Flashback On
"Raka, kamu tau kan anaknya tante Yena?"
"Hmm," Sahutnya sambil makan.
"Cantik kan? Dia juga pintar, sopan banget lagi, pengen banget mama punya menantu kayak dia," Raka yang mendengarkannya mulai bosan.
Mama nya setiap makan bersama selalu saja membahas calon menantu, dan cucu penerusnya.
"Kamu belom ada, kali kali gituh kenalin kemama."
"Mah bisa gak sih gak usah bahas itu terus."
"Raka, Mama sama Papah itu udah tua, kamu gak kasian gitu sama Mama mu ini, tuh liat temen-temen Mama udah pada punya cucu."
"Mah, Raka masih sekolah, siapa suruh Mama telat lahirin Raka nyesel kan," Sindirnya.
"Ya paling gak gitu, Mama pengen cepet-cepet punya menantu."
"Mama."
"Raka, bener apa kata Mama mu, apa perlu Papa jodohin kamu?" Ucap Papanya mendukung mamanya.
"Gak, apa-apaan sih jodoh-jodohin, kuno banget," Raka pun sudah tidak nafsu makan lalu menaruh sendok dan garpunya dengan tidak santai.
"Kuno-kuno, yaudah besok bawa pacar mu, kenalin ke ka Mama sama Papa, kalo gak hari Selasa depan Papa bakalan jodohin kamu sama anak nya, siapa tadi mah?"
"Anaknya Tante Yena, sih Gina tuh," Sambung Mama nya.
Raka bangun dari kursinya lalu pergi meninggalkan mereka dengan kesal.
***
"Ban*gst!"
"Wey tenang wey, ada apa lagi? Emak lo ngomongin menantu lagi?"
"Mereka nyuruh gue ajak pacar gue kerumah, sedangkan lo tau lah anjir."
"Bagas? Emang kenapa?"
"Pasti gak bakal direstuin Fan! Mereka tuh mentingin cucu penerus keluarga Pramudya, cuman gara-gara temen-temen mereka momong cucu!"
"Ya terus gimana?"
"Kok lo nanya balik kan gue minta saran ke lo!"
"Yah gue kan bukan elo, gue juga gak tau."
"Mana nanti kalo gua gak bawa, hari selasa depan Papa gue jodohin gua sama Gina? Lo tau Gina kan? Yang sok sok an itu, mana centil banget ish," Ucapnya yang merasa geli.
"Yaudah bawa Bagas, jelasin ke emak lu."
"Percuma Fan! Gua dah tau gimana endingnya."
"Yaudah, mau gak mau lo harus mau di jodohin Ka."
"Gak! Bodo lah anjir suka suka mereka gua tetep nolak!"
***
Flashback Off
Tak... tok.. tak..
Suara Sepatu high heels menuruni Tangga.
"Ehh.. Raka udah pulang?" Raka yang sedang didapur melihat ke arah sumber suara.
Perempuan yang sudah berumur itu menghampiri Bagas.
"Temennya Raka?"
"Halo tante," Sapa Bagas berdiri, mamanya Raka pun tersenyum.
"Temen kamu imut juga ya ka?" Tanya Mamanya.
Raka menghampiri Bagas dan menarik tangannya.
"Loh kok pergi, oh yah ka jangan lupa malam ini makan malam sama calon tunangan mu," Ucap Mamanya.
Bagas hanya menyimak ucapan Mamanya dengan wajah polos yang tak tau apa-apa.
"Apaan sih mah! Calon-calon! Gak Raka gak mau."
"Kan pas itu Papa udah bilang Ka? Gak inget?"
"Bisa gak? Gak usah maksa-maksa Raka buat tunangan, Raka gak mau nikah! Gak akan! Gak usah ngarepin cucu- cucu, Raka gak mau punya anak."
Plakk,,
Satu tamparan mendarat di pipinya, Bagas yang melihat itu pun terkejut.
"Kamu gak boleh ngomong gitu! Jaga omongan kamu! Kalo Papa kamu sampe tau gimana?! Terus kalo kamu gak mau punya anak siapa yang bakal nerusin perusahaan Papa mu setelah kamu?!"
"Pokoknya Raka gak mau ! JANGAN PERNAH PAKSA RAKA! KALO RAKA BISA MILIH RAKA GAK MAU DILAHIRIN DARI KELUARGA PRAMUDYA! Yang selalu maksain harus punya keturunan!"
Plakk,,
"Okeh kalau kamu mau nya gitu! Sekarang jangan pernah kamu menginjakkan kaki di rumah ini!" Raka menarik tangan Bagas keluar dari sana, pergi meninggalkan Mamanya sendiri.
***
"Raka!" Bagas menarik tangannya.
"Raka berhenti!" Raka melepaskan tanyanya.
"Kok kamu gitu sih! Sama Mama kamu?! Kasian Mama mu!"
"Buat apa dikasianin, buat orang yang Haus akan keturunan."
"Raka! Jangan gitu!" Bagas memukul dada Raka.
Deg,
"Sekarang balik! Minta maap!"
"Gak!"
Deg,
"Raka!" Bagas memukulnya lagi.
"Kalo gue bilang gak ya gak, bisa gak sih gak usah maksa-maksa, lo sama aja sama Mama gue!" Bagas mulai terpancing emosinya.
"Yaudah suka suka kamu! Kalo gak mau di atur! Putuss aku mau putus!"
"Kok lo seenaknya gitu bilang putus! Padahal gue udah bela belain demi lo tapi lo nya kayak gini!"
"Aku gak minta dibela-belain! Aku gak suka sama kamu! Sama kamu yang gak nurut sama orang tua!"
"Lo lebih milih gue sama orang lain? Lo lebih milih gue tunangan sama orang yang gue gak suka? Sedangkan gue suka nya itu sama lo," Tanyanya sambil menarik kerah baju Bagas.
Bagas terdiam, ia menangis tanpa sadar.
"Iyah, aku lebih milih kamu sama orang lain, yang bisa ngasih kamu keturunan," Ucapnya dengan suara yang mulai bergetar.
•
•
•
•
TbcHehe seperti biasa jangan lupa vote and komen~
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAM [bxb] COMPLETED
Teen FictionRaka anak kelas sebelah yang selalu memperhatikan nya, Bagas sadar ia sudah lama diperhatikan oleh raka, dia agak sedikit risih tapi lama kelamaan, ia tak mempedulikannya lagi karena raka cukup tampan, jadi tidak telalu menganggu pemandangannya. Mer...