25. EP || Perhatian yang jarang

12.6K 697 120
                                    


Klang!

Sebuah pisau terjatuh lalu di susul dengan tubuh wanita berambut pirang yang di banjiri darah dengan sebuah peluru crossbow menyerupai panah yang menembus bahu cantiknya.

Keadaan menjadi hening untuk sementara, Lion menatap wanita itu dengan dadanya yang naik turun serta nafas yang tersengal-sengal, lalu tatapannya beralih ke arah Rich.

"Ha..." Rich menatap tubuh terkulai di sampingnya.

Bruk!

Suara itu mengalihkan Rich, Rich pun kembali berpaling dan menatap ke arah Lion yang saat ini ambruk dengan lutut yang membentur tanah dengan cukup keras.

"Ugh.."

Tangan Lion terangkat memegangi kepalanya yang sakit, darah di kepalanya masih mengalir tanpa henti, dan itu membuatnya sedikit pusing.

Rich bangkit dengan keadaan polos tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh indahnya, tubuh telanjangnya terlihat jelas di depan mata Lion. Rich pun berjalan ke arah Lion tanpa beban, sementara Lion mulai memundurkan langkahnya gugup.

"H-Hey? A-Aku sungguh tidak--ugh." Ucapan Lion tiba-tiba terpotong kala kepalanya mulai terasa pusing kembali.

Lion masih tetap berusaha menjauh dari Rich dan memundurkan langkahnya, sementara Rich semakin dekat ke arahnya. Hingga tiba-tiba Lion tak sengaja menginjak batu di belakangnya hingga membuatnya terpeleset dan hampir terjatuh.

"Haahh!!!"

Grab!

Tangan Rich terulur menahan pergelangan tangan Lion lalu menariknya kuat ke arah Rich, dalam sekejap tubuh Lion kini sudah berada dalam dekapan Rich.

"Ugh..."

Rasa pusing di kepalanya membuat tubuhnya lemas, tanpa sadar Lion menyandarkan kepalanya di dada bidang Rich, kesadarannya semakin memudar.

"Ugh... Jangan..." Lirihnya lemah.

Tangan Rich kembali terulur menyentuh kepala Lion, menahan darahnya agar tak keluar. Kemudian Rich mengangkat tubuh Lion dan membawanya ke tempat semula.

Rich mengambil perban dari saku pakaiannya yang tergeletak di atas bebatuan lalu mengobati Lion tanpa sepatah kata pun, setelah selesai Rich kembali memakai pakaiannya lalu membopong tubuh Lion, membawanya pergi dari tempat itu.

"Tunggu... Airnya..."

"Apa?"

"Air..." Ucap Lion. "Aku menaruhnya di belakang semak." Lanjutnya pelan dengan mata yang tertutup.

Rich menghela nafasnya kasar lalu memutar bola matanya malas, ia pun langsung menurunkan tubuh Lion, menggendongnya tepat di belakang.

Rich mengambil botol air yang Lion maksud lalu membawa Lion ke tenda. Saat sampai di sana, Lion sudah tertidur dengan pulas, namun sisa-sisa darah yang menutupi kepala hingga ke lehernya masih terlihat jelas.

*****

- 02:24 Malam

Di tengah malam, Lion terbangun dengan rasa lapar, Lion pun mulai mengerjabkan matanya, mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Lion sadar jika dirinya berada di dalam tenda sekarang, dan hal terakhir yang Lion ingat adalah saat dirinya berada di bebatuan dekat sungai.

EPITESHI PATHOUS vol.01 || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang