Awal

3.7K 443 20
                                    

Kini Raka mencoba cara lain.

"Duh, gerah banget iih!" Rengeknya sambil mengisap ngipasin wajahnya dengan buku.

"Nih," Salah satu teman kelasnya memberikannya kipas mini kepada Bagas.

"Loh?" Bagas kebingungan.

"Iya, Ini punya kamu," Ucapnya meyakinkan Bagas.

"Masa sih? Aku kan gak punya."

"Udah sih ambil aja gas, panas nih," Ucap Elio yang duduk disebelah nya.

"Yaudah deh," Akhirnya Bagas pun menggunakannya.

"Aaaaaa~"

"Agas haus gak?"

"Iya, haus nih," temannya yang lain pun menghampiri Bagas lagi, dengan membawa satu botol air dingin.

"Ini gas."

"Dari siapa?" Bagas mulai curiga kembali.

"Gak tau, katanya buat kamu," Ucapnya lalu meninggalkan mereka berdua, yang masih bersantai di pinggir lapangan dengan baju olahraga yang sudah basah karena keringat.

"Dari siapa ya?" Herannya.

"Eh coba, coba lagi gas minta apa kek gituh."

"Eumm, coba aja istirahatnya di lamain kek gituh, mager banget panas panas gini olahraga," Ucapnya sambil melihat sekeliling.

Tak lama setelah itu pak gurunya pun menghampiri mereka.

"Bagas, Elio, tolong bilangin ke anak yang lain hari ini pelajaran bapak sampai disini dulu, bapak masih ada urusan."

"Wih berhasil gas," Bisiknya di telinga Bagas.

"Iya pak! Sipppp lah!"

"Sama satu lagi, besok besok pelajaran bapak diganti pagi, soalnya anak kelas sebelah minta ganti ke siang."

"Ellll!! akhirnya," Mereka pun berpelukan, sangkin senangnya.

"Yaudah bapak tinggal yah."

"Iya pak! Makasih banyak!!!" Pak Gurunya pun pergi, entah kenapa hari ini adalah hari yang paling paling enak dibanding hari hari sebelum nya.

"Agas, kita gak bakal item gara gara olahraga siang siang~" Ucap Elio yang ikut terharu.

"Iyaaa elll, huaaaaa! Coba aja ada Lima puluh ribu, aku bisa traktir kamu huhuhu~"

"Bagaaas!" Teriak seseorang dari jauh berlari menghampirinya.

"Gas ini uang kamu jatoh tadi di toilet," Ucap temannya.

"Yang bener ki?" Bagas menatap kiki dengan tidak percaya.

"Beneran gas, yaudah aku mau balik ke kelas dulu, lain kali hati hati ya gas," Ucapnya lalu pergi.

"Elioo~ huaaaaa, ini beneran?" Bagas kembali memeluk Elio.

"Huaaaaa, keren gas, keren banget."

***

"Lagi ngapain lu di sini Ka?" Tanya Fandi yang ikut duduk sambil melihat remote control yang Raka pegang.

"Diem!" Fandi terus memperhatikan nya.

"Waahh! Lu parah banget Ka, lu sampe segitunya suka sama Bagas."

"Bisa diem gak lo Fan."

"Udahlah gak tau lagi gue Ka, moga sukses yah, gue gak mau ikut ikutan nanti gila," ocehnya lalu pergi meninggalkan Raka, yang masih asyik bermain Mobil mobilan, yang dilengkapi perekam suara dan video.

***

"Aku mau ke toilet kamu tunggu sini yah, sebentar doang kok!"

"Iya cepetan!" Elio pun pergi ke toilet, sedangkan Bagas menunggu nya sambil melihat lihat sekitar.

'mobil-mobilan? Kok ada di situ sih.'

Bagas terus melihat nya, tak lama mobil-mobilan itu bergerak pergi, Bagas yang penasaran pun mengikutinya dari belakang diam-diam.

'Raka?!' Bagas cepat-cepat bersembunyi di balik dinding.

'itu punya Raka? Jadi yang tadi ngabulin permintaan aku, itu Raka?'

Bagas pun menghampiri Raka.

"Raka," Panggil Bagas.

"Eh, ya?" Raka sedikit terkejut.

"Itu Mobil-mobilan punya kamu?" Tanyanya lalu berjongkok melihat Mobil itu dari dekat.

"Iyaa, lo mau?"

"Emangnya boleh?" Tanya bagas mendongak dengan mata yang berbinar binar.

"Gue suka sama lo! Ayo pacaran," Ucapnya tiba-tiba.

"Ayo!" Bagas langsung semangat sambil berdiri kembali.

"..." Raka terdiam.

"Kenapa?" Tanya Bagas heran.

"semudah itu?" Tatapnya tak percaya.

"Iya emang mau yang ribet-ribet?"

"Bagus deh kalo gitu," Raka pun senang mendengarnya, tapi ia tetap harus berhati-hati dengan jawaban Bagas.

"Ini," Raka memberikan Remote nya.

"Beneran? Buat aku?"

"Iya," Jawabnya enteng.

"Tapi aku gak tau cara mainnya," Raka mengambil kembali remote nya, lalu duduk di kursi panjang.

"Sini," Perintah Raka, agar duduk di sebelahnya.

Raka pun menjelaskan kan cara menggunakan remote nya dari awal hingga akhirnya.

"Raka," Panggil nya, lalu disahuti dengan deheman.

"Hm?"

"Muka Raka serem."

"Kok serem?" Tanyanya heran.

"Iya, serem, apa lagi merhatiin aku kayak pas waktu itu, pas kamu dihukum didepan kelas."

"Masak?"

"Iyaa, tapi udah enggak, pas aku liat-liat lagi ternyata Raka ganteng," pujinya malu sambil menutupi wajahnya, yang mungkin sudah memerah.





Tbc

Seperti biasa jangan lupa vote and Komen~~ see you next chapter!

DIAM [bxb] COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang