Part 12 - I Still Think About You

6.8K 168 3
                                    

"Jadi yang kemarin kita ketemu itu beneran yang namanya Kak Rosa ya? yang sering kakak ceritakan waktu itu sama aku?" tanya Josephine kepada sang kakak yang sedang menyeruput teh Peppermintnya dengan tenang.

"Iya Jojo sayang. Itu Rosa yang sering kakak ceritakan dulu sama kamu. Gimana menurut kamu? Cantik kan?" tanya Jenny dengan senyum sumringahnya.

"Cantik banget kak. Udah kayak eonni-eonni Korea sih." ungkap Josephine dengan mata berbinar.

"Terus kalian ngobrol apa aja kemarin dengan Rosa?" tanya Reiki.

"Nggak ngobrol banyak sih. Cuma ngobrol mengenai dress-dress yang kami pesan, terus perkembangan Ling & Liu Company yang sekarang udah banyak kerja sama dengan artis-artis top Korea Selatan. Itu juga yang paling banyak ngobrol dengan kami atasannya Rosa." papar Jenny.

"Iya Bang. Mana ganteng banget lagi si Oppa itu. Sayang aja udah jadi miliknya Kak Rosa. Aku kan jadi gimana gitu kalau saingan sama Kak Rosa. Kebanting banget loh akunya." rajuk Josephine yang justru membuat Jenny langsung mencubit pipi adik semata wayangnya tersebut dengan gemas.

"Ehemm... Maksud kamu apa ya yang? Kamu mau mendua dari aku gitu? Kamu nggak ingat cincin yang melingkar di jari manis kamu?" tanya Arsa dengan wajah cemberut.

Reiki menepuk bahu Arsa pelan sembari tersenyum dan berkata "Sabar bro! Makanya buruan halalin tuh si Jojo! Tunangan 3 tahun tapi digantungin aja."

"Calm down Sa.  Jojo mah nggak bakal pindah ke lain hati. Udah mentok di lo. Hahaha..." ujar Jenny sambil mengambil 2 potong roti tawar bakar dengan selai Strawberry yang terletak  di atas meja dan memakannya sembari sesekali meminum tehnya yang sudah tidak panas lagi.

"Iya Ko. Kamu jangan cemburu gitu dong! Aku kan becanda tahu. Aku pengen lihat reaksi kamu aja." tutur Josephine sembari memeluk lengan Arsa dan menyandarkan kepalanya di bahu Arsa.

"Aduh dasar pasangan bucin kalian ini ya. Untung aku udah nggak mual-mual lagi lihat kebucinan kalian." ujar Jenny tersenyum geli melihat tingkah Josephine dan Arsa.

"Loh kakak ipar nggak sadar ya kalau ente dan your husband juga bucinnya minta ampun." balas Arsa telak.

Jenny menggaruk pipinya salah tingkah. Dirinya jadi merasa malu sendiri mendengarkan balasan Arsa tadi dan berkata "Aihh... Arsa, tapi kami nggak sebucin kalian ya."

Jenny tersenyum malu-malu sedangkan Reiki tersenyum lebar mendengar balasan telak dari Arsa tadi dan mengelus rambut panjang Jenny lembut. Sementara itu Ravi hanya terdiam dan menatap datar ke arah 4 orang di hadapannya.

"Udah-udah, coba lihat itu Ravi.  Daritadi diam aja Rav? Ada masalah apa sih bro?" tanya Reiki.

"Apa lo masih mikirin pertemuan lo dengan Rosa kemarin Rav?" tanya Arsa.

Ravi menghela nafas berat "Jujur gw ngerasa bersalah banget sama Rosa. Gw bingung apa yang harus gw lakuin."

"Minta maaflah bro. Apalagi yang mau lo lakuin emang?" saran Reiki.

"Iya Rav, benar banget kata Rei. Lo perlu minta maaf dengan tulus sama Rosa. Biar perasaan bersalah lo nggak berlarut-larut terus. Bukannya udah lama lo pengen minta maaf sama Rosa. Jadi ini kesempatan baik untuk lo." ujar Arsa menyemangati.

"Mungkinkah Rosa mau maafin gw. Udah banyak kesakitan yang gw buat tujuh tahun silam. Gw ragu dia bakal maafin gw." ujar Ravi lagi.

"Dicobalah Rav! Jangan pesimis gitu dong! Aku yakin Rosa pasti maafin kamu kok. Rosa itu gadis baik. Kamu coba aja samperin Rosa ke kantornya, minta waktu ke Rosa untuk kalian bicara empat mata, disitu kamu bisa minta maaf ke Rosa. Kalau perlu kamu minta ke Jimmy atau adik-adiknya Rosa nomor handphone Rosa yang sekarang." papar Jenny.

Look at Me, PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang