"Ya,, ha-halo?" Tanya seseorang dari seberang telepon.
"Mana Raka?! Kasih ke Raka gua mo ngomong."
"Raka? Namanya Raka?" Tanyanya kembali.
"Iya mana orang ya?!"
"Gini kak, ato om, bang, Saya kemarin gak sengaja bantu si, siapa tadi namanya Raka yah?"
"Iya? Mana Raka nya Kenapa lo yang jawab?"
"Iya, dia lagi dirumah sakit bang, eh kak pokoknya itu lah rumah sakit Permata, panjang ceritanya mending kamu kesini dulu Raka nya masih belum siuman kamar rawat inap no 66."
"Okeh deh otw," Fandi mematikan telponnya.
"Bisa bisa tuh orang niatan bundir, cuman gara-gara putus," Gumam Fandi sotoy.
***
"kak, eh bang," Perempuan itu tak tau harus memanggilnya apa.
"Fandi," Ucap Fandi sok kull.
"Anu, itu saya nemu dia hanyut di kali."
'beneran bundir ni bocah,' Gumam Fandi dalam hati.
"Kebetulan pas saya cek ternyata masih hidup."
"Ya iyalah hidup belum takdirnya mati dah kepengen mati, emang si tolol ini doang emang."
"Hehe," Sahut perempuan itu garing.
"Gue udah kabarin orang tuanya, lo boleh pulang, urusan rumah sakit nanti gue ganti, nama lo? No rek?" Tanya Fandi.
"Eh gak usah Fandi, saya ikhlas kok nolongin nya."
"Udah gue ganti sebagai tanda terima kasih."
"Gak usah beneran," Pintu kamarnya terbuka memperlihatkan Mama dan Papanya yang begitu khawatir dengan anaknya.
"Fandi, gimana kabarnya Raka? Kok bisa sampe kayak gini?" Tanyanya Mamanya sambil memegangi tangan Raka dan Raka yang masih terbaring kaku.
"Biasa tan abis putus sama-" Hampir saja Fandi melanjutkannya.
"Sama siapa? Kok Raka gak bilang dia punya pacar?" Tanya Papanya.
'bangsat bisa bisanya gue ngomong gak di rem dulu pantek lah, hoy Ka cepet bangun kek! Anjay!' gerutunya dalam hati.
"Anu, itu om eeeh."
"Dia? Dia pacarnya Raka?" Tanya Papanya menunjuk arah perempuan yang Fandi sendiri baru kenal 5 menit yang lalu.
"Eeee,, anu om eee."
"Cantik Pah, kok Raka gak pernah bilang sih yah?" Perempuan yang ada di sebelah Fandi pun kebingungan.
"Bukan,, bukan om, tante, saya orang yang nolongin Raka doang," Elak Perempuan itu.
"Iya tante dia pacarnya Raka, dia yang nolongin Raka juga," Bohong Fandi sambil memberikan kode ke perempuan itu.
"Siapa namanya?"
"Tania tante," Jawab Tania.
"Namanya juga cantik, gak sia sia Raka milih kamu yah, ayo kita ngobrol ngobrol dulu sambil nunggu Raka bangun," Ajak Mamanya Raka kepada Tania.
Mereka pun meninggalkan ruangan Fandi yang setia menunggu temannya bangun tapi tak kunjung bangun.
"Hee, bangun woy, masalah besar ini woy,, sorry banget ini yah," Ucap temannya yang terus mencoba membangunkan Raka.
***
Hari-hari berlalu Raka masih belum sadarkan diri, Fandi sudah menjelaskan keadaan Raka kepada Bagas, Bagas yang diam diam menjenguknya tanpa sepengetahuan orang lain, ia selalu mampir setelah pulang sekolah.
"Raka, bangun,, Raka,, bangun, kamu gak kepengen sekolah apah? Hari ini ujian tau, kamu mau ketinggalan kelas," Ucap Bagas kepada Raka sambil membaca kembali buku-bukunya.
"Hari ini ulangannya susah banget! Gimana besok, ada pelajaran matematika udah gitu di kertas, suruh pake cara lagi," Ucapnya lesu.
"Eh udah jam segini!" Kaget nya saat melihat Jam yang menunjukan pukul 5 sore, dimana sebentar lagi orang tua Raka gantian menjenguknya.
Bagas cepat-cepat merapikan buku bukunya, lalu keluar dari sana dan duduk dikursi yang tak jauh dari ruangan, sambil menunggu G*rab.
"Hah,, untung aja aku liat jam tadi," Gumamnya melihat Mamanya Raka berjalan dengan seorang perempuan.
"Itu tunangan nya Raka? Cantik lebih cantik dari aku."
Ia melihat perempuan itu berlari keluar ruangan terburu-buru, Bagas yang penasaran pun mengintip sedikit dari balik kaca.
"Udah bangun?" Gumamnya tak percaya.
"Bagus deh, jadi aku gak perlu repot-repot jenguk dia lagi," Ucapnya, jujur ia merasa senang dan lega akhirnya Raka Siuman, tapi disisi lain ia juga merasa sakit entah karena apa.
***
"Agaaaas~ ada berita baru! Agas harus tauuu~" Ucap Elio senang.
"Kenapa? Berita apaan?" Tanya Bagas penasaran.
"RAKA SIALAN UDAH BANGUN! AYO KITA LABRAK!!" Teriak Elio bersemangat untuk melabrak, tak lupa menggulung lengan bajunya.
"Stttt,, Elio bisik!" Emosinya.
"Ayo! Pulang sekolah kita labrak!"
"Gak usah Elio, kejadiannya juga udah lama, kasian dia juga baru bangun."
"Kok kamu masih kasihan si sama dia huh? Aku nih ngebela kamu tapi kamu malah ngebela dia, udah ayo!"
"Iih Elio masih ada ulangan, kamu gak belajar?" Tanya Bagas mengalihkan topik.
"Eh iya! Matematik! Aku blom belajar!!!" Ucap Elio panik.
"Kok kamu gak bilang dari tadi sih! Duh mana udah jam segini bentar lagi mulai!"
•
•
•
•
TbcSeperti biasa jangan lupa vote and komen, penasaran yach? Sama ak juga penasaran mari tunggu besokᕙ( ~ . ~ )ᕗ
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAM [bxb] COMPLETED
Teen FictionRaka anak kelas sebelah yang selalu memperhatikan nya, Bagas sadar ia sudah lama diperhatikan oleh raka, dia agak sedikit risih tapi lama kelamaan, ia tak mempedulikannya lagi karena raka cukup tampan, jadi tidak telalu menganggu pemandangannya. Mer...