Bagas terbangun, lalu duduk, dengan tangan yang sudah diikat dengan ikat pingang yang entah dari mana.
Ia melihat Raka yang sepertinya sudah menunggunya.
"Ka," Panggilnya canggung, Raka berdiri dari duduknya, menghampiri kotak musik yang berada di dekat kasur yang Bagas duduki.
Ia menyetel musik berjudul 'comedy - Jeff Satur' dianjurkan sambil mendengarkan musiknya untuk mendalami cerita.
Alunan musik mulai terdengar, Bagas mulai sedikit takut dengan ekspresi wajah Raka yang begitu kosong.
Raka menghampiri nya duduk di ujung kasur, menarik kaki Bagas supaya mendekat.
Mengelus jari jemari kakinya, lalu mencium punggung kakinya, dari bawah sampai menyelusurinya ke kaki bagian atas.
Bagas mulai merinding dengan apa yang dilakukan Raka.
"Rak-"
"Shuttt," Ucapnya memberi isyarat agar tidak mengeluarkan suara, sambil menaruh jari telunjuknya di bibir Bagas dan mengelus bibirnya pelan.
Bagas terdiam, Raka melanjutkannya, dengan mencengkram kedua pipi Bagas, lalu mendekatkan wajahnya, dan menatapnya dengan intens.
Bagas memejamkan matanya takut, membuat Raka sedikit geram, dan menguatkan cengkramannya.
"Akhh, sahkit!" Bagas berusaha meraih tangan Raka agar melepaskannya.
Raka langsung melumat bibirnya tiba-tiba, sambil menekan tengkuknya agar memperdalam lumatannya.
Bagas sedikit kewalahan, Raka dengan sengaja menggigit bibir bawahnya sampai berdarah, lalu melepaskan ciumannya.
Bagas langsung mengatur nafasnya yang begitu terengah engah, sedangkan Raka menunjukan senyum kemenangannya.
Raka lanjut membuka kancing baju kemeja Bagas, tapi Bagas menghentikannya.
"Iiih! Mau ngapain sih!"
"Mau liat sesuatu yang ada dibalik baju ini," Ucapnya sambil mengelus elus dada Bagas dari luar kemeja.
"Gak! gak boleh!" Tolaknya, sambil terus menyingkirkan tangan Raka, dengan tangan yang masih terikat.
Raka langsung mengubah ekspresi nya menjadi kecewa, lalu terdiam.
"Lepasin," Pinta Bagas dengan enteng.
"Lepasin? Lepas aja sendiri kalo bisa," Ucapnya lalu memunggungi Bagas.
"Ahh! Lepasin!" Pintanya lagi, tapi tetap tidak didengar oleh Raka.
"Raka lepasin, ini sakit," Mohonnya kepada Raka.
Raka membalikan badannya.
"Sakit?" Bagas mengangguk cepat.
"Yaudah biarin, bagus."
"Ka! Ini sakit! Sa-kit! Kok bagus sih?!"
"Pikir aja sendiri."
"Yaudah iya, buka, aku gak larang, tapi lepasin dulu," Pintanya lagi.
"Tapi janji jangan pergi?" Tanyanya yang tak ingin kehilangan.
"Iya janji!" Raka pun melepaskan ikatannya lalu mengelus elus dan mencium tangan Bagas yang memerah bekas ikatannya, sambil menatap Bagas sayu.
Setelah itu mendorongnya agar berbaring, lalu kembali membuka kancing baju kemejanya lagi satu persatu, tanpa penolakan.
Raka melihat nipple merah mudah yang begitu indah, rasa kagumnya mangkin membara.
Ia kembali tersenyum lalu mencium tubuh Bagas di setiap sisi, membuat Bagas menggeliat keenakan, merasakan bibir Raka yang menyentuh tubuhnya tak lupa dengan tangan Raka yang terus mengelus elus paha nya lembut.
Nnghh
Leguhnya yang tak sengaja kelepasan, Bagas langsung menutupi wajahnya malu saat Raka kembali menatapnya.
Raka menyingkirkan tangannya paksa, ia ingin melihat ekspresi Bagas, yang sedang menikmati permainannya.
"Jangan liat!" Sentaknya malu.
"Malu?" Tanyanya sambil terus menciumi bagian nipple nya.
Mmnhh
Leguhnya lagi yang tak bisa ditahan, Raka mengelus gundukan yang sedikit menonjol di balik celana pendek itu.
"Jangan pegang!!"
"Kenapa jangan?"
"Iya, pokoknya jangan!" Larangan adalah perintah, Raka menarik kaki Bagas lalu menaruh kaki kanannya di atas bahu, tak lupa menciuminya.
Bagas memberontak, ia menendang dada Raka kencang, membuat Raka sedikit terkejut.
Bug
Raka yang tak terima pun langsung mencengkram kakinya kuat kuat.
"Akhhh! Sakit Raka! Lepas akkhh! Lehpas!" Raka tetap terus mencengkram nya sampai puas.
"Jangan pernah, ngelakuin hal bodoh, kalo gak mau rasa sakit," Nasihatnya.
"Iyaaa ampun, please, lepasin," Raka pun melepaskannya.
Seperti yang ia lakukan sebelumnya, Raka langsung mengelus elusnya dibagian yang ia cengkram tadi.
Bagas mulai melunak, dan mulai mengikuti alur permainan Raka, jujur walaupun aneh tapi Bagas menyukainya.
Bagas melingkarkan tangannya dileher Raka menarik nya pelan agar mendekat.
"Love you," Bisik Bagas di telinganya.
"Me too," Balasnya dengan membisikannya juga.
•
•
•
•
TbcHehe double up><
Seperti biasa jangan lupa vote and Komen
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAM [bxb] COMPLETED
Roman pour AdolescentsRaka anak kelas sebelah yang selalu memperhatikan nya, Bagas sadar ia sudah lama diperhatikan oleh raka, dia agak sedikit risih tapi lama kelamaan, ia tak mempedulikannya lagi karena raka cukup tampan, jadi tidak telalu menganggu pemandangannya. Mer...