Lagi?

3.2K 312 5
                                    

POV Author

Bagas tengah sibuk dengan handphone baru nya, dan masih betah rebahan di atas kasur yang luas itu, hanya dengan berbalut selimut tebal.

"By," Panggil Raka, tapi Bagas masih fokus dengan handphone nya.

"Babi!" Bagas mematikan HP nya lalu sewot.

"Kok babi?!!"

"Terus kalo babi emangnya kenapa? Gak teri-"

"GAK!!" Potongnya langsung lalu duduk.

"Siapa suruh pipinya tembem kayak babi."

"Iiih! Ini tuh gak tembem!! Dah ah mo pulang, mo pulang aja," Ucapnya ngambek.

"Sana pulang pake selimut aja," Bagas semangkin kesal dibuatnya.

Bagas benar-benar turun dari kasur dengan selimut tebal itu, tak lupa hpnya yang masih ia genggam.

"Yaudah," Ucapnya sambil buang muka, berjalan pelan-pelan keluar kamar sambil menyeret selimut.

Sedangkan Raka mengikutinya dari belakang.

Sampai di depan pintu rumah Raka, Bagas masih menatapnya kesal.

"Ngapain ngikut-ngikut juga!"

"Yaudah sana pulang sana," Ucap Raka lalu membalikan badannya dan menjauh.

"Aaaaaa!! Ngeselin!!!!!!" Teriaknya kesal sambil duduk dilantai seperti bocah yang merengek kepada orang tuanya.

Raka membalikan badannya kembali.

"Katanya mau pulang sana pulang, kan udah dikasih pulang, apa lagi?"

Bagas berhenti merengek, dan hanya diam, Raka tersenyum lalu berjongkok.

"Kenapa? Gak bisa pulang?" Bagas mengangguk.

"Yaudah gak usah pulang, nanti malem aja," Bujuknya lagi.

"Tapi aku mau pulang."

"Yaudah deh gini mau apa lagi? Tapi pulangnya besok gimana?"

"Iih kok besok, yaudah entar malem, tapi aku tetep boleh minta apa aja."

"Dih enak banget, gak udah gak jadi," Ucap Raka menghapus tawarannya.

"Yaudah besok!" Ucapnya bersemangat.

"Yang bener?" Bagas mengangguk cepat.

"Emang mau apa?" Tanya Raka, sambil mencoba menebak nebak sesuatu yang lebih mahal dari IP 13.

"Mauuu,, apa ya?" Bagas juga masih kebingungan apa yang ia inginkan.

'tanya Elio kali ya? Dia kan tau barang barang mahal, kan lumayan,' pikirnya jahat.

"Nanti aku pikirin dulu," Bagas membuat Raka sedikit takut, mungkin saja Bagas minta pulau? Jet pribadi? Kapal? Atau rocket? Itu yang muncul di kepala Raka.

"Jangan yang aneh aneh," Ucapnya was-was.

"Iyaaaa," Bagas pun senang, dan berjalan kembali ke kamar Raka.

'Kok lu takut sih Ka, lo kan kaya, pulau, jet pribadi, mansion sekali pun bisa lo beli, apa yang harus ditakutin' Gumamnya.

***

"El, angkat dong cepet," Ucap Bagas yang sedang diam-diam menelepon Elio di kamar mandi.

"Siapa ya?" Tanya Elio yang sudah kesal karena di telepon berkali-kali.

"Ini Bagas!"

"Duuuh,, Bagas ngapain telpon-telpon sih, Aku tuh gak suka di telepon," Protes Elio di seberang telepon.

"Iih bentar dulu El, ini penting, bangeeeet!"

"Yaudah apaan?" Bagas mengecek situasi dari luar, sekirannya aman ia kembali berbicara.

"El, El tau Raka kan?"

"Iya? Emang kenapa?"

"Kok, El gak bilang sih kalo Raka itu kaya."

"Kayak apa?"

"Kayaaa, kaya banget!"

"Iih Bukannya Raka miskin ya? Dia aja pulang pergi naik sepeda butut, Bagas ngigo yah?" Ucap Elio tak percaya.

"Nggak tau!! Bagas gak ngigo! Ini Bagas lagi pake IP," Pamernya kepada sahabatnya itu.

"Agas bagun gas, bangun Bagas halu banget apa gimana? Mana bisa Bagas beli IP," Elio masih tak percaya.

"Beneran iih, Bagas emang gak mampu beli, tapi Raka mampu yah!"

"Raka? HP punya Raka? Raka kan miskin bagas."

"Gak Elio, Raka itu kaya, kayaaaaa banget, kalo El gak percaya kira kira barang apa yang mahal? Biar Bagas minta ke Raka," Jelasnya sambil mengecilkan suaranya.

"Eummm,,, minta Steiff LV boneka beruang itu loh."

"Boneka? Emang itu mahal yah?" Bagas tidak percaya memangnya seberapa mahal boneka tersebut.

"Iyaaa banget!"

"Yaudah deh bye~" Bagas menutup telponnya.

Tuk,, tukk,,

Bagas membuka pintunya.

"Ngapain di dalem, selimut diseret-seret."

"Gak gak ngapain-pain kok!" Elaknya sambil keluar dari kamar mandi dan berbaring di kasur.

"Udah kepikiran minta apa?"

"Udah! Steiff LV."

"Steiff LV? Boneka?" Tanya Raka tak percaya.

"Iya boneka emangnya kenapa? Gak bisa beli?" Ucapnya sombong karena melihat raut wajah Raka yang begitu datar.

"Eumm,, bukannya gak bisa beli, bisa si bisa tapi gak sebanding sama perjanjian."

"Dih! Terus gimana?" Bagas harus bisa mendapat kan barang itu, agar Elio percaya.

"Satu? Dua deh dua ronde."

"Ronde apa?" Tanyanya polos.




Tbc

Seperti biasa jangan lupa vote and (Komen)~

DIAM [bxb] COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang