Ara yang tadinya sedang mengunci pintu kamarnya seketika menoleh ke sumber suara yang dirasanya ingin mengajaknya berkonversasi.
Itu Lia, yang entah apa maksudnya bertanya seperti itu.
"Bokap gue bayarin uang spp gue tiap bulan bukan buat ngehukum gue gak boleh masuk sekolah," sarkas Ara yang otomatis membuat Lia menatapnya tak suka.
Ngena banget sis.
"Buat apa lo sekolah di sekolah elit kalo mindset lo masih KUNO!" sindir Lia dengan memberi penekanan pada kata 'kuno'nya itu.
Memang kan menurut Lia pola pikir Ara itu terlalu sinetron. Ia tidak akan bertingkah demikian jika Ara tidak memulainya lebih dulu. Mengecap keluarga tiri adalah orang yang jahat, Ara itu kuno sekali menurut Lia.
Jika seperti itu pikiran Ara, maka Lia dengan senang hati akan merealisasikannya.
"Sekolah juga gak ngajarin muridnya buat ikut campur urusan orang lain dan ngadu domba orang lain dengan nyebar fitnah yang gak bener tentang orang itu!" balas Ara tak mau kalah.
Hih, dikira si Lia saja yang bisa. Ara juga bisa kalik! helawaw
Selesai mengunci pintu kamarnya, tanpa mau banyak bicara dengan saudara tirinya itu, Ara langsung pergi melalui Lia. Tak lupa sambil menabrak bahu Lia macam ala ala drama orang musuhan getohh.
Emang sengaja dikunci sama Ara, biar gak ada siapapun yang bisa masuk seenaknya ke kamarnya. Apalagi sekarang dia tinggal bareng Lia dan Jisoo yang masih asing menurut Ara.
Mana si Lia ini udah ngibarin bendera perang lagi.
Dalam hatinya Lia menggerutu kesal. Rencananya kemarin tidak berjalan dengan mulus. Gadis itu kemudian mendengus malas lalu pergi menyusul saudara tirinya ke ruang makan untuk sarapan.
"Kalian hari ini berangkat bareng ya satu motor. Papa baru aja beliin motor baru buat Lia tapi datengnya nanti siang. Jadi nanti kalian berangkatnya pake motor A—–"
"Gak mau!" potong Ara cepat yang mana membuat semuanya menoleh ke arahnya.
"Sayang, jangan egois gitu dong. Hari ini aja, besok Lianya udah ada motor. Kalo gak bareng kamu gimana dia ke sekolahnya?" tegur papa halus yang mana membuat Ara merotasikan matanya malas.
Yaelah jaman mah udah canggih pah. Ojek bisa dipesen lewat gadget.
"Gapapa, pah. Ara emang gak suka kalo bareng aku, jadi mendingan aku naik ojek online aja biar gak jadi masalah nantinya," ucap Lia sembari mengeluarkan ponselnya dari tasnya.
wah keknya mau playing victim lagi ni cewe -batin ara menjulid
"Yaudah sana!"
Lia otomatis melempar tatapan kesalnya ke arah saudara tirinya itu. Menurut Lia, Ara ini sangat sangat sangat menyebalkan. Ia rasanya tidak pernah sekesal dan sebenci ini kepada orang selain Lee Ara ini.
Minhyuk menghela napasnya berat. Ara memanglah Ara. Sangatlah keras kepala. Tapi apa boleh buat, ia tidak mau lagi memaksa Ara melakukan apa yang ia mau. Walau dipaksa pun Minhyuk yakin Ara juga tetap tidak akan mau.
"Lee Ara, gimanapun caranya gue mau buat lo nyesel udah nyari gara-gara sama gue...!!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.