Part 15 - I'm Curious

3.5K 96 1
                                    

"Kapan kamu mau meresmikan hubunganmu dengan Jimmy dek? Kalian udah lama banget loh pacarannya." tanyaku kepada Rena yang sedang duduk santai di sofa di dalam ruangan kerjaku sambil menyesap secangkir teh jasmine.

Sudah 3 bulan ini aku berada di Indonesia, kembali ke negeri yang sangat aku cintai, tempatku dilahirkan sekaligus tempatku kembali pulang ke dekapan hangat keluargaku.

Sudah 2 bulan juga aku bekerja di Perusahaan milik papaku, Elard Dwitama Zvonimira yang bernama Elalov Company. Papa menunjukku sebagai Direktur Keuangan yang baru sedangkan Rafa ditunjuk sebagai Wakil Direktur yang baru sembari pelan-pelan belajar agar nantinya Rafa bisa menggantikan papa untuk mengelola Elalov Company.

Elalov Company bergerak dalam bidang advertising dan properti. Elalov Company memiliki beberapa Hotel, Apartment, Perumahan Komersial, dan Perumahan Bersubsidi yang bekerja sama dengan Pemerintah.

"Belumlah kak. Kami masih nungguin kakak dulu. Pokoknya aku dan Rafa nggak mau langkahin kakak." jawab Rena dengan senyuman lebar.

"Astaga sweet banget sih adik-adik aku. Hehehe. Doain kakak ya biar cepat dapat jodoh dan kalian bisa cepat nikah juga." ucapku sembari tersenyum lebar juga ke arah Rena.

"Aminn... All the best for you kakak sayang." balas Rena.

"Oh iya kamu mau order lunch apa dek? Biar aku minta tolong ke Alfa untuk orderin lunch kita." tanyaku.

"Jangan menu Kantin lagi kak. Bosan banget aku setiap ke sini pasti sama sekretaris Big Boss atau si Agnes dipesaninnya menu Kantin terus. Pokoknya aku mau yang lain kak." ungkap Rena dengan wajah cemberutnya.

"Dih jadi jelek tahu kalau kamu cemberut gitu. Iya adikku sayang. Siang ini kita bebas order menu dari luar. Mumpung Ibu Sekretaris Utama lagi ikut meeting papa di luar."

"Kak, kita lunch di luar aja yuk! Jangan disini. Aku malas banget kalau ketemu Agnes nanti. Kita ajak aja Kak Alfa sekalian." ajak Rena.

"Dek kamu tuh ya nggak boleh gitu. Agnes itu calon ipar kita loh. Jangan benci gitu ah! Nggak baik dek." pesanku terhadap Rena.

Aku sangat heran melihat Rena yang justru sangat menyukai Alfa, sekretarisku dengan nama lengkap Klenting Alfania. Padahal Rena dan Alfa baru beberapa kali bertemu tapi mereka berdua sudah sangat kompak.

Alfa sebelum menjadi sekretarisku merupakan karyawan biasa di Divisi Finance tetapi atas rekomendasi dari Om Burhan selaku Kepala Divisi Finance, papapun memutuskan untuk merekrut Alfa sebagai sekretarisku.

Saat pertama kali mendengar nama sekretarisku aku pikir dia adalah seorang laki-laki, tetapi setelah bertatap muka dengannya aku makin syok lagi karena ternyata Alfa merupakan seorang perempuan yang sangat anggun dan juga modis.

Hanya saja menurutku tampilannya sangat tidak sesuai dengan usianya yang hanya 1 tahun di bawahku. Tatanan rambut Alfa selalu dibuat seperti gaya pramugari dengan rambut yang digelung rapi. Alfa juga selalu memakai make up yang agak berlebihan menurutku.

Namun setelah bekerja bersama Alfa selama 2 bulan ini ternyata Alfa itu sangat cerewet, galak, disiplin, dan pekerja keras.

Aku juga tidak menyangka sama sekali, Alfa itu ternyata putri bungsu dari Bapak Mahendra Purnomo, Menteri Perhubungan yang sedang menjabat saat ini dan yang mengetahuinya hanya aku dan Rena saja, itupun tidak disengaja saat 3 minggu yang lalu aku dan Rena tidak sengaja bertemu dengan Alfa dan keluarganya di Airport.

Saat itu aku mengantar Rena yang hendak terbang ke Lombok sementara Alfa, ibunya, serta Pak Mahendra selaku ayah Alfa menyambut kepulangan kakak perempuan Alfa yang ternyata seorang Danastri Limar, beauty influencer nomor 1 di Indonesia saat ini.

Saat masih bekerja di Seoul, aku dan Danastri pernah berada di satu acara yang sama yang diadakan oleh salah satu beauty brand yang ada di Korea Selatan.

Suami Danastri dan anak laki-lakinya pun ikut pulang ke Indonesia. Sepengetahuanku Danastri dan keluarganya memang sedang menetap di London karena suami Danastri mengambil kuliah PhD di London.

Saat itu Alfapun langsung mengenalkan aku dan Rena kepada keluarganya, bahkan aku akhirnya diajak untuk dinner bersama keluarga mereka.

Saat kami dinner bersama aku juga tidak sengaja bertemu dengan Ravi yang ternyata ikut menyusul datang ke Airport. Saat itu aku baru menyadari ternyata Ravi sangat akrab dengan keluarga Alfa. Bahkan Pak Mahendra dan Ibu Lingse yang merupakan istri dari Pak Mahendra sekaligus ibu dari Danastri dan Alfa beberapa kali memuji Ravi di depanku.

Mendengar pujian-pujian yang datang dari salah satu orang penting di negeri ini kepada Ravi membuatku menerka-nerka apakah ada sesuatu di antara Ravi dan Alfa. Bahkan dari yang kulihat sepanjang kami dinner,  beberapa kali Ravi dan Alfa saling bertatapan dan melempar senyum.

Aku benar-benar jadi sangat curiga saat itu dengan hubungan mereka berdua. Apakah mereka berdua punya hubungan khusus? Apakah mungkin Ravi selingkuh dari Jenny?

Ahh... Tapi mana mungkin Ravi berani menyelingkuhi Jenny. Ravi itu sangat mencintai Jenny. Jenny juga sedang mengandung anak pertama mereka berdua.

"Kak! Kakak!" panggil Rena sambil melambaikan tangannya di depan wajahku.

"Ah... Kamjagiya! Rena... Kamu ngagetin aja." ungkapku yang sangat kaget dengan panggilan Rena tadi.

"Lagian kakak ngapain siang bolong gini malah ngelamun. Daritadi aku cerita sama kakak loh. Aku panggilin juga. Ish..." rajuk Rena.

"Oh iyakah? Maafkan daku ya adikku sayang. Daripada kamu merajuk lagi gimana kalau kita pergi lunch sekarang?" tanyaku.

"Ayolah kak! Perut aku udah bunyi nih daritadi. Hehehe. Tapi ini kakak yang traktir kan?"

"Iya dek. Kakak yang traktir. Takut amat sih."

"Hehehe. Aku kan nggak sekaya kakak."

"Alfa, kita lunch bareng yuk di luar!" ajakku kepada Alfa yang terlihat sedang tersenyum sembari bermain dengan ponselnya.

"Iya kak Alfa, kita lunch bareng yuk! Mumpung aku lagi nggak terbang hari ini." ajak Rena.

"Wah mohon maaf Ibu DirCan dan dedek Rena, saya sudah ada janji lunch bareng teman. Ini aku baru mau minta ijin sama Ibu DirCan. Bolehkah Bu? " tanya Alfa dengan nada memohon.

Alfa memang selalu memanggilku Ibu DirCan alias Direktur Cantik. Ada-ada saja memang bocah satu ini.

"Lunch sama siapa kak? Hayo... Kakak sudah ada boyfriend ya?" tanya Rena.

"Bukan kok. Saat ini sih baru teman belum tahu besok-besok. Hehehe." ujar Alfa.

"Ckckck... Alfa. Kamu ini ada-ada saja sih. Yaudah kalau kamu mau lunch bareng teman kamu itu ya silahkan! Tapi ingat dengan jam kerja! Saya sama Rena duluan ya! " ujarku sembari menarik lengan Rena lembut.

"Terima kasih banyak Ibu DirCan. Siappp Boss." seru Alfa dengan volume agak keras.

Entah mengapa hatiku agak berdenyut mendengar penuturan Alfa tadi. Lunch bareng teman? Teman siapa? Apakah Ravi? Ishh... Kenapa juga aku masih harus memikirkan pria itu.

Ingat Rosa, pria itu sudah beristri, mau punya anak dan bahkan punya calon selingkuhan. Astaga gila emang si Ravi kalau benar dia punya affair dengan Alfa. Ah sudahlah terserah mereka saja.

Look at Me, PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang