Part 25 (Husband & Wife)

2K 55 1
                                    

Terikat di hubungan pernikahan dalam jangka waktu yang panjang dapat menimbulkan satu masalah besar; kebosanan.

Sering kali pasangan yang sudah menikah dapat bosan menatap wajah yang sama setiap harinya. Bangun dan tidur dengan menatap wajah yang sama. Dari pagi hingga malam mendengarkan suara yang sama. Mengunjungi setiap tempat dengan orang yang sama. Bahkan berbagi napas dengan orang yang sama. Semuanya terdengar begitu membosankan.

Terlebih untuk lelaki yang jiwanya terikat dengan petualangan.

Nara sudah bersama dengan Kaivan selama 12 tahun.

Mereka berpacaran selama 2 tahun. Kemudian menikah dan butuh waktu 7 tahun lamanya hingga malaikat kecil bernama Keano hadir di dalam hidup mereka. Sekarang Keano sudah berumur 3 tahun.

12 tahun lamanya Kaivan sudah menghabiskan waktu dengan Nara. Beberapa orang bertanya bagaimana caranya pria itu bisa bertahan di dalam pernikahan tanpa anak selama 7 tahun. Yang Nara percaya, cinta Kaivan sudah cukup besar untuk menopang pernikahan mereka.

Tapi jika cinta itu surut dimakan waktu, apa yang akan tersisa untuk menopang pernikahan tersebut?

Nara menatap kosong sisi tempat tidur di sampingnya. Masih rapi dan terasa dingin. Tanpa kehangatan Kaivan di sana. Dia mengatakan kepada Nara bahwa ada pekerjaan yang perlu diurus. Sudah larut malam ketika pintu kamar terbuka, Kaivan masuk. Jas hitam dan dasi yang dia kenakan tadi pagi sudah tidak ada, hanya menyisakan kemeja biru yang kusut.

"Sudah pulang, Sayang?" Nara beranjak menyambut Kaivan.

Kaivan menghampirinya, memberikan ciuman lembut di kening. "Hai, iya, kenapa belum tidur?"

"Aku nungguin kamu." Nara membantu membuka kemeja suaminya.

Kaivan mengelus punggung Nara. "Seharusnya kamu tidur, pasti capek nungguin aku."

Nara menggeleng. "Tapi aku mau dipeluk," ujarnya manja.

Kaivan terkekeh. "Kamu lebih manja daripada Ken."

Nara terkekeh geli. Tidak menyangkal. 40 menit kemudian mereka bergelung di bawah selimut, bercerita sebentar tentang hari yang dilalui setelah itu tidur.

Dua hari kemudian Nara berpapasan dengan Joshua—rekan kerja Kaivan—di supermarket.

"Hai, Nara." Sapa Joshua di waktu yang bersamaan dengan istrinya.

Nara membalas dengan ramah. "Hai." Dia mencubit pelan pipi puteri mereka yang ada di gendongan istri Joshua. "Halooo, lucu banget."

Mereka tertawa bersama sebelum Nara beralih menatap Joshua penuh ingin tahu. "Kamu udah pulang?" 

"Iya, sudah dari tadi." Joshua menatap sekeliling. "Kamu cuma dengan Keano? Di mana Kaivan?"

Nara tertegun.

"Oh itu, dia sedang ada urusan di luar katanya."

Aneh. Karena di telepon tadi Kaivan mengatakan dia ada pekerjaan bersama dengan Joshua.

***

Nara selalu menyukai waktu yang mereka habiskan di luar. Entah itu pergi ke taman di weekend, berkebun di belakang rumah atau pun makan malam di luar setidaknya seminggu sekali. Suatu aktivitas yang selalu diusahakan agar hubungan mereka tetap hangat terlepas dari sibuknya pekerjaan dan lamanya waktu yang dihabiskan bersama.

Namun malam ini terasa masam. Restoran Italia yang mereka kunjungi terasa lebih ramai dari biasanya. Penuh suara bising yang menggangu. Keano yang agak rewel. Serta seorang waitress muda yang centil kepada Kaivan. Sementara Nara sibuk dengan Keano sedangkan Kaivan memesan makanan mereka, dia kesulitan melepaskan pandangan dari cacing kepanasan itu.

Short Stories (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang