"Ngapain sih ngikutin terus!"
"Makanya kasih tau kita sebelumnya itu apa?" Tanyanya lagi kesekian kalinya.
"Buat apa kamu tau, aku gak bakal kasih tau! Udah bagus kamu lupain aja!"
"Gak kalo gini terus gimana gue gak penasaran! Kasih tau dulu," Pintanya lagi sambil mencekal tangan Bagas.
"Kenapa sih pengen tau banget! Lepasin."
"Gak kasih tau dulu," Ucapnya menahan emosi.
"Iya kenapa, kenapa pengen tau! Itu tuh gak penting!"
"Kita dulu bukan temen doang kan?!" Tanyanya mencoba menebak-nebak.
"Jangan sok tau deh kamu lepasin!"
"Pacar? Dulu kita pacaran kan?!" Tebaknya lagi Bagas terdiam.
"Bener kan?"
"Gak bukan itu! Kita juga sama-sama cowok gak mungkin, mustahil!"
"Semustahil itu kah? Kalo emang bener? Kita punya perasaan yang sama, di masa lalu, kalo gue sih gak heran kalo gue suka sama lo yang imut, gemesin," Ucapnya sambil mencubit pipi Bagas.
"Iiih sakit tau!!"
"Iya kan?"
"Lo udah punya tunangan ka! Udah lupain semuanya!"
"Jadi itu kenapa lo mau gue lupain lo? Karena tunangan gue? Segitunya?" Bagas sudah tidak kuat lagi menahan tangisnya ia langsung cepat-cepat mendorong Raka hingga Raka terjatuh.
Akhh
Raka memegangi kepalanya, satu persatu ingatannya kembali.
"Gue suka sama lo! Ayo pacaran."
"Ayo!"
"..."
"Kenapa?"
"semudah itu?"
"Iya emang mau yang ribet-ribet?"
"Bagus deh kalo gitu."Dari awal mereka bertemu, sampai Bagas memutuskan hubungan mereka.
"Raka!"
"Kalo gue bilang gak ya gak, bisa gak sih gak usah maksa-maksa, lo sama aja sama Mama gue!"
"Lo lebih milih gue sama orang lain? Lo lebih milih gue tunangan sama orang yang gue gak suka? Sedangkan gue suka nya itu sama lo."
"Iyah, aku lebih milih kamu sama orang lain, yang bisa ngasih kamu keturunan."Tangisan Bagas masih terdengar jelas pada saat itu ia meninggalkan bagas dengan mengejeknya.
"Dasar jalang sialan!! Buang buang waktu gue suka sama lo!" Lalu mendorongnya hingga terjatuh.
Ia mengingat itu mulai merasa membenci dirinya sendiri.
***
***
"Raka!" Panggil Bagas berusaha membangunkan Raka.
Raka yang sudah sadarkan diri langsung memeluknya erat.
"Maafin gue! Please, gua gak bermaksud kayak gitu," Ucap Raka tiba-tiba.
"Udah inget?" Raka mengangguk.
"Kan aku dah bilang gak usah diinget lagi, percuma! Udah bagus lupain juga."
"Kok lo egois banget sih, lebih milih lo ngadepin itu sendirian!"
"Iya aku emang egois! Aku suka sama kamu cuman karena kekayaan kamu!"
"Bohong! Lo Bohong kan soal itu?! Bahkan lo dulu tetep mau naik sepeda sama gue mau susah bareng nyari bengkel tapi tau-taunya kita gak punya uang, terus akhirnya kita jalan sampe rumah gue," Jelasnya kepada Bagas.
Bagas sudah tidak tau harus mengelaknya seperti apalagi, lalu menangis kembali sambil menutupi wajahnya.
Hikss..
Raka memeluknya erat, sambil mengusap-usap kepalanya, tak lupa mencium dahinya.
"Jangan sok kuat lagi, gue tau lo gak sanggup nahan beban itu sendirian, untung ingatan gue balik coba kalo gak, kaya orang orang lain yang ingatannya gak balik lagi, emangnya lo bisa gitu terus sampe gue nikah sama tunangan gua? hm?" Tanyanya kepada Bagas.
"Nggak, nggak boleh," Bagas balik memeluknya.
'Boleh gak sih seserakah itu, seegois itu sampe gak mau dia dimiliki sama orang lain, dan gak bolehin dia ninggalin aku lagi, boleh gak sih aku punya perasaan lagi untuknya? Apa aku bisa terus bersamanya? Walaupun akhirnya akan tetap sama saja? Atau akhirnya akan berbeda? Tidak seperti sebelumnya?' Gumam Bagas dalam hati.
"Mulai sekarang jangan nanggung itu sendirian lagi," Raka menggenggam tangannya.
"Ayo kita lalui ini sama-sama, jangan coba-coba ninggalin satu sama lain, jangan sok kuat, lain kali cerita kalo ada apa-apa, jangan dipendam sendirian, tetap bersama sampai kapan pun itu, gak ada yang boleh misahin kita lagi," Ucap Raka membuat Bagas mangkin sesegukan.
Bagas mengira Raka sama sama pria dingin pada umumnya, yang mementingkan diri sendiri tidak memperdulikan perasaan orang lain, yang tidak punya kata-kata yang menyentuh dan hanya menetap pada satu orang, yaitu dirinya.
"Kok mangkin kenceng nangis nya udah dong," Raka menangkup pipinya.
Bagas mengelap air matanya kasar, Raka menghentikannya.
"Jangan kayak gitu ngelapnya," Raka menyeka air matanya dengan lembut.
"Jangan nangis mulu, matanya bengkak kayak ikan," Bagas langsung menghentikannya.
"Iiih!" Lalu menutupi matanya yang terlihat sembab itu.
"Kok ditutupin sih kan lucu tau," Raka mencoba menyingkirkan tangannya.
"Iih,, gak lucu tau ah!!" Kesal Bagas ia tahu bagaimana matanya saat sebab, itu sangat jelek jadi ia sangat malu untuk memperlihatkan matanya.
Raka terkekeh, karena tingkahnya, ia mulai senang akhirnya ingatannya kembali, dan orang yang ia sayang selama ini juga ikut kembali.
'Gak heran gue suka sama lo yang kedua kalinya,' Gumam Raka sambil menatap Bagas yang terus menutupi matanya.
•
•
•
•
TbcSeperti biasa jangan lupa vote and komen~
Sorry update nya pagi² tadi gak sengaja ketiduran pas lagi buatnya(✿^‿^)
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAM [bxb] COMPLETED
Teen FictionRaka anak kelas sebelah yang selalu memperhatikan nya, Bagas sadar ia sudah lama diperhatikan oleh raka, dia agak sedikit risih tapi lama kelamaan, ia tak mempedulikannya lagi karena raka cukup tampan, jadi tidak telalu menganggu pemandangannya. Mer...