29. EP || Rumah Kosong

12.1K 611 116
                                    

Lion mengerjabkan matanya perlahan berusaha menyesuaikan sinar yang masuk, sebuah ruangan yang usang dengan banyaknya debu kini menjadi fokus utamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lion mengerjabkan matanya perlahan berusaha menyesuaikan sinar yang masuk, sebuah ruangan yang usang dengan banyaknya debu kini menjadi fokus utamanya.

"Ugh... Di mana aku...?" -Batin Lion.

Rasa lelah di tubuhnya membuatnya lemas, Lion pun memilih untuk menidurkan dirinya kembali. Lion mulai mengubah posisi menghadap samping, namun tiba-tiba Lion di kejutkan dengan keberadaan Rich tepat di sampingnya.

DEG.

Lion membulatkan matanya penuh menatap Rich, Lion pun segera bangkit dari posisinya dan duduk di tepi ranjang tua yang mereka tiduri.

"K-Kenapa dia di sini--Tidak! Bukan itu masalah utamanya sekarang, ada apa dengan raut wajahnya...?" -Batin Lion.

Lion menatap Rich lama, pria itu tak sadarkan diri dengan tubuhnya yang penuh akan luka, terutama kepalanya, Lion bisa melihat jika pria di depannya ini tengah kesakitan sekarang, hal itu terlihat jelas dari wajahnya yang membiru dengan alis yang mengerut.

"Apa dia yang membawa aku ke sini...? Dia ini mencoba menyelamatkan aku atau membunuhku...?" Gumam Lion, "Aku tidak mengerti..." -Lanjutnya dalam hati.

Lion kembali menatap Rich, perlahan Lion mendekati tubuhnya ke arah Rich, tangan Lion terulur menyentuh dahi Rich, dalam sekejap rasa panas seolah menjalar ke telapak tangannya, "Ya ampun... Dia demam?" Gumam Lion tak percaya.

Lion meneguk ludahnya, tangannya beralih menyentuh kancing atasan Rich, di bukanya satu persatu kancing-kancing itu lalu melepaskan pakaian itu dari tubuh Rich. Kini Lion akhirnya bisa melihat kondisi tubuh Rich dengan lebih leluasa.

Lion dibuat tertegun menatap luka-luka di tubuh Rich yang terlihat membiru, bahkan banyak dari luka-luka itu yang kini mengeluarkan darah, pria itu sama sekali tak mengobatinya, atau mungkin dia belum mengobatinya?

"Apa ini karena bom tadi? Tentu saja akan jadi seperti ini, bahkan orang-orang itu mati dibuatnya. Sungguh keberuntungan dia bisa hidup sampai sekarang, dia bahkan membawaku dari tempat itu." Batin Lion. "Apa dia benar-benar manusia? Bagaimana bisa ada manusia sekuat ini?"

Tak ingin berpikir panjang, Lion pun bangkit dari ranjang dan memeriksa seluruh ruangan di rumah kosong yang mereka tempati saat ini. Lion berharap ada beberapa barang yang bisa berguna untuk mereka gunakan.

"Apa ini rumah terbengkalai yang ditinggalkan pemiliknya?" Gumam Lion.

Tanpa sengaja tatapannya jatuh pada sumur yang ada di depan sana, Lion pun segera melangkah mendekati sumur itu. Tangan Lion terulur membuka tutup sumur itu lalu mengambil air di dalamnya dengan sebuah bak kecil yang tersedia di sana.

"Ini masih bersih--waahh!!" Kaget Lion kala melihat sesuatu yang mengerikan di sana.

Tepat dua kaki dari sumur, Lion menemukan sebuah tengkorak kering bewarna coklat dengan rambut yang masih menempel di kepalanya, tengkorak itu bahkan masih memakai pakaian.

EPITESHI PATHOUS vol.01 || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang