Part 4 - The Plan

4.2K 136 0
                                    

"Ros, lo nggak apa-apa kan gw tinggal disini sama mama? Jenny daritadi call gw terus. Gw harus ngantarin Jenny cari buku sekarang." Ravi tiba-tiba datang mengagetkanku saat aku sedang melamun sembari membersihkan dapur kesayangan milik Tante Astrid, ibu kandung Ravindra yang tadi sehabis kami pakai untuk membuat Bolu Chiffon kesukaan Ravindra.

"Oh iya, nggak apa-apa kok Rav, kamu pergi aja! Kasihan juga Jenny nungguin kamu!" ujarku kepada Ravi.

"Oke sip. Cabut dulu ya Ros." Ravipun pergi meninggalkanku sendiri.

Ya Tuhan, kenapa aku nggak bisa menghentikan rasa ini? Haruskah aku lepaskan semua ini. Haruskah aku menyerah Tuhan? Tapi nggak, ini belum waktunya untuk menyerah. Pasti masih ada kesempatan untukku merebut hati Ravi. Semangat Rosa! Kamu pasti bisa!

****

"Sayang, maaf ya tadi Tante tinggal sebentar. Loh, Rosa? Kamu kenapa nak? Kok nangis?" tanya Tante Astrid kepadaku sembari berjalan mendekat ke arahku.

"Tante, sakit sekali rasanya. Apa aku salah kalau aku benar-benar mencintai Ravi, Tante? Salahkah aku memperjuangkan cintaku pada anak Tante?" tanyaku dengan airmata yang terus menetes.

Tante Astridpun segera memelukku dan mengusap punggungku. Pelukannya sangat membuatku nyaman, sama seperti pelukan mama. Akupun membalas pelukan Tante Astrid dan menumpahkan tangisku.

"Sabar sayang. Maafkan anak Tante. Dengar Tante sayang! Tante akan coba bantu kamu dapatkan hati Ravi."

Mendengar perkataan dari Tante Astrid, sontak akupun segera melepas pelukan Tante Astrid  dan segera memegang kedua lengan Tante Astrid lalu menatap lekat ke arah ibu dari pria yang sangat aku cintai itu.

"Maksud Tante bagaimana?"

"Udah sayang, itu semua akan jadi rencana Tante. Kamu tinggal mengeksekusinya saja." ujar Tante Astrid dengan senyun yang menghiasi wajah cantiknya.

Aku jadi penasaran seperti apa rencana yang Tante Astrid pikirkan.

"Hei sayang, kenapa melamun? Kamu tenang aja ya sayang, Tante akan lakukan yang terbaik untukmu dan Ravi. Sekarang, bantu Tante menyiapkan makanan ya, biar kita makan bersama." titah Tante Astrid.

"Siap Tante. Makasih banyak ya Tante."
Aku kembali memeluk erat Tante Astrid yang dibalas dengan usapan lembut Tante Astrid di punggungku.

****

"Rav, kamu itu sebenarnya darimana sih?" tanya Astrid Liora Callum, ibu kandung seorang Ravindra.

"Mami kok belum tidur? Ini udah jam 11 malam loh mamiku sayang? Emang bos besar nggak marah mami nggak ada di kamar?"

"Ravi! Jangan mengalihkan pembicaraan! Papimu sudah tidur dari jam 10 tadi. Jadi apakah si Jenny itu sudah memonopolimu lagi hari ini?"

"Mam, udah Ravi bilang berapa kali kalau Ravi sangat mencintai Jenny.  Please understand me, Mam."

"Mami nggak peduli Ravi. Mami udah bilang berapa kali, jangan berhubungan lagi dengan si Jenny itu. Mami nggak suka. Besok, kamu ajak Rosa temanin Mami ke Mall. Mami nggak mau tahu pokoknya besok sepulang dari Gereja, kamu dan Rosa harus temanin Mami shopping. Udah sana masuk kamar! Tidur!"

"Mam, nggak bisa! Besok Ravi janji sama Jenny mau ke Gereja bareng. Setelah itu Ravi mau pergi sama Jenny ke rumah omnya Jenny."

"Mami tidak menerima bantahan Ravi. Mau mami kutuk kamu jadi batu? Hah? Udah sana tidur! Mami juga mau tidur, kasihan papimu tidur sendirian." ujar Astrid yang segera berjalan menuju kamar tidurnya bersama suaminya meninggalkan Ravindra sendirian yang tengah menahan kesal.

****

"Mi, tadi papi mau turun ke bawah, tapi sepertinya kamu sedang serius memarahi Ravi. Ayolah mi, jangan terlalu keras dengan Ravi. Kasihan Ravi. Harusnya kita dukung saja siapapun pilihan Ravi. Lagipula Ravi kan belum langsung mau menikah." ujar Keenan Prawira Callum, ayah kandung Ravindra.

"Papi sayang, pokoknya Ravi nggak boleh sama Jenny. Aku nggak suka dengannya kalau papi mau dukung, ya dukung aja. Mami nggak bakal melarang papi kok. Tapi akan selalu ada konsekuensinya kalau papi nggak sepaham dengan mami." sewot Astrid kepada suami tercintanya.

"Beuhhh... Mami. Mana berani papi membelok dari mami. Papi cuma memberi masukan aja kok. Kalau mami ikutin ya syukur, kalau nggak juga nggak apa-apa mi. Udahlah sayang, tidur lagi aja yuk! Papi udah ngantuk berat nih."

"Nah gitu dong papi sayang. Yuk! Kita tidur." Astridpun mengecup pipi Keenan lembut dan segera memeluk erat sang suami.

Look at Me, PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang