"ini kan yah rumah nya? Apa gue salah?" Tanya Raka sambil mencoba mengingat ingat lagi yang mana rumah pacarnya itu.
"Bener gak yah?" Raka mengetuk pintu.
Tuk,, tukk,,
"Permisi?"
"Ya ada apa yah? Eh kek pernah lihat, masnya yang tukang goput itu bukan?"
"Eeeh,,, bukan om mungkin om salah lihat," Elak Raka yang masih lupa dengan hari itu, hari dimana ia rela jadi tukang goput demi ketemu Bagas malam-malam.
"Temen Bagas bukan? Soalnya saya pernah lihat kamu tapi lupa dimana, maaf yah."
"Iya saya temannya Bagas om, iyaa gak papa om, Bagasnya ada?" Tanya Raka yang sudah tidak sabar ingin melihat sang pujaan hati.
"Ada, sebentar saya panggilkan dulu," Papanya Bagas pun kembali masuk.
Raka mengambil ponselnya di saku jaketnya, dan kembali merapikan rambutnya lagi, dengan ponsel sebagai cermin.
"Udeh ganteng kan yah gue?" Gumamnya sendiri.
Bagas keluar dengan baju tidur dan celana yang sangat pendek, tidak lupa wajah khas bagun tidurnya.
Bagas memincikan mata melihat Raka yang masih sibuk dengan rambutnya.
"Ngapain kamu pagi pagi kesini?" Tanya Bagas.
Raka langsung menaruh ponselnya kembali ke saku, lalu memperhatikan Bagas dari atas sampai bawah, lalu sedikit tersenyum.
"Ngapel, emangnya gak boleh? Bukannya gue semalem dah bilang bakal jemput lu hari ini?"
"Hah? Masa sih aku belum buka HP, ini juga Masih pagi banget tauuu," gerutunya.
"Pagi gimana? Ini tuh udah jam sepuluh siang manisss," Ucap Raka gemas sambil mengacak-acak rambut Bagas yang masih setengah sadar.
"Iiih," Bagas hendak mengacak-acak rambut Raka balik tapi nyawanya Masih belum terkumpul.
"Udah sana mandi gue tunggu jam sepuluh tiga puluh kita berangkat."
"Emangnya mau kemana sih? Mager banget tauuu," Ucap Bagas yang masih malas untuk keluar rumah di minggu pagi hari.
"Kemana aja, ketempat yang lu mau."
"Bener yah, pake uang kamu?"
"Iya sayang nya Rakaaa,, sana mandi dandan yang cantik," Ucap Raka sambil mencubit pipinya.
"Aku nih cowok ka," Kesalnya yang tak mau disamakan dengan perempuan.
"Iyaa,, iya sana," Raka cepat-cepat mengiyakannya sebelum batal pergi.
***
Satu jam berlalu.
"Maaf yah nak Raka, Bagas emang gitu kalo mandi suka lama," Ucap Papa nya yang tak enak karena anaknya mandi sudah seperti anak gadis.
"Gak papa om, saya udah biasa nunggu."
"Jangan Panggil om Panggil Papa ajah biar lebih akrab."
"Iya om, eh maksudnya Pah," Raka tersenyum canggung, pasalnya ini kali pertamanya berbincang bincang dengan Papa mertua.
Bagas sudah berdandan dengan sangat rapi, tak lupa parfum soft dengan wangi vanilla yang sering Raka cium.
"Eh udah rapi anak Papah, emangnya mau pada kemana sih kalian rapi-rapi begini?"
"Jalan-jalan lah Pah, emangnya kenapa?" Tanya Bagas yang masih sibuk dengan tas kecilnya, mengecek barang bawaannya.
"Jangan ke tempat yang aneh aneh yah Gas, Nak Raka tolong yah Bagas suka pingsan kalo panas panasan , kalo ada apa apa kabarin ke saya no wa saya sudah di save kan?" Ucap Papanya khawatir dengan anak laki-lakinya itu.
"Iya Pah udah kok tenang aja, saya bakal balikin Bagas tanpa lecet sedikitpun," Ucap Raka cari muka.
"Yaudah sana keburu siang, nanti panas, Agas jangan bakal yah nurut kalo dibilangin," Papanya Masih khawatir, seperti orang tua yang pertama kali memasukan anaknya ke sekolah dasar.
"Iyaa Papaaa," Mereka pun keluar Bagas agak sedikit terkejut melihat Mobil yang Raka bawa.
"Kamu nih gak takut lecet apa bawa Mobil mahal-mahal, biasa juga pake sepeda," Omel Bagas.
"Kalo pake sepeda nanti lu kepanasan terus pingsan gimana? Repot gue nya bawa sepeda bawa orang pingsan, lagian juga gak seberapa," jiwa miskin Bagas meronta ronta saat Raka bilang itu gak seberapa, dengan harga Mobil yang bisa membeli kontrakan berpetak petak.
"Iya iyaaa, suka suka kamu," Raka membukakan pintu mobilnya untuk Bagas.
***
"Yang," Panggil Raka masih fokus dengan jalanan.
"Hmm,, Apa?" Tanya Bagas yang asik berfoto agar bisa memamerkannya kepada Elio.
"Mau kemana?"
"Bagusnya kemana?"
"Gak tau, kamu maunya kemana?"
"Toko buku dulu yang, aku lagi cari bahan buat tugas," Ucap yang masih asik sendiri.
"Kamu gak laper?" Tanya Raka menghentikan mobilnya.
"Kamu laper?" Bagas balik bertanya.
"Iya lapeeer banget pengen makan kamu," Raka menarik bahu Bagas agar mendekat lalu mencium bibirnya.
Cup
Cekrek,,
Bagas memencet tombol foto, sangkin tiba-tibanya.
"Iih," Bagas tersipu malu ia melepaskan tangan Raka dari bahunya, dan tanpa sadar ia menekan tombol kirim.
•
•
•
•
Tbcseperti biasa jangan lupa vote and komen, makasih yang udah nungguin ak up huhu🤧
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAM [bxb] COMPLETED
Teen FictionRaka anak kelas sebelah yang selalu memperhatikan nya, Bagas sadar ia sudah lama diperhatikan oleh raka, dia agak sedikit risih tapi lama kelamaan, ia tak mempedulikannya lagi karena raka cukup tampan, jadi tidak telalu menganggu pemandangannya. Mer...