27. you love her, right?

46 4 0
                                    

"Halo?"


"Gue lagi di luar nih, lo mau nitip sesuatu gak?"

Ara mendengus malas setelah mendengar balasan dari si penelpon itu. Gadis itu kemudian menyenderkan punggungnya di kepala sofa ruang tengah rumahnya.

"Lo nelpon gue cuma buat nanyain itu doang, Seung?"

Ya, itu Kim Seungmin yang menelponnya.

"Kali aja lo mau sesuatu tapi gak bisa keluar kan karena kaki lo masih belum sembuh. Bokap nyokap lo kan lagi keluar, lo juga gak akur sama Lia, jadi ya gue nawarin lo bantuan. Mau nitip atau enggak?"

Acara kemah sudah berakhir kemarin siang, jadi sekarang ini semua murid sudah pulang ke rumah masing-masing, termasuk Ara yang sekarang ini sedang berdiam diri di atas sofa ruang tengah rumahnya.

Benar kata Seungmin, papa dan mama tirinya sedang keluar. Mungkin ada urusan pekerjaan yang harus mereka selesaikan di kantor. Sedangkan dirinya tidak akur dengan sang saudari tiri.

Kondisi Ara masih belum sembuh sepenuhnya. Kakinya kadang terasa nyeri karena masih bengkak bekas digigit ular kemarin. Jadi ya perlu bantuan sebenernya ini anak.

"Gue lagi gak pengen apa-apa, Seung," balasnya kemudian.

Terdengar helaan napas Seungmin dari sambungan teleponnya itu.

"Lo lemes banget kenapa sih? Udah makan belum? Gue beliin nasi padang kesukaan lo ya? Atau mau sate ayam?"

"Yaudah terserah lo aja lah. Gue bilang enggak juga lo bakal tetep bawain gue makanan," ucapnya yang mana membuat Seungmin terkekeh di seberang sana.

Kim Seungmin itu memang begitu. Tidak Ara bagaikan iya untuknya. Jadi percuma saja kalau Ara menolak apapun yang Seungmin tawarkan, karena pemuda Kim itu pasti akan tetap memberikannya pada Ara.

Sebegitu sikap Seungmin padanya, siapa yang tidak jatuh cinta coba klen pikri sj!!??

"Ahhahaha, iya iya gue beliin sate ayam aja ya. Sama mau minumnya apa, cantik?"

Adehhh. Stop flirting pada Ara kalau anda menyukai orang lain wahai kack Seungmin yang terhormat.

"Apa aja terserah lo. Gue lagi gak pengen apa-apa."

"Iya deh iya. Gue tutup dulu ya? Tunggu gue disana! Jangan berkeliaran inget kaki lo masih belum sembuh!"

"Hmm. Hati-hati bawa motornya, Seung."

"Iya cantikku.."

Sambungan telepon diputus. Ara kemudian menaruh ponselnya di atas meja yang ada di depannya sembari mengambil toples berisi kukis buatan mama tirinya.

Sudah tidak peduli jika dalam kue itu ada racunnya. Lagipula nanti jika ia mati kan buktinya sudah jelas dari kukis buatan mama tirinya itu.

Sambil menunggu Seungmin datang dengan makanannya, Ara menyalakan televisi di ruang tengah untuk menghempas rasa bosannya. Mencari serial sinetron favoritnya daripada hanya bermain ponsel gak ada yang chat jugaan.

Ehehe, tumben gak dichat sama si ekhem..



TINONG! TINONG!

Bel rumahnya berbunyi, artinya ada seseorang yang memencetnya dari balik pintu.

Siapa ya? Papa dan mamanya tidak mungkin memencet bel di rumah mereka sendiri kan. Kalau Seungmin? Masa iya secepat itu si pemuda membeli sate ayam? Kan egk mungkin bgt yes guyz.

Sebenarnya Ara malas berjalan, tetapi ia lebih malas lagi berteriak menyuruh Lia membukakan pintu.

Jadi sebisanya gadis itu beranjak dari tempatnya berjalan ke arah pintu untuk membuka pintu, melihat siapa yang menekan bel rumahnya tadi.

Stuck On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang