Part 30 (Affair)

2.1K 22 2
                                    

"Hey, maaf aku telat datang." Danuarta mengunci pintu, melepas jaket yang dia pakai saat sebuah ciuman mendarat di bibirnya. Sontak matanya terpejam, merasakan bibir lembut yang beradu dengan mulutnya. Sepasang tangan ramping membantu Danu melepaskan jaket, melemparnya sembarangan ke lantai.

Julia menggigit bibirnya lalu tertawa pelan ketika Danu meringis. "Rasain, telat sih."

Danu menarik Julia ke dinding, menciumnya rakus, menumpahkan segala rindu yang terpendam. "Aku harus buat alasan untuk bisa datang ke sini," katanya setelah mereka saling memakan bibir satu sama lain.

Di rumah, Danu memiliki seorang istri dan dua orang anak yang harus diberi alasan kenapa dia pergi. Tiba-tiba menghilang tanpa kabar setelah melakukan perjalanan dinas selama seminggu dapat menimbulkan pertanyaan yang membawa kecurigaan.

Di keadaan sekarang, Danu tidak ingin ada yang tahu hubungannya dengan Julia.

Oleh karena itu dia membeli rumah di pinggiran kota yang jauh dari keramaian. Sebuah tempat mereka bertemu secara rahasia dan menghabiskan malam-malam panas penuh gairah. Di sini Danu dan Julia bisa bercinta di setiap sudut dan mendesah sekeras mungkin tanpa ada yang bisa mendengar.  Di balik dinding yang jauh dari radar orang lain, mereka bisa melakukan semua hal yang tidak bisa mereka lakukan di tempat umum.

"Kenapa Mas gak langsung ke sini aja dan bilang pulang besok?" Julia merengut.

"Ribet, Sayang. Mas udah bilang bakalan pulang hari ini sama Liana." Danu mengusap pipi Julia. "Jangan cemberut dong. Kita baru bisa ketemu sekarang dan harus manfaatin waktu sebaik mungkin. Maafin Mas karena telat datang, ya?"

Julia bergeming. Mood-nya anjlok mendengar nama istri Danu.

Danu mengecup bibir Julia, lalu melumatnya sebentar. "Mas kangen banget sama kamu. Selama dinas, cuma kamu yang ada di pikiran Mas," rayu Danu.

Perjalanan dinas selama seminggu adalah siksaan bagi Julia dan Danu. Di saat cinta mereka sedang panas membara, mereka harus dipisahkan oleh tugas dan jarak. Karena rindu, malam harinya sebelum pergi tidur, Julia dan Danu selalu melakukan video call yang akhirnya mengarah pada video sex.

Namun meskipun sudah melihat tubuh seksi Julia dan payudaranya yang bulat, Danu masih belum juga puas. Dia butuh sentuhan langsung. Merasakan dan meremas kulit panas Julia sudah ada di dalam pikirannya sejak dalam perjalanan pulang. Tidak peduli waktu tidurnya yang berkurang, Danu langsung menuju ke rumah ini begitu ada kesempatan.

Danu mengusap-usap pinggul Julia, menggigit telinganya pelan. "Kamu cantik banget, Sayang," bisiknya. "Seksi, ngangenin juga. Gimana Mas gak kangen kalau kamu secantik ini?"

Julia melenguh. Tubuhnya menjadi rileks. Danu bersorak di dalam hari, tahu kalau ucapannya berhasil meluluhkan singa yang tengah marah.

"Aku kangen, Mas."

"Beneran?"

"Iya, lama banget sih. Capek tahu nunggu di sini."

"Maaf ya." Danu mengecup bibir Julia sekali lagi. "Habis ini Mas buat enak biar gak marah lagi."

Julia memukul dada Danu, tawa pelan lepas dari bibirnya. Rasa kesal yang dia rasakan kini menguap ke udara, melebur dalam tawa bercampur rindu. Danu ikut tertawa seraya menanamkan ciuman di bibirnya. Tidak ada yang bisa mengalahkan sensasi ciuman yang dilakukan setelah berpisah oleh jarak. 

Danu melepaskan rindunya dalam ciuman yang menggebu-gebu. Pria berusia tiga puluh enam tahun itu mencurahkan segalanya kepada perempuan yang mengisi isi dan hati pikirannya. Tangannya bergerak meraba setiap jengkal tubuh Julia. Rok mini yang Julia pakai memudahkan akses Danu ke area pahanya. 

Short Stories (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang