minggir sebentar gak mba saya mau ngomong sama temen saya," Ucap seseorang yang tiba-tiba menghampiri mereka.

Yang membuat Bagas terkejut lagi orang tersebut adalah mantan pacarnya.

Perempuan itu menyingkir Raka langsung menarik tangannya dan mengajaknya pergi menjauh dari sana.

"Lepas, lepasin," Pinta Bagas karena tangannya digenggam begitu kuat.

"Eh sorry,, sorry, hehe," Raka melepaskan tanyanya setelah menyadarinya.

"Kamu ngapain sih?" Tanya Bagas sambil mengelus-elus tangannya yang memerah.

"Anu,, tadi gue liat lo risih di gituin sama mba-mba lo*nte, gua cuman mau bantuin lo doang kok."

"Buat apa bantuin aku, kita kan gak punya hubungan apa-apa lagi," Ucapnya tanpa sadar.

"Kita satu sekolah, wajar kalo gue bantuin lo yang lagi butuh bantuan, wait, wait, lagi? Maksudnya?" Tanyanya penasaran.

Bagas kebingungan harus menjawab apa.

"Gue masih belum bisa inget, apa kita punya hubungan sebelumnya? Teman? Ato apa?"

"Gak, gak ada," Ucapnya cepat dan buru-buru pergi, Raka mencekal tangannya.

"Tunggu kok lo main pergi-pergi aja, jawab dulu," Tanyanya lagi karena sangkin penasarannya.

"Gak, buat apa aku jawab toh gak bakal ngerubah semuanya," Ucapnya sambil melepaskan tangan Raka yang menahannya.

Entah kenapa Raka yang mendengar itu merasa sesak, tapi ia tetap belum bisa mengingatnya, mengingat siapa laki-laki yang ada di hadapannya itu.

Yang begitu familiar, dan terasa nyaman jika ia berada didekatnya.

"Raka bego! Otak lo ilang kemana sampe masih gak inget to*lol, perasaan di film-film orang yang amnesia langsung inget beberapa hari kedepan ini otak gue yang kelamaan loadingnya apa gimana sih," omelnya pada dirinya sendiri sambil memukul mukul kepalanya siapa tau setelah dipukul ingatannya kembali.

***

Raka memandangi dua laki-laki yang sedang duduk, tidak jauh dari mejanya.

Mereka tertawa, bersenang-senang, tanpa beban, sedangkan Raka terus menatap satu orang yang tadi ia bantu, tanpa mengalihkan pandangannya sambil berpikir keras siapa laki-laki itu.

"Siapa sih lo? Kenapa lu gak mau ngasih tau? Apa ada hubungannya sama si Fandi yang terus terusan nanyain soal ingatan gue? Arghh Kenapa gue jadi mikirin itu sih anj!" Gumamnya sendirian.

***

"Hahaha, beneran? Lucu banget sih kalo itu beneran," Ucap Bagas menyahuti Elio sambil sesekali melihat ke arah meja Raka berada.

'please jangan lihat kesini terus, kalo terus terusan kaya gini gimana aku bisa ngelupain dia,' Ucapnya dalam hati.





Tbc

Hehe baru bisa up lagi mungkin aku upnya agak jarang soal nya ak lagi sibuk pkl, dan seperti biasa jangan lupa vote and komen~

DIAM [bxb] COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang