Raka tertawa, Raka tertawa tak percaya, bukan ini yang ia dengar.
"Haha,, gue gak habis pikir, dari awal lo emang gak suka sama gue kan? Iya kan?" Tanyanya dengan menarik kerah baju Bagas, Bagas hanya bisa pasrah.
"Lo suka sama gue karena kekayaan gue? Iya kan? Jawab!" Tanyanya lagi dengan nada tinggi.
"Iya! Iya aku suka sama kamu karena kamu kaya!" Bohongnya.
Raka melepaskan kerah baju nya lalu mendorong Bagas hingga terjatuh.
Akhh
"Dasar jalang sialan!! Buang buang waktu gue suka sama lo!"
Sakit rasanya mendengar kalimat itu, tapi mau bagaimana lagi, ini demi kebaikan Raka.
Raka pergi meninggalkannya sendiri, Bagas meringkuk, menutupi wajah, yang sudah dibasahi oleh air matanya.
Walaupun bagas baru beberapa hari berpacaran dengannya, dadanya terasa sesak, Raka lah pacar pertama nya, dan Raka juga menjadi mantan pertamanya.
Hikss..
"Agas gak cengeng! Gak cengeng hikss," Ucapnya menguat kan dirinya sambil menepuk nepuk dadanya yang terasa sakit.
***
Tiga hari berlalu, Bagas tak pernah melihat nya lagi setelah itu, entah Raka kembali ke rumahnya dan bertunangan, atau Raka tetap pergi dan hilang entah kemana, Bagas penasaran akan hal itu.
"Agaaaas~" Panggil Elio dengan wajah ceritanya dipagi hari.
"Agas kok mukanya ditekuk gitu? Ayo dong senyum~ Dari kemarin gitu terus sih, kenapaaa sini cerita sama El~" Tanya Elio sambil merangkul tangan Bagas.
"Nggak,, gak Kenapa-napa," Elio mengecek dahi Bagas mencoba memastikan suhu tubuhnya.
"Gak kok Agas gak demam, agas Kenapa cerita aja, agas pasti kalo ada apa-apa gak pernah mau ceritain ke aku!" Kesalnya sambil mempoutkan bibirnya.
"Nggaaak,,, El, aku gak Kenapa-napa nih," Ucap Bagas sambil tersenyum meyakinkan Elio kalau dirinya gak kenapa-napa.
"Palsu! Bagas lagi banyak masalah, Bagas gak mau ceritain, gak usah temenan sama aku lagi!" Kesalnya merasa dibohongi.
Elio hendak melepaskan tangan Bagas tapi Bagas menahannya.
"Iiih Elio yaudah iyaaa~ agas cerita," bujuknya yang tak mau kehilangan lagi, cukup Raka yang pergi tapi temannya yang satu ini gak boleh ikut meninggalkannya juga.
Elio tersenyum lalu mengambil posisi duduk, lalu siap mendengarkan cerita Bagas.
"Agas putus sama Raka," Elio yang mendengarkannya pun syok.
"HAHH?! BENERAN?!"
"Iiih jangan keras keras El!"
"Berani beraninya dia mutusin temen aku gitu aja!! Sampe bikin temen aku galau kayak gini!! Mana! Mana Raka!" Kesalnya lalu berdiri siap siap memarahi Raka.
"Mau kemana?"
"Marahin lah masa diem aja! Sebagai boti eh gak maksudnya sebagai laki-laki! Kalo ditindas harus tindas balik!!"
"Gak ada, Raka gak masuk," Ucapnya sambil memegangi tangan Elio.
"Loh kenapa? Takut dia yah?! Takut di omelin sama aku! Yaudah nanti pulang kita labrak kerumahnya!" Ucapnya bersemangat.
"Udah jangan El, gak usah."
"Eh itu! Eh kamu!! Siapa namanya?!" Tanya Elio sambil menunjuk Fandi yang sedang sarapan di meja ujung.
Fandi yang merasa ditunjuk pun mendadak bego.
"Gue?"
"Iya nama kamu siapa?!"
"Fandi."
"Iih Elio jangan teriak-teriak malu diliatin banyak orang," Ucap Bagas membujuk Elio agar memelankan suaranya.
Elio menyeret Bagas menghampiri meja Fandi.
"Kamu yang suka ngintilin Raka kan?! Mana Raka? Kenapa dia gak masuk?" Tanya Elio tanpa henti.
"Et dah satu satu ngapa, gua jawab yang mana dulu ini?!" Kesal Fandi yang pagi-pagi sudah di labrak.
Elio menarik nafas dalam-dalam. "Kamu yang suka ngintilin Raka kan?!"
"Iya terus kenapa?"
"Kok dia gak masuk hari ini?" Tanyanya lagi.
"Gak tau dah."
"Dih! Masa sebagai temannya gak tau, temennya kemana?!"
"Seharusnya bukannya Bagas yang lebih tau dimana tuh curut?"
"Bagas gak tau makanya aku tanya ke kamu, masa kamu nanya balik sih! Mana Raka! Seenaknya mutusin Bagas gitu aja!" Kesal sambil menggebrak meja.
"Udah El, malu diliatin orang," Bujuk Bagas menahan malu.
"Putus? Kok bisa?!" Tanya Fandi yang ikut syok dan menggebrak meja.
Bagas yang berada di tengah tengah pertengkaran mereka pun mangkin malu.
"Udah,, jangan gebrak-gebrak meja! Kalian nih bikin malu aja!" Ucap Bagas yang kesal dan ikut menggebrak meja dengan dua tangannya, masalah siapa yang ribut siapa, heran.
Semua yang menyaksikan pun terdiam, melihat seorang Bagas yang imut Nan ganteng, nyerempet cantik, menggebrak meja.
***
Setelah keributan tadi pagi Fandi pun terus mencoba menelepon Raka, tadi selalu tidak dijawab, Fandi sebagai temannya khawatir apalagi ia tahu temannya kabur dari rumah, dan coba menebak nebak dimana Raka berada.
"Ayo jawab nyet! Udah ngilang gak bilang bilang! Bisanya bikin panik doang nih anak! Woy jawab!" Kesalnya kepada handphone nya.
"Ya,, ha-halo?" Tanya seseorang dari seberang telepon.
•
•
•
•
TbcSeperti biasa jangan lupa vote and komen~
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAM [bxb] COMPLETED
Teen FictionRaka anak kelas sebelah yang selalu memperhatikan nya, Bagas sadar ia sudah lama diperhatikan oleh raka, dia agak sedikit risih tapi lama kelamaan, ia tak mempedulikannya lagi karena raka cukup tampan, jadi tidak telalu menganggu pemandangannya. Mer...