Part 1 (Husband & Wife)

142K 635 5
                                    

"Kami cuma rekan kerja."

"Aku gak percaya!" Teriak Raline lantang, menatap nanar ke dalam mata Zack. "Aku tau kalau aku gak secantik dulu lagi. Kamu pasti lebih suka sama Sarah yang seksi dan cantik. Bukan perempuan jelek kayak aku."

"Raline, kamu kenapa sih?" Balas Zack tidak habis pikir. "Aku gak ada hubungan apapun dengan Sarah. Kami cuma rekan kerja."

"Bohong!" Pekik Raline kencang. Matanya sudah akan menumpahkan air mata. Sedikit lagi dan Raline tidak akan mampu membendung air matanya di depan pria yang berstatus sebagai suaminya itu. Tapi, ia harus kuat. Dia tidak mau terlihat lemah.

"Mana ada orang yang ngaku selingkuh. Kamu pasti bosan sama aku yang jadi makin gendut setelah melahirkan. Makanya kamu cari perempuan lain." Ujar Raline dengan suara gemetar.

Hatinya seperti diremas kuat. Apalagi saat mendengar rumor kedekatan Zack dan Sarah dari beberapa saat yang lalu. Ditambah dengan foto-foto mesra ketika Zack makan siang berdua di sebuah restoran dengan Sarah tanpa sepengetahuannya yang dikirim tadi siang. Sarah tidak tahu siapa pengirimnya karena foto-foto itu berasal dari nomor tidak dikenal.

Tapi pikirannya yang kalut sudah tidak bisa berfungsi dengan benar. Raline hanya berpikir bagian mana dari dirinya yang kurang hingga Zack sampai selingkuh. Apa karena dia sudah tidak cantik seperti dulu lagi? Apa karena berat badannya yang naik setelah melahirkan?

Mengingat foto Zack dan Sarah yang terlihat mesra sambil melempar senyum kepada satu sama lain membuat air matanya jatuh tanpa bisa ditahan. Mereka terlihat mesra sekali.

"Tadi itu cuma makan siang biasa." Zack menyugar rambutnya frustasi. "Aku lagi makan siang dengan teman laki-lakiku. Lalu Sarah muncul tiba-tiba."

"Jangan bohong!"

Zack tidak menghiraukan ucapan Raline. "Dia minta untuk ikut makan siang dengan kami. Dan, kami setuju. Di sana bukan hanya aku dan Sarah. Foto-foto yang kamu lihat itu diambil saat temanku sedang ke toilet."

Raline mengusap air matanya yang tumpah. Menggeleng tidak percaya. "Kamu pandai sekali mengarang cerita." Dia melangkah mundur. "Aku gak percaya sama kamu."

Zack berjalan mengikuti Raline. "Mau ke mana kamu?" Ujar Zack. "Kita masih belum selesai bicara."

"Berhenti!" Teriak Raline. Dia sudah berdiri di dekat pintu kamar mereka. Dan, ucapannya berhasil membuat Zack menghentikan langkah.

"Raline."

"Jangan ikuti aku." Raline meraih gagang pintu. "Aku butuh waktu untuk menenangkan diri."

"Jangan kekanak-kanakan." Ujar Zack. Wajah pria itu terlihat pucat. Tidak seperti biasanya. Raline tahu kalau dia pasti kalang kabut karena ketahuan selingkuh.

"Kamu tau kalau aku orangnya nekat. Jangan ngikutin aku kalau kamu gak mau lihat aku ngelakuin hal yang berbahaya." Peringat Raline keras.

Ucapannya membuat Zack terdiam. Pria itu tetap berdiri di tempat bahkan sampai Raline membuka pintu, membantingnya kencang lalu pergi dari sana.

Raline butuh waktu untuk menenangkan diri.

***

Empat jam sudah berlalu terhitung dari sejak Raline meninggalkan rumah. Saat ini ia sedang duduk sendirian di tengah cafe yang ramai didominasi anak muda. Tapi keramaian itu tidak cukup kuat untuk meredam suara-suara bising di kepalanya.

Permasalahannya dengan Zack membuat Raline benar-benar kalut. Dari tadi isi kepalanya berputar-putar. Tentang pernikahannya, anaknya dan juga masa depan mereka. Raline takut kalau dia tidak bisa menahan semua ini dan memilih untuk berhenti.

Short Stories (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang