Part 23 (Affair)

3K 21 10
                                    

Memiliki bayi berumur 3 bulan adalah pengalaman yang sangat melelahkan. Aksa sering menemukan dirinya terbangun di tengah malam, setengah sadar harus menimang makhluk kecil yang meminta perhatian. Dia dan Bianca tidak pernah mendapatkan tidur yang cukup semenjak anak mereka lahir.

Ditambah dengan pekerjaan kantor yang datang silih berganti. Suara tangisan bayi. Kesibukan yang menumpuk. Istirahat yang kurang. Aksa merasa kepalanya hampir meledak.

"Kamu bisa tidur sekarang," bisik Aksa kepada Bianca.

"Oke. Kamu juga," ujar Bianca sebelum melempar dirinya ke dalam selimut.

Aksa mengangguk, perlahan meletakan puterinya di tempat tidur kemudian bergabung bersama Bianca dalam tidur. Sayangnya dia hanya memiliki waktu 3 jam sebelum pagi menjemput. Dengan energi yang tidak terisi penuh, Aksa memaksakan dirinya beranjak dari tempat tidur.

Matahari bergerak dari timur ke barat dengan begitu cepat. Setibanya di rumah, Aksa mendengar suara gelak tawa dari ruang tamu. Suara dari televisi juga samar-samar ikut serta masuk ke dalam pendengarannya. Dia mendapati anak dan istrinya sedang duduk di sofa sementara seorang wanita muda bergabung bersama mereka.

"Hai kamu udah pulang." Bianca tersenyum lebar.

Aksa tersenyum meskipun lelah. "Hai, Sayang."

"Jessica baru aja datang." Bianca melirik ke arah adik perempuannya yang juga menyapa Aksa. "Dia bakalan tinggal di sini dengan kita."

Satu alis Aksa terangkat. "Oh iya?"

Jessica mengangguk. "Sampai libur semester aku selesai. Sekalian bantu Bian jaga anak kalian."

Aksa bergumam pelan. Mungkin kehadiran Jessica di sini memang bisa membantu di tengah kesibukannya dan Bianca sebagai orang tua baru. Setidaknya beban mereka akan sedikit berkurang.

Jessica adalah perempuan yang baik. Pagi-pagi sekali dia sudah bangun membuat sarapan, bahkan sebelum pembantu rumah tangga Aksa dan Bianca bangun. Di siang hari, dia akan membantu Bianca merawat anak mereka, berperan sebagai Bibi yang baik.

"Kamu masih bangun?" Aksa pulang larut malam itu. Ketika pergi ke dapur untuk mengambil air, dia berpapasan dengan Jessica yang sedang duduk menyantap buah.

Jessica tersenyum. "Iya, baru pulang?"

"Hmm." Aksa bergumam, mengambil teko kaca yang posisinya tidak jauh dari Jessica, menuangkan air. "Kerjaanku sedang menumpuk."

"Pasti capek banget."

"Ya begitulah." Aksa meneguk habis air dari gelasnya. Tenggorakannya tiba-tiba kering. Apalagi ketika Jessica yang memakai short pants dan kaos biru ketat bergerak ke depannya.

"Biar aku bantu." Jessica melepaskan simpul dasi yang melilit leher Aksa. Dia menjilat bibir. Gerakan yang begitu eksotis di mata Aksa. 

Suatu tindakan yang tidak terduga.

Seketika suhu ruangan menjadi naik. Aksa mendapatkan dorongan untuk melepas kemejanya. Rasanya begitu gerah. Jessica berdiri sangat dekat, terlalu dekat hingga Aksa bisa merasakan tonjolan payudaranya menggesek dadanya. Hanya gesekan pelan yang diikuti oleh elusan halus ditengkuk ketika Jessica menarik lepas dasinya. Sekarang celana Aksa terasa sempit.

Mata Jessica berpendar dengan kilat yang asing.

"Mau aku pijat?" Jessica mengelus bahu Aksa, memberikan tekanan pelan. Dia menekan tubuhnya semakin rapat. Jarinya mengelus kulit leher Aksa. Pelan dan menggoda. Kepalanya sedikit mendongak. Aksa bisa merasakan hangatnya napas Jessica menyapu bibirnya.

Seolah terhipnotis, Aksa tidak bisa melepaskan pandangannya dari bibir Jessica. Napas mereka beradu.

"Aksa." Panggil Jessica.

Aksa mengerjap kemudian segera bergerak mundur.

Dia berdehem kencang. "Ini sudah malam. Sebaiknya kamu tidur."

Mata Jessica sedikit membulat. Ada balutan kecewa di sana. Tapi dia tersenyum tipis melihat Aksa yang terlihat gerah. "Kalau kamu butuh pijatan, kamu bisa datang ke aku kapan saja." Matanya melirik ke arah celana Aksa yang ketat kemudian berbalik, meninggalkan dapur dengan bokong bulat yang bergoyang seksi.

"Fuck." Aksa mengumpat.

Apa yang baru saja terjadi?!

***

Keesokan malamnya Aksa menemukan Jessica berada di tempat yang sama. Mengenakan hot pants dan kaos abu-abu berdada longgar. Dia tersenyum pelan, bibirnya mengkilap disapu lip gloss. Pasti terasa lembut saat dicecap. 

"Malam," sapa Jessica seraya mendorong segelas jus jeruk. 

"Terima kasih." Aksa mengambil gelas tersebut, berdiri tidak jauh dari Jessica dan secara tidak sengaja melihat belahan dada yang muncul dari kaosnya yang longgar. Penuh dan bulat. Dia diam-diam menghembuskan napas gusar.

"Lembur lagi?"

"Hmm... seperti yang bisa kamu lihat." 

Kali ini percakapan mereka mengalir begitu saja. Topik tentang kantor menghiasi percakapan mereka dan Jessica dengan senang hati mendengarkan. Malam semakin larut. Kini Jessica membantu melepas simpul tali Aksa, yang pria itu terima dengan hati terbuka. Dia larut dalam suasana yang menghipnotis. Mereka berdiri saling berhadapan. Tanpa meminta izin, Jessica memberikan pijatan untuk Aksa.

Dan aksa tidak menolak. 

Awalnya terasa lembut dan mampu melepas lelah. Lalu jari-jari lentik dan halus itu mulai memberikan sensasi merinding, mulai menjalar ke tengkuk dan dada bidang Aksa. 

"Kamu pasti capek," bisik Jessica. Tangannya kembali ke tengkuk Aksa, naik ke atas, meremas pelan. Bibirnya terbuka, mengundang.

"Jess." Aksa meneguk saliva.

"Sshh..." Jessica berdiri di ujung kakinya, mata fokus ke bibir Aksa sementara jarinya mendorong kepala pria itu agar menunduk. 

Bibir mereka bertemu dalam sapuan yang lembut. Aksa terpaku. Matanya membulat tapi dia menyerah ke dalam godaan saat merasakan sensasi rasa stroberi di mulutnya. Jessica menjilat bibir Aksa, melumat bibir bawahnya pelan dan berusaha mendorong lidahnya masuk. Aksa menggeram, membuka mulut, menyatukan lidah dan bibir mereka lebur ke dalam ciuman penuh nafsu.

Cut 21+ scene
Full scene chapter in karyakarsa

***

Yang tersisa hanyalah suara napas kepuasan. Aksa terengah lalu ikut berbaring di samping perempuan yang baru saja berhubungan seks dengannya. 

Jessica tersenyum puas. "Kamu hebat. Aku keluar banyak tadi."

Aksa tersenyum miring mendengar pujian itu.

Selama sisa liburan Jessica, mereka menghabiskan waktu bercinta diam-diam di belakang Bianca. Di kamar, kamar mandi, ruang kerja, ruang tamu ataupun sofa.

***

Full part ini ada di karyakarsa. Judul affair; 8. Jessica and Aksa. Klik di bio atau search username aku di karyakarsa: lowercasee_

Short Stories (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang