22. EP || Ciuman

17.5K 1.3K 175
                                    

"A-Aku tidak mau melakukannya di depan orang lain!" -Batin Lion panik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"A-Aku tidak mau melakukannya di depan orang lain!" -Batin Lion panik.

Lagi, tanpa pikir panjang Lion mendorong dada Rich menjauh, namun pergerakan Lion sudah di prediksi oleh Rich lebih dulu, Rich pun mengulurkan tangan kanannya menahan leher Lion lalu menariknya mendekat ke arah Rich.

"Huuchh--!" Pekik Lion tertahan.

Wajah mereka hanya berjarak beberapa centi saja sekarang, dan Lion masih berusaha mendorong dada Rich, namun pria itu semakin menepis jarak di antara mereka.

"T-Tidak..." Ujar Lion pelan.

"Kenapa? Bukankah kau harus ganti rugi?" Tanya Rich di iringi tawa rendahnya.

"Tapi bukan dengan cara ini--!!"

"Shhhh.." Rich penempatan telunjuknya di bibir Lion, mata Rich kini tertuju ke arah pria di depan sana bermaksud menyadarkan Lion jika mereka tak hanya ber-dua di dalam mobil, ada orang lain di sana. Berkat hal itu, Lion semakin gugup dibuatnya.

Rich kembali tertawa menikmati raut wajah gugup yang tergambar jelas di wajah Lion, gadis itu bahkan tak lagi berusaha bangkit dari atasnya. Rich pun kembali menempatkan tangannya ke punggung Lion, menekannya agar Lion semakin dekat dengannya.

"H-Hey! Hentikan ini--Hey!"

Kini tubuh Lion dan Rich sudah saling menempel, namun Rich masih tetap menekan tubuh Lion di atasnya dengan begitu kuat hingga membuat Lion sedikit sesak, bahkan buah dadanya kini seakan terjepit di antara dada padat milik Rich, hal itu benar-benar menyakitkan untuknya.

Lion mulai merasa takut, dadanya benar-benar sakit seperti akan meledak kapan saja. Merasa pria di depannya ini tak akan mendengarkan, apalagi payudara adalah kelemahan terbesar seorang wanita, tak ada pilihan lain, Lion pun langsung mengalungkan tangannya ke leher Rich, menyembunyikan wajahnya di bahu Rich dengan tubuh yang bergetar takut.

"T-Tolong... hiks...!" Lion memohon dengan sangat, tangannya semakin erat memeluk leher Rich sebagai bentuk permohonan terakhir Lion pada pria itu, berharap pria itu akan mendengarkannya kalo ini.

Usaha Lion berhasil membuat Rich terdiam seolah tertegun, sesaat kemudian Rich pun menunduk menatap tubuh bagian belakang Lion yang bergetar.

"S-Sakit! Jangan tekan!" Lirih Lion.

Rich menyeringai, "Ha... Kau selalu tahu cara membuat hal yang menarik untuk di lihat." Ucap Rich, "Sekarang apa?"

"I-Itu sakit, dada mu terlalu keras." Ujar Lion.

"Jadi.. kau ingin aku berhenti?" Tanya Rich yang di balas anggukan cepat oleh Lion.

EPITESHI PATHOUS vol.01 || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang