End

2.5K 177 6
                                    

Mungkin kalian nanti butuh sound buat mendalami ceritanya ak saranin setel Perahu Kertas by Maundy, ak sedikit terinspirasi dari sana

|Happy Reading ☺️|



"kamu yakin?" Tanya Bagas takut.

"Yakin, terserah mereka mau apa yang penting aku udah kasih tau, toh nanti kita bisa kabur bareng."

"Kaaa,, terakhir kali kamu kabur aja koma, terus kamu mau kabur lagi, iya kalo koma lagi, kalo mati? Kamu mau ninggalin aku huh?" Benar yang dikatakan Bagas, tapi mau gimana lagi, mereka harus menjelaskan nya kepada orang tua Raka.

Agar Raka dengan Tania tidak jadi menikah, bahkan Raka juga tidak begitu kenal dengannya.

"Yaudah semoga aja, mereka terima," Ucap Raka ragu-ragu sambil menunduk.

Bagas menangkup pipinya, menatap Raka dalam-dalam, mencoba meyakinkannya.

"Ayo, kalau semisalnya mereka tetep gak terima, ayo kita udahan."

"Kok udahan? Kan udah janji gak ninggalin?!" Tanyanya serius.

"Udahan bukan berarti ninggalin kan? Menyukai gak harus bisa dimiliki kan?" Bagas melepaskan tangannya dari wajah Raka, kini Bagas yang mulai ragu.

"Gimana kalo kita gak usah bilang? Aku belum siap kita pisah lagi," Lanjut Bagas.

"Tapi, masa kita gini terus? Kamu mau aku nikah sama dia? Kamu mau biarin gitu aja?" Tanyanya sambil menggenggam tangan Bagas.

"Kaa,,"

"Apa?" Bagas memeluknya erat, ia tak bisa melepaskannya untuk kedua kalinya.

Hikss,,

Raka hendak melepaskan pelukannya, tapi Bagas makin mengeratkan pelukannya.

"Kalau suatu saat kita pisah, dan gak bisa ketemu lagi, tolong percaya ini," Bagas melepaskan pelukannya.

"Aku," dia menunjuk dirinya sendiri.

"Gak bakal pernah berhenti suka sama kamu," Ucapnya dengan penekanan sambil menunjuk Raka.

Raka yang mendengar itu pun mulai meneteskan air matanya ia langsung memeluknya kembali, ia tak mau Bagas melihat air mata itu.

***

"Pah, Mah Raka mau ngomong jujur."

"Apa sayang?" Tanya Mamanya penasaran, karena Raka menggenggam tangan Bagas yang berada di sebelahnya.

"Raka suka sama Bagas."

"Ka?! Kamu gak salah ngomong kan?" Tanya Papanya sambil meninggikan suaranya.

"Pah, Raka suka Bagas, Raka cinta sama Bagas, bukan Tania Pah!"

"Suka suka, kamu mau malu maluin papa hah??! Seorang keturunan Pramudya, suka sama laki-laki?! Kamu gila? Hah Ka?!" Ucap Papanya tak terima sambil menggebrak meja, membuat Bagas terkejut, ia tak berani Dan mulai menunduk.

"Kamu! Kamu pasti gara-gara kamu! Kamu yang buat anak saya jadi belok kan, JAWAB?!" Tanya Papanya sambil mencengkram pipi Bagas, agar menatapnya.

Raka mencoba menghentikannya.

"PAPAA!" Teriak Raka, tapi Papanya langsung mendorongnya hingga Raka terjatuh.

"JAWAB DASAR HOMO SIALAN!" Teriak Papanya lalu menampar Bagas dengan keras.

Plakk,

Raka cepat-cepat kembali berdiri, lalu menghentikannya.

"PAPA!! DENGERIN RAKA DULU!!"

"Apa? Emang gara gara anak ini kan?!"

"RAKA!! RAKA YANG SUKA SAMA DIA DULUAN!! Bagas gak salah apa-apa, tampar Raka, tampar Raka aja Pah," Ucapnya sambil menarik tangan Papanya, mendekatkannya ke pipinya.

Mamanya yang menyaksikan itu menangis, ia merasa bersalah, karena sudah Salah mendidik anak satu satunya itu, ia merasa dirinya tak berguna sebagai orang tua.

Bagas juga ikut menangis, ia gak tau kalau bakal sampai seperti ini.

"Lepas! cepat masuk ke kamar mu sekarang!! RAKA!!" Raka menatap Bagas Dan kembali menggenggam tangannya.

"RAKA!!" Raka tetap tak menghiraukannya.

"RAKA PRAMUDYA!!" Teriak Papanya lagi.

Bagas melepaskan tangannya.

"Gas?" Tanya Raka tak percaya.

"RAKA!! SANA!!" Bagas memberikan sebuah kertas dari sakunya, lalu berteriak dan terus melepaskan tangannya dari Raka.

Papanya menarik tangan Bagas, membawanya keluar dari sana,

Sedangkan Mamanya memegangi Raka, yang mulai terisak.

'Maaf, maaf ka, aku gak bisa nepatin janji kita, maaf,,' Ucapnya dalam hati sambil terus menatapnya.

***

Tahun, tahun berlalu begitu cepat, Raka tidak kembali lagi, Papanya membawanya keluar negeri lebih tepatnya di swiss, disebuah tempat yang jauh dari keramaian.

Dear Raka
mungkin suatu hari nanti, bukan sekarang, suatu hari nanti dimana, kita bisa bersama, disuatu tempat, yang tak ada siapa pun yang bisa memisahkan kita, terimakasih untuk segalanya, terima kasih sudah mencintaiku kembali, terimakasih untuk hari hari terakhir kita, aku senang saat ingatan mu kembali, walau ingatan mu kembali, tapi kita tetap tidak bisa kembali, aku akan tetap mencintaimu tidak peduli seberapa lama, aku akan menunggu mu disin, dan tolong jangan pernah bantah Papa, demi aku, tolong♥.

Raka yang membacanya pun menangis, ia baru memberanikan diri membacanya setelah bertahun tahun lamanya.

"Ak, aku juga tetap akan mencintaimu, my little prince," Ucapnya sambil mengusak wajahnya.





End

Maaf udah buat kalian kecewa (⁠╯⁠︵⁠╰⁠,⁠) makasih yang udah nungguin sampai tamat, gak ada S2 buat yang ini, sekali lagi makasih, maap apabila ada kesalahan dalam kata disetiap chp, atau ada yg typo🤧

kalo boleh jujur sepanjang chp ini ak nangis jg kok buatnya(⁠ᗒ⁠ᗩ⁠ᗕ⁠)
Ak tau kalian gak terima, sama aku juga gak terima kok tapi mau gimana lagi, itu kenyatannya, mencintai sesama jenis masih belum bisa diterima bagi sebagian orang, pokoknya thakyuuu, ak bakal lanjut My wish kok buat ngehibur kalian bye byee~

Kalo ada yg nanyain Elio sama Fandi gimana? Mereka langeng kok tenang ajah aman ಥ⁠‿⁠ಥ

Jan lupa vote and komen

DIAM [bxb] COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang