Part 31 (Affair)

1.4K 18 3
                                    


***

Katanya laki-laki hanya jatuh cinta sekali, sisanya melanjutkan hidup.

Laki-laki bisa memulai hubungan dengan perempuan lain sampai ke tahap serius tetapi cinta pertamanya akan selalu memiliki posisi yang spesial.

Cia: Hotel A, kamar no 116. 

Cia: Jam 8 malam.

Cia: Please, datang. Ini yang terkahir kalinya sebelum kamu menikah dengan perempuan itu. Setelah ini aku gak akan ganggu kehidupan kalian lagi.

Farel membaca pesan yang baru masuk ke ponselnya. Lama ditatapnya dinding dengan tatapan kosong, menimbang apa yang harus dia lakukan. Logikanya pasti mengatakan untuk menghapus pesan dari Cia, meninggalkan masa lalu. Tapi lubuk hatinya mendorong Farel untuk mengiyakan, menuruti permintaan mantan terindah sebelum menginjak tahap baru kehidupan bersama perempuan lain. Setidaknya dia ingin mengucapkan salam perpisahan.

Siapa bilang laki-laki lebih mementing logika dari perasaan? Buktinya setelah pergulatan yang panjang, Farel berakhir di depan kamar hotel yang dipesankan Cia.

Farel janji, ini yang terakhir kali. Setelah ini, dia akan memblokir kontak Cia dan seluruh media sosialnya, menutup akses perempuan itu ke kehidupannya. 

Seminggu lagi Farel akan menikah dengan Erina. Tipikal perempuan idaman yang menjadi impian semua orang. Dia seorang dokter, mantan Puteri Wisata dan sering berpatisipasi di kompetensi debat. Mandiri, kemampuan memasaknya lumayan bagus, sabar dan baik hati.

Sempurna, bukan?

Lalu apa yang kurang? Oh, benar Erina bukan Cia. 

Erina bukan perempuan cantik dan imut yang Farel kenal sejak hari pertama masuk SMA, yang menjadi kekasihnya sejak kelas dua SMA sampai dia lulus wisuda. 

Bagi Farel, Cia itu segala-galanya. Dulu. 

Cia adalah ciuman pertamanya, perempuan pertama yang berbagi hangatnya tempat tidur dengannya dan juga orang yang selalu menemani waktu belajarnya meskipun dia tidak suka. Cia suka hadiah imut seperti teddy bear atau gelang cantik. Cia suka pesan selamat pagi dan selamat malam. Cia suka video call di tengah malam hingga tertidur. Cia suka mencuri hoodie milik Farel. Cia suka makanan manis. Cia takut dengan laba-laba dan mudah menangis dengan hal-hal sepele seperti ketika dia memesan mathca tapi yang datang justru cappucino. 

Cia. Cia. Cia. 

Semua tentang Cia masih Farel ingat. Padahal empat tahun sudah berlalu sejak mereka putus. 

Farel tidak akan pernah lupa betapa hancurnya Cia ketika Farel mengatakan bahwa mereka tidak bisa melanjutkan hubungan lagi. 

Jika dia punya pilihan lain, Farel akan berjuang sekuat tenaga demi Cia. Namun Ibunya berkata sebaliknya. Ibu Farel ingin dia menikah dengan perempuan lain. 

Farel sempat menentang nasihat ibunya, menciptakan tembok dingin di antara mereka selama beberapa minggu. Hanya saja kesehatan Ibunya yang menurun drastis tidak memungkinkan Farel terus melanjutkan keegoisannya. Setelah keputusan kakaknya mengakhiri hidupnya, Ibu Farel kehilangan semangat hidup. 

Farel adalah alasan terakhir bagi Ibunya untuk melanjutkan hari-harinya. Dia tidak bisa menjadi alasan lainnya yang menyebabkan jantung lemah Ibunya menolak untuk berdetak lagi. 

Momen ketika Farel membawa Erina datang menemui Ibunya, Farel bisa merasakan kalau itulah jalan yang terbaik. Ibunya belum pernah tersenyum lebar lagi seperti saat dia mengajarkan resep masakannya kepada Erina semenjak kepergian kakaknya. 

Meskipun berat, Farel mulai belajar menerima datangnya Erina. Mencoba mencintai perempuan itu dengan sisa cinta yang masih tertinggal di hatinya. 

Demi kepentingan semua orang, ini akan jadi pertemuan yang terakhir kalinya.

Short Stories (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang