"Bel, belum bel kan ya njir?" Tanyanya kepada dirinya sendiri sambil menatap jam tangannya.
"Anj! Udah masuk!" Kagetnya yang langsung buru buru kembali ke kelasnya yang cukup jauh.
"Hari ini pelajaran BK, mampus!"
***
"Kamu dari mana saja?! Sekarang sudah jam berapa? Kamu gak denger bel masuk apa?"
"Anu, tadi bu saya.."
"Ana anu ana anu, sana berdiri didepan kelas sampai jam pelajaran saya selesai," Ucap guru itu yang sudah sering sekali mendengar alasan yang sama.
Ia hanya dia lalu menuruti perintahnya.
"Anjir lah, alarm yang gue pake gak kedengeran lagi, kan jadi kena hukum."
Seseorang berjalan melewati nya, matanya tidak bisa melepaskannya.
Sungguh imut Nan cantik, seseorang yang ia kagum kagumi sedang lewat di hadapannya.
'Ka lo gak boleh senyum ka, nanti lo dikira gila ka' Ucapnya dalam hati mencoba menahan seyumannya.
'arghh imut banget!! Pen peluk!' lanjut nya yang terus melihatnya dari luar kelas.
'dia nyari apa? Mau dibantuin gak deck? Gak, gak, lo harus kull Ka.'
"Raka! Ngapain kamu disana, kan sudah saya bilang berdiri di depan sini!"
'bacot gue lagi menikmati pemandangan ya su! Ganggu banget' Gerutunya lalu menghampiri guru itu.
Namanya Raka Pramudya, yang kelasnya tepat bersebelahan dengan Bagas.
Raka yang diam diam mengagumi Bagas, sejak kelas 10, memiliki tubuh yang cukup untuk menenggelamkan Bagas dalam dekapannya.
Ia juga memiliki wajah yang tampan, yang bisa membuat para cowok cowok di kelasnya iri.
Raka menderita insomnia sejak kelas 10, tidur siang sudah menjadi rutinitas di sekolah saat jam istirahat, ia biasanya tidur di UKS, jika UKS penuh dia biasanya mengungsi di perpus.
Raka tidak bisa bagun hanya dengan suara alarm, itulah kenapa Raka selalu dihukum karena telat masuk kelas.
***
"Ka! Lo balik pake sepeda lagi?"
"Iya terus gue naik apa? Naik jet pribadi?"
"Terus gunanya keka-" Raka langsung membekapnya.
"Bisa diem gak lu!"
"Iya iyaaa, kenapa sih lu udah dikasih enak juga, masih aja mau hidup susah."
"Gue mau kayak yang di film film itu, nyari orang yang nerima gue apa adanya."
"Hilih drama banget lu," Ketusnya.
"baru juga mau dicari, eh udah nongol."
"Siapa?" Tanya fandi penasaran, sambil mencari orang yang Raka tatap.
"Siapa? mana orangnya?"
"Cantik," satu kata yang terlontar, membuat fandi semangkin penasaran.
"Mana mana? Gue gak liat ada cewek cantik, lo liatin siapa Ka? Wah jangan jangan lo suka sama yang gak keliatan ya Ka? Ka! Sadar Ka!"
Raka terus memperhatikan sang pujaan, yang menatapnya balik, tak memperdulikan temannya yang terus mengoceh.
"Raka woy! Ka! Sadar!" Fandi menutupi matanya tapi langsung ditepis olehnya.
"Bisa diem gak si lo Fan, momen langka ini."
"Wahh gak bener lo."
Kerumunan orang orang yang keluar kelas pun berkurang, Fandi terus coba meneliti.
"Bentar jangan jangan lo liatin Bagas? Lo liatin Bagas, Ka?"
"Diem Fan."
"Temen gue ternyata homo gays."
"Fan mulut lo mau gua mutilasi?"
"Gak Ka, sungguh diluar angkasa."
"Tapi cantik kan Fan?"
"Iya suka suka lo Ka."
"Yaah yaah! Kok udahan, gara gara lo sih ngebacot mulu," tuduhnya karena Bagas berhenti menatapnya.
"Dih kok gua? Jelas jelas temennya dia yang ngeganggu bukan gue!"
"Yaudah ayo lah balik, lo mau nebeng?"
"Gak, makasih, gue duluan, moga langgeng."
"Blom juga pacaran."
"Makannya Pacarin, dah ah gue ada kumpul keluarga bye."
"Kayak punya keluarga aja lu," Fandi mengacungkan jari tengahnya sambil meninggalkan Raka.
***
"Chat, gak? Chat, gak? Chat gak ya? Tapi topiknya apa? Terus kalo ditanya dapet nomornya dari mana jawab apa? Masa, ya kali gue bilang dapet dari asisten gua?"
"Gak, gak, udahlah gak usah," Raka cukup frustasi, untuk memulai topik pembicaraan dengan Bagas, dan akhirnya ia memutuskan tidak jadi mengirimnya pesan."Dia lagi apa ya? Malem malem begini?"
"Tidur? Blom jugak jam sembilan masa udah tidur?" Raka terus menatap foto profil nya yang masih terlihat kosong."Loh? dia ngesave no gue?" Ia terkejut masih tak percaya.
"Yes! Yes!! Ada kemajuan ternyata! Gak sia sia gue! WOOH!" Ucapannya senang lalu menscreenshot foto profilnya dan menyimpanya di galeri.
•
•
•
•
TbcSeperti biasa jangan lupa vote and Komen!
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAM [bxb] COMPLETED
Teen FictionRaka anak kelas sebelah yang selalu memperhatikan nya, Bagas sadar ia sudah lama diperhatikan oleh raka, dia agak sedikit risih tapi lama kelamaan, ia tak mempedulikannya lagi karena raka cukup tampan, jadi tidak telalu menganggu pemandangannya. Mer...