Part 26 (Affair)

3.4K 29 5
                                    

Logan Cunningham adalah pria paling sexy yang pernah Chloe temui. Tinggi di atas 185 cm, kulit kecoklatan dan garis wajah yang tajam; perpaduan sempurna untuk melemparkan diri ke dalam pelukannya. Otot-ototnya dipahat dengan sempurna, menonjol ditempat yang pas tanpa menimbulkan kesan berlebihan.

Hanya satu hal yang menjadi masalah, Logan sudah menikah dan memiliki dua orang anak perempuan.

Namun hal tersebut tidak menyulutkan niat Chloe untuk mencicipi rasa dari kerasnya setiap otot yang dipahat sempurna itu.

Setelah memastikan Emily—anak Logan yang diasuhnya—tidur, Chloe menyelinap ke dalam ruang kerja Logan. Istri Logan sedang dalam perjalanan bisnis, tidak ada yang akan menghentikannya sekarang.

Chloe meletakan segelas kopi di atas meja, tersenyum, mengagumi wajah tampan Logan yang dibingkai kacamata. "Ini kopinya, Tuan." Dia menunduk, memastikan Logan bisa melihat belahan payudaranya yang penuh.

Logan mendongak, matanya mengintip belahan dada Chloe. "Terima kasih," gumamnya.

"Apa ada lagi yang kau butuhkan?" Chloe menjilat bibirnya.

"Tidak ada." Logan kembali fokus ke pekerjaannya. "Kau boleh pergi."

Chloe menghembuskan napas kecewa. Setelah menggumamkan kata 'iya', dia melangkah keluar.

Logan mungkin bisa bermain play hard to get tapi Chloe akan menjamin pria itu akan jatuh ke pelukannya.

Ketika menemani Emily bermain, dari sudut matanya Chloe bisa melihat Logan yang memperhatikan mereka. Melihat kesempatan yang ada, dia menunduk, mengambil boneka kelinci kemudian menyerahkannya kepada Emilia.

"Em, apa kau ingin bermain dengan bunny?" Chloe menekuk tubuhnya, memastikan Logan bisa melihat lekukan bokongnya yang seksi. Lain kali, dia akan lebih sering memakai short skirt dan celana yang ketat.

Emily tertawa girang, mengambil boneka kelinci itu dari Chloe.

Logan berdehem. 

Tersenyum miring, Chloe dengan pelan menegakkan postur tubuhnya dengan gerakan sedikit terlalu pelan. Menoleh, dia menyambut Logan, tersenyum genit.

"Daddy!" Emily berlari, memeluk kaki Logan.

Logan mengelus kepala Emily. "Apa kau sedang bermain dengan bunny?"

Emily mengangguk, merentangkan kedua tangannya kepada Logan yang membawanya ke gendongan. "I want to play with you, Daddy."

I want to play with your Daddy too, Em.

Chloe bergumam di dalam hati. Dia menonton interaksi ayah dan anak itu seraya menyusun rencana lainnya agar Logan dengan suka rela menyelipkan diri di antara kedua pahanya.

***

Chloe sedang bermain bersama Emily di taman ketika melihat Logan dan istrinya berjalan dari kejauhan. Sebuah ide muncul di kepalanya. Meraih selang di taman, dia dengan sengaja berlari, mengejar Emily dan menyemprotkan air. Emily tergelak, tertawa kegirangan. Chloe mengarahkan selang air ke dadanya sendiri, membuat koas putihnya basah kuyup.

"Mommy!" Pekik Emily. Mengabaikan game siram air yang baru saja mereka mainkan, dia berlari, melompat ke pelukan ibunya.

"My angel." Istri Logan mengecup pipi Emily bertubi-tubi. Dia mencubit pipi Chloe gemas. "Kau basah kuyup, Sayang."

Chloe menyusul, berdiri di dekat mereka. Matanya melirik ke arah Logan sejenak. Meskipun sebentar, dia bisa menangkap pandangan Logan yang jatuh ke arah dadanya yang tercetak jelas dibalik kaosnya yang basah. Ada sekelabat bra berwarna merah yang menjadi tembus pandang. Jelas godaan bagi seorang pria.

Jakun Logan bergerak naik turun.

"Ayo ganti pakaianmu sebelum kau sakit." Istri Logan membawa Emily pergi, tidak menyadari tensi panas antara suaminya dan babysitter anaknya.

"Selamat sore, Mr. Cunningham," sapa Chloe.

"Sore," gumam Logan. "Sebaiknya kau segera ganti pakaianmu," ujarnya sebelum menyusul istri dan anaknya masuk.

Chloe tersenyum. Pria itu bisa berpura-pura sepuasnya, menyangkal desiran hatinya sendiri. Tapi tidak lama lagi, dia akan dengan sendirinya mencari kehangatan di antara dadanya.

***

Malam sudah larut. Chloe yakin tidak ada yang terjaga selain dirinya dan Logan yang tadi masuk ke ruang kerjanya. Pintu kamarnya terbuka, Chloe bolak-balik mengintip ke ruang kerja Logan, menunggu sampai ada tanda dia akan keluar dari sana.

Kalau saja dia tidak terlalu berambisi ingin mencicipi kerasnya kulit pria itu, Chloe pasti sudah tertidur di atas kasur. Menjaga bocah berumur 6 tahun bukanlah hal yang mudah, butuh banyak tenaga dan usaha yang dikeluarkan. Untungnya, semua rasa lelah itu datang dengan bonus dalam bentuk pria seksi yang berpura-pura tidak terpengaruh akan keseksian tubuhnya.

Seriously. Jika Logan masih bermain game penyangkalannya, Chloe akan nekat masuk ke kamar pria itu dalam keadaan telanjang. Lihat sampai mana dia bisa menahan keinginan mencicipi tubuh perempuan seksi yang dengan senang hati membuka paha untuknya.

Pintu ruang kerja Logan terbuka, Chloe beranjak dari pintu. Berdiri di tepi kasur dengan posisi membelakangi pintu, tangannya mulai membuka gaun tidur yang dia pakai. Menyisakan sepasang bra dan celana dalam hitam. Menunggu, jemarinya bergerak ke arah kaitan bra begitu suara langkah kaki terdengar mendekat. Chloe melepas ikatan branya secara perlahan, menjatuhkan benda itu ke atas lantai. Dia menyeret rambutnya yang panjang ke depan dada, memberikan Logan akses melihat tubuh telanjangnya dari belakang.

Chloe tersenyum lebar ketika mendengar suara langkah kaki tepat di depan pintu. Dia memiringkan kepala, mengintip Logan yang masuk, mengunci pintu kamarnya.

"Apa kau juga bekerja sebagai stripper sekarang?" Logan berdiri di dekat pintu. Suaranya serak.

Chloe berbalik, menunjukkan sepasang payudara bulatnya yang tidak dibungkus kain. Mulutnya tersenyum lebar ketika Logan sudah jatuh ke perangkapnya.

Cut 21+++

***

Chloe mengangguk serampangan, meremas sprei. Menikmati sensasi perih dan nikmat di saat bersamaan. Dia menggigit bibit, matanya terpejam sementara kewanitaanya terus disodok.

"Chloe." 

Terdengar suara ketukan di pintu.

Logan dan Chloe membeku. Mata Chloe membulat, wajahnya pucat.

Dia berdehem pelan. "Ya, Nyonya?"

"Emily sedang flu, aku akan membuat makanan untuknya karena dia belum makan dari tadi malam," ujar istri Logan.

Logan menarik dan memasukkan kejantanannya secara perlahan, pelepasannya sudah diujung. Chloe menggeleng panik, takut istri Logan bisa mendengar desahannya yang mengancam keluar.

"Logan masih belum pulang juga."

Betapa dia tidak tahu kalau suaminya sedang asik menenggelamkan kejantanannya di kewanitaan wanita lain. Di kamar yang hanya dilindungi pintu yang jika dibuka akan menampilkan Logan yang sedang menyetubuhi perempuan itu dengan brutal.

***

Full chapter di karyakarsa. Judul Affair; 9. Chloe and Logan. Klik link di bio atau search username lowercasee_

Short Stories (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang