Raka menghalangi jalannya.
"Minggir aku kebelet ini," Jelas Bagas yang ingin pergi ke toilet tapi di hadang oleh Raka.
"Rakaaa," Bagas berusaha nyelonong, tapi Raka mendorongnya kedinding membuat Bagas kaget.
"Kenapa gak mau di jemput?" Tanyanya langsung, Bagas menunduk takut tak berani menatapnya.
"Kenapa?" Tanyanya lagi.
"Itu, eumm.."
"Apa?" Tanyanya sekali lagi sambil menarik dagu bagas agar menatap nya balik.
"An, Andra maksa berangkat bareng," Ucapnya takut.
"Terus kalo gue yang maksa lo tolak?"
"Nggak gituu.. itu Andra maksanya sebelum kamu," Jelasnya.
Raka terus menatapnya, mencari apakah pacarnya itu sedang berbohong.
"Pipis... minggir bentar.. bentaar ajah," Pinta Bagas yang sudah menahannya dari tadi, Raka pun memberikan jalan dan menunggu nya di depan pintu.
***
"Kok masih disini."
"Mau kemana emangnya?" Tanya Raka yang terus menatapnya.
"Nggak, gak kemana mana, sana balik ke kelas," Usir Bagas sambil mendorong-dorongnya.
"Mau kemana?" Tanya Raka lagi sambil meninggikan suara.
"Udah jangan kepo deh jadi cowok."
"Kemana?!" Tanya Raka lagi yang mulai geram sambil meremas kedua bahunya.
"Akhh.. sakit! Lepas!" Raka langsung melepaskannya.
"Kemana? Kalo di tanya tuh di jawab, bukannya ngeles!"
"Bolos ke kantin!" Jawabnya dengan jujur.
Raka pun lega dengan jawabnya, apa yang ia pikirkan ternyata salah.
"Siapa yang ngajarin bolos?" Tanya Raka, Bagas langsung menunjuk Elio yang dari tadi menunggu di belakang Raka.
"Eh Raka.. kirain tadi siapa," Ucapnya sambil nyengir dan pergi merangkul Bagas.
Raka sedikit tenang, karena orang tersebut bukan rivalnya.
"Jangan cepu!" Ucap Bagas memperingati Raka.
"Terus kalo cepu?" Tanya Raka.
"Putus?" Tanya Bagas balik dengan bercanda.
"Ooh.. okeh," Raka meninggalkanya dengan ekspresi meremehkan.
"Awas!! Jangan cepuu!! Putuss benerannn!" Teriak Bagas kesal dari kejauhan yang masih bisa didengar oleh Raka.
***
Raka menunggu Bagas di depan pintu kelas.
"Eh lo ka, lo juga lagi nungguin orang?" Tanya Andra yang juga berdiri dekat pintu.
"Hmm," Dehemnya sambil menatapnya sinis.
"Pacar lo di kelas ini juga?" Tanya Andra basa-basi, Bagas yang melihat mereka menunggu didepan kelas pun keheranan.
"Ngapain pada di sini?" Tanyanya kebingungan.
"Pulang bareng gue," Ucap Raka cepet.
"Ehh.. kan tadi gue yang jemput, gue yang harusnya nganterin lo pulang kan?" Tanya Andra pede.
Bagas mangkin bingung.
"Wait, wait! Kalian ngapain di depan pintu, ngalangin jalan tau," Ucap Elio sambil merangkul lengan Bagas pergi.
Andra dan Raka mengikuti mereka dari belakang sampai parkiran.
Raka menarik tangan Bagas agar mendekat.
"Eee.. sorry Andra aku pulang bareng Raka, udah janjian dari siang tadi mau pergi juga ke toko Buku," Tolak Bagas membuat Raka tersenyum.
"Yaudah Andra anterin aku aja! Aku gak bawa motor hari ini," Ajak Elio lalu menarik Andra menjauh dari sana.
"Kenapa pake alasan janjian ke toko Buku?" Tanya Raka.
"Terus aku bilang aku itu pacarnya seorang Raka? Cuman Raka yang boleh anter jemput aku? Gituh?" Jelas Bagas.
"Iya boleh tuh boleh, biar gak ada yang gangguin lo, biar gue gak harus was was takut pacarnya diambil orang," Ucap Raka mengiyakannya.
"Isssh~ emangnya kamu mau dikatain homo? Terus nanti kalo kita putus gak ada yang mau sama kamu karena kamu homo," Tanya Bagas sambil mengunyel-unyel pipi Raka gemas.
"Ehh.. bener juga yah, yaudah nanti aku bilang ke Andra, biar kamu dikatain homo, terus gak ada yang mau sama kamu selain aku," Ucap Bagas.
"Berarti lo juga dong, gak ada yang mau sama lo selain gue?"
"Tapi.. gak gak!! Nanti semisalnya mama ku tau terus gak terima gimana?! Gak gak jadi publish," Ucapnya panik.
"Kalo semisalnya gue bisa bikini orang tua lo terima gimana?"
"Gak tauk! Nanti aja, panas ayo pulang," Ucap Bagas mengakhiri pembicaraan.
"Yaudah ayo," Raka mengeluarkan kunci Motor.
"Gak naik sepeda?" Tanya Bagas heran.
"Kenapa emang?"
"Nanti pulang nya cepet doang?" Tanya Bagas malu.
"Yaudah mau muter muter dulu?" Bagas mengangguk setuju.
***
"Mau jajan?" Tanya Raka yang masih mengendarai motor.
"Hah?" Tanya Bagas yang tidak kedengaran karena suara angin.
"Mau jajan?!!" Tanyanya lagi.
"Apaan sih gak kedengaran!" Raka menghentikan motornya tiba-tiba membuat Bagas merosot dari tempat duduk nya.
"Iiih! Kalo ngerem tuh jangan mendadak juga kali!" Kesalnya sambil membenarkan posisi duduk nya kembali.
Raka membuka kaca helmnya "mau jajan?" Tanyanya lagi sambil menghadap ke belakang.
"Terserah," Satu kata yang memiliki banyak arti.
"Udah kayak anak cewek aja terserah," Sindirnya.
"Aku gak tau mau jajan apaan, aku juga gak tau daerah sini."
Akhirnya mereka pun memutuskan membeli Es Teh lalu Bagas minta mampir kerumah Raka.
"Tumben kemaren-kemaren gak betah tuh disini," Sindirnya.
"Itu kemarin bukan sekarang," Ucapnya sambil minum Es dan duduk anteng di sofa Ruang tamu.
Tak... tok.. tak..
Suara Sepatu high heels menuruni Tangga.
"Ehh.. Raka udah pulang?" Raka yang sedang didapur melihat sumber suara.
Perempuan yang sudah berumur itu menghampiri Bagas.
"Temennya Raka?"
"Halo tante," Sapa Bagas berdiri, mamanya Raka pun tersenyum.
"Temen kamu imut juga ya ka?" Tanya mamanya.
Raka menghampiri Bagas dan menarik tangannya.
"Loh kok pergi, oh yah ka jangan lupa malam ini makan malam sama calon tunangan mu," Ucap mamanya.
Bagas hanya menyimak ucapan mamanya dengan wajah polos yang tak tau apa-apa.
•
•
•
TbcSeperti biasa jangan lupa komen & vote
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAM [bxb] COMPLETED
Teen FictionRaka anak kelas sebelah yang selalu memperhatikan nya, Bagas sadar ia sudah lama diperhatikan oleh raka, dia agak sedikit risih tapi lama kelamaan, ia tak mempedulikannya lagi karena raka cukup tampan, jadi tidak telalu menganggu pemandangannya. Mer...