Part 22 - I Love You

4.6K 94 10
                                    

"Rosa, lain kali kita ketemuan lagi ya. Kurang lama nih kita ceritanya. Pokoknya aku nggak mau tahu, kamu harus sediain satu hari penuh waktu kamu buat aku. Biar kita bisa nongki-nongki cantik." Jenny berbicara kepadaku dengan penuh semangat.

Aku dan Jenny memang akhirnya bertemu kembali di proyek yang tengah Elalov Company dan DARR Company kerjakan.

Saat aku memutuskan untuk ikut Alfa ke proyek tadi, aku pikir Jenny tidak akan ada disana karena menurut pengakuan dari Alfa selama ini, Jenny sangat jarang berada di lokasi proyek.

Tetapi sesampainya di lokasi aku malah dikagetkan dengan teriakan menggema dari Jenny saat melihatku. Jenny juga langsung memelukku erat, menangis sembari mengucapkan permohonan maafnya yang terdengar sangat tulus.

Akupun sempat mematung dan tidak membalas pelukan Jenny, namun saat aku tidak sengaja melihat tatapan tajam yang dilayangkan Ravi kepadaku, akupun akhirnya membalas pelukan erat Jenny. Apa-apaan tatapan tajam Ravi tadi? Sungguh aku jadi tambah bad mood tadi.

Karena Jenny masih terus menerus memelukku dan menangis, padahal pelukan kami juga pasti sangat aneh jadinya karena kondisi perut Jenny yang sudah membesar. Akupun akhirnya menenangkannya dan mengatakan bahwa aku sudah memaafkannya sejak lama, aku juga mengatakan bahwa seharusnya Jenny tidak perlu meminta maaf kepadaku karena Jenny tidak ada kesalahan apapun terhadapku.

Namun Jenny tetap ngotot mengatakan bahwa ia juga mempunyai andil terhadap perbuatan Ravi yang jadi seenaknya terhadapku sehingga mengakibatkan aku merasakan sakit hati yang sangat dalam kepada Ravi.

Jenny juga sempat mengatakan kepadaku untuk mulai benar-benar membuka hati kembali, melupakan semua sakit hati yang pernah kurasakan agar aku bisa merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya seperti kebahagiaan yang dirasakan Jenny saat ini.

Jenny juga menceritakan semua yang terjadi antara Ravi dan Jenny dulu selepas kepergianku ke Seoul.

"Iya Jenn, nanti kita atur waktu lagi ya buat ketemuan. Sekarang yang terpenting kamu jaga dengan baik calon baby kamu dan Reiki. Pokoknya sehat-sehat loh Jenn! Nanti kita kabar-kabaran aja ya." ucapku dengan senyuman manis.

"Benar loh ya Ros. Pokoknya kamu jangan bohong ya. Ini selain permintaan aku, tapi permintaan calon ponakan kamu juga loh. Aku tunggu ya. Aku pulang duluan ya Rosa sayang. Ntar kalau kelamaan, Rei pasti mencak-mencak. Hehehe." pinta Jenny sembari mengelus perutnya lembut dengan senyum lebar yang kembali menghiasi wajahnya yang kulihat semakin cantik dari terakhir kali kami bertemu waktu itu. Aura ibu hamil yang sangat bahagia memang benar-benar membuat Jenny terlihat lebih cantik berkali-kali lipat.

"Mana berani si Rei mencak-mencak ke kamu Jenn. Hahaha." sahut Ravi.

"Iyalah, Rei kan bucin abis sama istrinya. Jadi mau selama apapun kalian ngobrol, Rei mah tetap akan tabah menantikan sang bidadari hati." goda Danesh yang tiba-tiba ikut menghampiri kami bersama dengan Alfa.

"Aihhh... Kalian nih jangan godain aku kayak gitu dong. Udah ah aku balik duluan ya gaess. Jangan lupa janji kamu ya Rosa sayang!" tegas Jenny sekali lagi padaku.

"Iya Jenn. Aku nggak akan bohong kok. Kamu hati-hati ya!" ucapku.

"Oke deh. Bye semuanya!"

"Bye!" balas aku, Ravi, Danesh, dan Alfa serentak.

Tidak lama kemudian aku, Ravi, Danesh, dan Alfapun memutuskan untuk pulang, kami berempat kini berada di dalam satu mobil yang sama.

Namun entah mengapa kali ini perjalanan kami benar-benar buruk. Jalanan macet total dimana-mana, karena sudah terlalu lama berada di perjalanan dan Alfa juga tiba-tiba saja muntah-muntah, akhirnya Ravi memutuskan untuk mencari penginapan terdekat yang anehnya lagi kami mendapatkan Hotel yang justru hanya tersisa satu kamar saja.

Look at Me, PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang