Part 11 (Husband & Wife)

8.4K 99 4
                                    

Akhirnya bisa update chapter baru lagi setelah beberapa waktu.

Happy reading semuanya...

***

"Aku semakin gendut."

Ana berdiri di depan cermin, menatap pantulan tubuhnya yang sedang mengandung. Menghembuskan napas kesal, Ana berputar ke samping. Lagi-lagi menyaksikan tubuhnya yang semakin membesar. Dia benar-benar terlihat gendut.

Sejak hamil, berat badannya naik, perutnya bertambah besar, payudaranya terasa penuh. Well, mungkin perubahan fisik di payudara tidak menjadi masalah bagi Ana. Tapi yang lain? Terutama perut, membuatnya terlihat seperti beruang yang mengerikan.

Tangan Ana bergerak menuju perutnya yang membesar, menangkup menggunakan tangan dan menemukan perubahan yang signifikan di sana. Ini mengerikan.

Tapi ingatan kalau di sana terdapat buah hati yang sedang dikandungnya, memicu sebuah senyum hangat di wajah Ana. Ana mengelus perutnya lembut lalu berkata. "Tumbuh yang sehat di sana, Sweetheart. Mommy tidak sadar bertemu denganmu."

Selama beberapa saat, Ana terus mematut dirinya di depan cermin. Kembali mencebik melihat tubuhnya yang gendut. Dia jadi tidak terlihat seksi lagi.

Sementara Ana sibuk memelototi dirinya di depan cermin, pintu terbuka dan seseorang masuk ke dalam kamar.

"Ana."

Kevin-suami Ana-memanggilnya.

"Ya?" Jawab Ana seraya kembali berputar ke arah sebaliknya. Ck. Dia tetap terlihat gendut, baik itu tampak depan ataupun samping.

"Ada apa?" Tanya Kevin. Lelaki itu berjalan mendekati Ana.

"Lihat." Ana menoleh ke arah Kevin sambil membuat gestur menggunakan tangan yang menunjukkan lekuk tubuhnya.

"Aku makin gendut." Rengek Ana tidak terima.

"Benarkah?" Kevin memeluk Ana dari belakang. Kedua tangannya memeluk pinggang Ana, mengelus perutnya lembut. Ana dan Kevin terdiam selama beberapa saat, sama-sama mengamati pantulan di cermin yang menunjukkan figur mereka yang tengah berpelukan.

"Aku rasa itu hal yang wajar. Bukankah semua ibu hamil bertambah gendut ketika sedang mengandung?" Kata Kevin tanpa beban sama sekali.

Mata Ana melotot mendengarnya. Tidak terima, dia mencubit tangan Kevin gemas.

"Dasar menyebalkan."

Bukan itu hal yang ingin dia dengar dari Kevin sekarang.

Seharusnya Kevin menghiburnya, mengatakan kalau Ana tidak gendut sama sekali dan terlihat semakin cantik dan seksi ketika hamil. Tapi apa yang bisa diharapkan pada patung yang diberi nyawa-yang sekarang menjadi suaminya?

Ekspetasi Ana terlalu tinggi dengan berharap Kevin akan mengucapkan kata-kata manis untuknya. Kevin tidak peka sekali.

Salah satu dari sekian sikap Kevin yang menyebalkan menurut Ana. Di awal perjodohan mereka dulu, bahkan sikapnya jauh lebih buruk lagi. Kaku, pendiam dan irit bicara. Untungnya pria itu diberkati oleh wajah tampan yang bisa mengimbangi sikap-sikap tersebut.

Wajah tampan Kevin adalah salah satu hal yang bisa Ana syukuri. Juga perkembangan karakter Kevin dalam hubungan mereka yang sudah tidak sekaku dulu lagi.

"Aw." Kevin meringis, menunduk hingga bertatapan dengan Ana yang sedang memelototinya.

"Kau kenapa?"

"Jangan tanya kenapa." Ujar Ana sebal seraya melepaskan diri dari pelukan Kevin.

Short Stories (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang