Makasih

4.3K 476 9
                                    

Keesokan harinya, di kantin jam istirahat pertama, dimana semua para murid bergegas pergi ke kantin, karena tidak ingin mengantri lama.

Banyak yang langsung berlarian keluar kelas dengan tidak santai, apa lagi jam istirahat pertama hanya diberi waktu 10 menit.

"Sepuluh menit istirahat macam apa itu hah?"

"Gak tau tauan lo, sepuluh menit itu berharga coy, noh liat noh, jombi jombi pada berlarian kek nyari mangsa."

"Lo gak ikutan fan?"

"Ogah gua mah, lo gak tau aja gua kan megang nomer ibu kantin, lo gak mau ikut mesen biar gue pesenin nih sebagai teman yang baik."

"Njay si paling baik, yaudah atuh pesenin tejus satu."

"Itu doang? Lo, lo gak laper gitu? Gue dari dulu gak pernah liat lo makan dah."

"Makan? Masih jaman?" Fandi langsung menoyor kepalanya.

"Bego, lu kalo gak makan dah mati berarti dongo."

"Emang ya."

"Iye."

"Gak nanya sorry," Ucapnya ngeselin.

"Eh broh, broh, liat!" Panggil nya heboh.

"Liat apaan?"

"Itu crush lo lewat."

"Mana mana?? Yang bener lu??" Tanyanya yang ikut heboh sambil melihat ke arah pintu.

"Telat lo."

"Ban*gsat, ayok kantin," Ucapnya semangat.

"Dih, dih, giliran ada doi semangat lo ngantin najis."

"Udeh ayok buruk njer, sepuluh menit itu berharga."

Fandi mengeluarkan ekspresi e'neg nya, melihat kelakuan temannya itu yang tidak jelas.

***

"Yah mejanya penuh cuy, gimane?"

"Bediri aja gak papa gue mah," Ucapnya sambil mencari dimana sang pujaan hatinya berada.

"Dih lo mah enak cuman tejus, lah gue pesen baso njer, lo kira gue apaan makan bakso sambil bediri."

"Mana gue tau itu mah urusan lo, sana ambil pesenan gue."

"Baik baginda Raja," Ucapnya lemah lembut, layaknya pelayan Raja.

"Mana permaisuri ku?" Gumam Raka ikut mendalami peran.

"Please deh ka, lo tau jijik gak Ka, jijik gue dengernya."

"Emang gue nyuruh lo dengerin?"

"Gue punya kuping bego!"

"Nah, nah, tuh, permaisuri aing lagi nganterin baso, lo cari meja aja, biar gue yang ambilin pesenan lo," Ucapnya menepuk bahu Fandi lalu pergi begitu saja.

"Pen gue tampol lo lama lama, gitu tuh kalo matanya dibutakan oleh cintah, tapi bagus deh gue gak repot-repot berdesakan dengan para jombi jombi yang kelaperan," Gumamnya lalu pergi mencari tempat duduk yang kosong.

***

"Bu! Baso satu!!" Teriak Bagas yang sedang mengantri baso.

"Bu punya saya dulu bu! Ibuuuu!" Teriaknya lagi yang tidak sabaran.

Beberapa gerombolan anak menyelak anteriannya.

"Iih! Minggir dong! Minggir! Aku duluan yang pesen! Ibu!!" Teriaknya lagi agar didengar oleh ibu kantin.

"Iih mana tinggi tinggi semua, Elio kemanasih duh, mana udah jam 09.55," Gerutunya.

Raka yang mendengar ocehan itu tepat di sebelah nya hanya bisa menahan tawa.

"Ibuuuu! Saya duluan ibu!! Bakso satu mangkok bu~" Ucapnya mulai lesu karena tidak didengar oleh sang ibu kantin.

Raka pun menerobos masuk antrian paling depan dengan sangat mudah karena tubuhnya yang tinggi, dan cukup popular.

"Bu saya mau ngambil pesenan temen saya si Fandi, sama pesen lagi satu mangkok," Ucapnya santai tak perlu teriak-teriak.

"Ini den Raka pesenannya totalnya jadi 20 ribu," Raka langsung memberikan uangnya lalu mengambil dua pesanannya dengan satu nampan.

"Makasih bu."

"Iya, lain kali mampir lagi ya den Raka," Raka hanya memberikan senyuman tipisnya lalu hendak keluar dari antrian.

"Iiih ibu!! kan saya duluan yang pesen kok dia duluan yang dikasih!" Protesnya saat sampai dibarisan depan.

"Maaf maaf den-" Raka langsung menarik tangannya tanpa basa basi keluar dari barisan.

"Iiih! Kok narik narik sih! Aku masih mesen tau! Tuh kan udah tinggal 3 menit lagi!" Kesalnya.

"Udah?"

"Hah?"

"Nih," Raka memberikan satu mangkok yang ia pesan tadi kepada Bagas.

"Habisin cepet, tinggal 2 menit lagi," Ucapnya sambil melihat jam tanganya.

Bagas terdiam, tak percaya.

"Dah ya gue tinggal, temen gue nyariin," Ucapnya cepat lalu pergi dari sana.

'ini beneran? Beneran kan? Aku gak lagi mimpi?'

Kringgg,,,,,

Bel masuk kelas pun berbunyi, Bagas langsung cepat-cepat duduk di kursi terdekat dan memakan bakso nya, yang masih panas itu mau tak mau.

***

"Agas kok lama banget? Itu bibirnya kenapa merah banget, sampe keringetan gitu?"

"Eeel pedess~"

"Loh? Agas makan pedes? Bukannya Agas gak bisa makan pedes?"

"Panjang ceritanya, El punya minuman gak? Pedes banget aaaah~"

Elio cepat-cepat mengambil air minumnya.

"Oh iyah, El, aku blom bilang makasih."

"Makasih?" Tanyanya penasaran.

Bagas pun menceritakannya dengan detail.

***

"Gimana bilangnya?" Tanyanya malu malu kepada Elio.

"Iya kamu tinggal bilang makasih, emang mana sih orangnya, aku gak pernah liat."

"Itu tuh yang lagi duduk di tribun," Elio melihat kearah yang Bagas tunjuk.

"Raka? Serius?!" Tanyanya kaget.

"Iya serius."

"Wahh, beneran gas?"

"Iyaaaa eeeel!"

"Eummm,, yaudah kamu bilang makasih Raka, abis itu kamu balik kesini lagi."

"Ayo temenin iih aku takut."

"Aku juga takut gas, mending gak usah bilang."

"Tapi El, gak boleh gitu kata mama agas kalo dikasih orang harus bilang makasih."

"Yaudah sana semangat!" Ucapnya sambil mendorong Bagas.

***

"Makasih Raka!" Ucapnya cepat.





Tbc

Xixixi akhirnya up juga seperti biasa jangan lupa vote and Komen ~

DIAM [bxb] COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang