06. EP || Menangis

26.1K 2K 146
                                    


Lion mulai terganggu dari tidurnya, alisnya mulai mengerut dengan bibir yang terbuka seakan mencari udara. Beberapa saat kemudian mata cantik itu akhirnya terbuka. Mata abu-abu milik Lion tanpa sengaja bertatapan dengan mata hitam pekat milik Rich.

"Kau akhirnya bangun." Ujar Rich dengan nada biasanya yang terdengar rendah dan halus namun terkesan datar.

Suara itu membuat Lion sadar dari lamunannya, ia langsung membulatkan matanya penuh dan segera bangkit dari tidurnya. "Aaghh!!" Pekiknya kala ia merasakan rasa keram yang teramat di pinggang bagian bawahnya.

Rich tersenyum dengan sinis, "Ha, Aku bahkan tidak memasukannya, dan kau sudah sesakit ini?"

Kata-kata Rich benar-benar membuat Lion geram, ingin rasanya Lion memberikan tinju kasarnya yang menyakitkan pada atasan menyebalkan yang saat ini berjongkok di bawahnya tanpa rasa bersalah sedikit pun setelah melecehkan dirinya tadi.

"Kau..! Kau cabul mesum!" Marah Lion tak terima.

Rich menatap Lion dengan acuh kemudian bangkit, "Maka berusahalah untuk tidak membuat masalah lagi di masa depan." Ucapnya berbalik dan hendak pergi. "Karena itu akan menguntungkan aku." Lanjutnya sambil menatap Lion dengan intens.

Lion terdiam sejenak. Biar bagaimanapun ini memang kesalahannya, namun ia tak pernah menginginkan ini! Hari ini Lion bangun lebih awal, bahkan ia rela membuang sedikit waktu tidurnya demi untuk bangun lebih pagi agar ia tak terlambat. Tapi bukankah ini tidak adil jika dia harus di hukum atas kesalahan orang lain yang mengunci dirinya di kamar mandi?!

Memikirkan itu membuat Lion ingin menangis rasanya, tak pernah ia sangka cabang TUHRDU yang ada di Jerman justru sangat berat dari pada cabang yang ada di Hongkong. Setidaknya Lion tak pernah memiliki musuh di sana, bahkan semua orang menyukainya dan selalu bersikap ramah padanya walaupun mereka tak berteman sekalipun.

Saat Rich sudah berada di ambang pintu ruang kerja, Lion kembali mengeluarkan suaranya, namun kali ini suara isakkan samar-samar terdengar di telinga Rich.

"Ini tidak adil! Kau bahkan tidak mendengar penjelasan ku!" Teriak Lion dari tempatnya. "Apa.., Apa kau tahu apa yang terjadi padaku?!"

Rich berbalik menatap ke arah Lion dengan tatapan acuh tak acuh, "Apa kau pikir sejak awal tempat ini ada untuk menjunjung tinggi keadilan?"

DEG.

Pertanyaan Rich sukses membuat Lion tersentak, tanpa sadar ia membulatkan matanya menatap ke arah lantai. Apa yang harus ia jawab? Haruskah ia memperjuangkan keadilan untuk dirinya?

TUHRDU [Serikat Persatuan Pertahanan Sumber Daya Manusia] sejak awal adalah organisasi yang tidak bergerak pada bidang hukum. TUHRDU ada untuk melindungi sumber daya dan menjadi bantuan, bukan keadilan. TUHRDU tidak bertanggung jawab atas keadilan semua orang bahkan orang yang bekerja di bawahnya sekalipun, tidak pernah.

Bahkan untuk masuk ke TUHRDU seseorang harus rela kehilangan haknya untuk tetap hidup, mereka akan mempertaruhkan nyawa mereka sendiri. Mereka harus menandatangani kontrak hidup dan mati atas kemauannya sendiri lalu berjuang untuk tetap hidup. Sebagai seorang mantan sarsan mayor, Lion tahu jelas akan hal itu.

"Buka matamu, berhenti bertindak seperti anak-anak." Ujar Rich. "Jika kau ingin menjunjung tinggi keadilan, maka keluarlah dari tempat kotor ini dan bekerjalah di bidang hukum." Lanjutnya dengan kejam.

DEG.

Lagi-lagi kata-kata Rich berhasil menusuk tepat di hatinya, tubuhnya seakan kembali bergetar, tangannya mulai terkepal dengan kuat seolah di penuhi dengan amarah.

Pertahanan Lion runtuh, air mata akhirnya kembali jatuh membasahi pipi mulusnya, "Tapi, hic..! Aku tidak bersalah, Pak! Aku.. hari ini aku bangun jauh lebih pagi dari biasanya, tapi seseorang mengunci diriku di kamar mandi..! Hiks.. mengapa aku di salahkan..? Hiks." Tangis Lion.

EPITESHI PATHOUS vol.01 || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang