"Akhirnya selesai juga! Ayo!" Ucap Elio bersemangat sambil merangkul tangan Bagas.
"Kemana?"
"Ke Rumah sakit, labrak Raka."
"Kamu seriusan El? Dia baru bangun loh," Ucap Bagas khawatir.
"Seriuslah emangnya aku main-main aku Masih gak terima gas," Jelasnya.
"Tapi kan El?" Bagas mempoutkan bibirnya ragu-ragu.
***
Tuk,, tukk,,
Raka membukakan pintunya.
"Ya?"
"Sadar juga kamu!" Kesal Elio yang baru saja bertemu Raka, Bagas memegangi tangannya agar tidak membuat keributan.
"Siapa?" Seperti tidak mengenali mereka.
"Siapa?! Agas, bisa bisanya dia pura-pura lupa!"
Fandi yang mendengar keributan itu pun cepat-cepat keluar.
"Eeeh! Jangan ribut! Ini rumah sakit! Jangan teriak-teriak!"
"Nyuruh orang jangan teriak-teriak sendirinya teriak-teriak!!" Ucap Elio nyolot.
"Udah! Eeeel, Fandi, kok kalian yang malah ribut," Bagas berusaha melerainya.
***
"Jadi gitu Raka gak inget apa-apa setelah itu," Jelas Fandi kepada Bagas dan Elio, tanpa Raka.
"Jadi dia beneran lupa? Terus gimana gas?"
"Eungg,, bagus deh lebih baik kaya gini aja."
"Lo gak papa emangnya?" Tanya Fandi merasa kasihan.
Bagas terdiam menunduk, ia tak berpikir kejadiannya akan seperti ini, hanya dirinya yang mengingat kenangan itu, Bagas harus melupakannya dan menguburnya dalam-dalam, walaupun rasanya sakit demi kebaikan Raka, keluarganya.
Setelah itu Bagas pulang, dan berendam dikamar mandi dengan waktu yang begitu lama, dan berharap cepat melupakannya.
POV Bagas
Ini tentang diriku, diriku yang begitu menyedihkan, cinta pertama memang selalu berakhir buruk, dan cinta pertama lah yang mengajarkan ku, mencintai seseorang tidak harus memiliki.
Walau sebanyak apa kamu mencintai nya, orang-orang tidak perlu tau, cukup dirimu, dan tuhan lah yang tau.
Cinta memang tidak selamanya manis, ada kala itu akan menjadi pahit, seperti waktu kamu cemburu, karena bukan hanya kamu saja yang mencintai nya, banyak yang mencintai nya kamu hanya salah satunya.
Cinta, sejauh ini aku hanya memahaminya sedikit, aku belum punya banyak pengalaman tentang cinta, bahkan mungkin yang ku alami ini bukan cinta melainkan rasa kagum, itu yang selalu membuatku keliru.
Kagum, aku mungkin baru di tahap kagum, kagum akan dirinya, kagum akan wajah nya, kagum akan tatapan matanya yang begitu nyaman, kagum akan perilakunya terhadap ku, kagum akan setiap moment bersamanya.
Aku ingin sekali menceritakan tentangnya kesemua orang, menceritakan semua yang aku kagumi kepadanya, menceritakan tentang hal kecil yang ia lakukan untuk ku.
Tapi aku sadar, dia bukan siapa-siapa ku lagi, untuk apa aku menceritakan yang sudah berlalu, bahkan orang lain pun tak begitu tertarik mendengarnya, dan bahkan mungkin orang-orang tersebut, menyuruh ku untuk melupakannya.
Bisa dibilang move on, lupakan, semangkin aku mencoba melupakannya, maka aku semangkin mencintai nya, lalu apa yang harus ku lakukan lagi? Diam?
Yeah itu Pilih terakhir nya mencintainya dalam Diam, mengaguminya dan menceritakannya kepada diri sendiri, mungkin aku sudah gila.
Gila karenanya, obsesi akan satu orang, mungkin terlihat lebay, tapi ini aku, ini yang kurasakan, membuat berbagai batasan menutup hati ku, dan hanya bisa terbuka olehnya.
Bodoh, aku memang bodoh, sebegitunya mencintainya.
Aku pernah menertawakan diri ku sendiri saat melihat nya bahagia tanpa ku, dan bukan karena ku.
***
POV Author"Bodoh! Cengeng hikss,, bisa bisanya aku nangisin Cowok brengsek kaya dia!" Ucapnya frustasi, ia mengeluarkan semua emosinya saat itu, dan mencoba melupakannya lagi dan lagi sampai ia benar benar bisa melupakannya.
***
Sebulan berlalu Bagas melaluinya begitu berat, sedangkan di sisi lain melupakannya begitu mudah.
Bug,,
"Sorry sorry aku gak sengaja," Ucap Bagas yang tak sengaja menabrak seseorang, karena lari begitu cepat hingga terjatuh.
"Eh, iya gue gak papa, lo gak papa?" Tanya Raka sambil memberikan celananya yang habis terkena aspal.
Bagas sedikit terkejut, saat melihat orang yang ia tabrak adalah mantan pacarnya.
"Sini," Tawar Raka sambil mengulurkan tangannya.
Bagas mengabaikannya, dan cepat-cepat berdiri, sudah lama ia tak melihat Raka dari dekat, ternyata sama menyeramkannya seperti dulu.
Bagas meninggalkannya tanpa sepatah katapun, membuat Raka heran.
"Woy Ka, lo beneran gak inget apa-apa?" Ucap Fandi menghampirinya.
"Inget apaan? Perasaan gak ada tuh," Tanyanya, sambil coba mengingat-ingat apa yang ia lupakan.
"Sama sekali? Waaah kalo gue jadi dia ngeseng banget sih Ka."
"Lo ngomongin apa sih gue gak paham, lo ngomongin itu terus, tapi gak pernah ngasih tau gue apa yang gue lupain."
•
•
•
•
TbcSeperti biasa jangan lupa vote and komen ಥ‿ಥ
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAM [bxb] COMPLETED
Teen FictionRaka anak kelas sebelah yang selalu memperhatikan nya, Bagas sadar ia sudah lama diperhatikan oleh raka, dia agak sedikit risih tapi lama kelamaan, ia tak mempedulikannya lagi karena raka cukup tampan, jadi tidak telalu menganggu pemandangannya. Mer...