15. step sister

43 11 0
                                    

Ara seharian kemarin uring-uringan.

Bukan soal masalah tugas sekolah atau apapun itu yang berbau sekolah yang biasanya buat dia pusing. Tapi masalah Lia, gadis yang kemarin lusa datang ke rumahnya sebagai anak dari mama tirinya.

Jadi sekarang Ara punya saudara tiri ceritanya. Hal yang paling tidak ia sukai, bagaimana ia tidak pusing.

Dari kemarin semua atensi di rumahnya hanya tertuju pada Lia. Ini Lia itu Lia. Apa apa Lia. Papanya juga kemarin sampai tidak ada waktu bicara bahkan sepatah kata pun pada Ara. Papanya itu, terlalu sibuk dengan putri tirinya, Lee Lia.


"Semoga aja hari ini gue dijauhi dari segala kesialan dan segala nasib buruk.."

Menghela napasnya malas, Ara keluar dari kamarnya. Sudah siap dengan seragam, tas, dan perlengkapan sekolah lainnya.

Tetapi baru saja ia ingin masuk ke ruang makan, pemandangan yang pertama ia lihat adalah Lia yang sedang berbincang seru dengan papanya.

Dan Lia yang bagaimana ceritanya bisa memakai baju seragam sekolah yang sama dengannya, duduk di kursi meja makan yang biasa Ara duduki.

Entahlah, kejengkelan Ara pada gadis itu jadi bertambah.

"Pah?"

"Hai, Ra!" sapa Lia semangat sambil melambaikan tangannya yang mana membuat Ara mendengus samar melihatnya.

"Pencitraan banget ni anak di depan papa," batinnya menjulid.

Gadis itu berjalan mendekat ke arah meja makan lalu menyilangkan tangannya menatap ke arah Lia datar.

"Itu tempat duduk gue btw, lo bisa pindah?" ujarnya sarkas yang mana membuat ekspresi Lia berubah seketika.

"Ara! Masih ada tempat duduk lain loh!" tegur sang papa yang membuat Ara berdecak mendengarnya.

"Ya emang kan masih ada tempat duduk lain, kenapa dia duduk di tempat Ara?"

"Ra! Ka—–"

"Udah, pah, gapapa aku bisa pindah kok. Maaf ya, Ra, gue gak tau kalo ini tempat duduk lo," ucap Lia lalu beranjak dari tempatnya dan pindah ke kursi meja makan di sebelahnya.

Melihat itu, papa Lee menghela napasnya berat. Ara terlalu kaku dengan semua ini. Putrinya itu menurutnya terlalu batu, tidak mau mengerti keadaan yang sekarang. Suasana ruang makan jadi canggung kemudian.

Setelah Lia pindah dari tempatnya, Ara langsung duduk di kursinya kemudian mengambil roti tawar. Mengoleskan selai coklat di atasnya untuk sarapannya dan untuk meredam sedikit emosinya saat ini.

Ia tidak tau kenapa ia sangat tidak suka dengan Lia. Sama halnya seperti Jisoo, walau Lia terlihat sangat polos dan baik, Ara tetap tidak menyukainya.

"Lia masuk ke sekolah kamu mulai hari ini," ucap papa Lee yang sama sekali tidak ditanggapi oleh Ara.

Gadis itu malah sibuk dengan roti sarapannya dan terlihat sama sekali tidak tertarik dengan ucapan papanya.

"Dan papa mau kamu nanti berangkat bareng dia," lanjut Minhyuk.

Dan hal itu berhasil menarik perhatian Ara. Gadis itu langsung melayangkan tatapan protesnya pada sang papa.

"Aku ntar bareng sama Shu—–"




"Berangkat sama Lia atau semua fasilitas kamu papa sita?!!"





"Berangkat sama Lia atau semua fasilitas kamu papa sita?!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Lo gak suka ya sama gue?"

Mendengar pertanyaan itu, Ara yang baru saja melepas helmnya itu langsung menoleh ke arah si penanya. Ia mendengus lucu kemudian lalu memberikan kunci motornya pada Lia.

"Lo bisa bawa motor kan? Ntar lo pulang sendiri, bawa helm gue sekalian," ucapnya tanpa membalas pertanyaan Lia lalu pergi begitu saja meninggalkan gadis itu.

Lia menghela pelan, melepas helmnya dan menaruhnya di spion sebelah kanan lalu berlari kecil mengejar saudara tirinya yang meninggalkannya itu.

Ia tidak tau salahnya apa sampai-sampai Ara terlihat sangat membencinya seperti itu.




"ARA TUNGGUIN GUE!!"

Ara yang berjalan lebih dulu menghela napasnya kesal dengan tangannya yang disilangkan di depan dadanya. Mulai sekarang, mungkin hidupnya akan berubah drastis karena datangnya dua perempuan baru di rumahnya itu.

"Gila, cantik banget!"

"Kiw kiw, cewek!"

"Senyumnya manis banget weh!"

"Bidadari khayangan mana nih nyasar kesini?"


Gadis itu kemudian menyadari sesuatu hal. Bisikan-bisikan itu tentu saja terdengar jelas di telinga Ara yang mana membuat alisnya bertaut seketika. Semua tatapan murid-murid disana juga tertuju padanya-

Oh bukan.

Ternyata pada Lia. Mereka semua, sedang memuji dan menatap kagum Lee Lia yang berjalan di belakang Ara.

Dan hal itu membuat Ara merotasikan bola matanya malas.

"Lebay!"




"ARAAA!"

Ara seketika menoleh ke sumber suara yang memanggil namanya itu. Mendapati sosok Hwang Hyunjin dan Lee Felix dari lapangan berjalan mendekat ke arahnya.

"Hai Hyun, Lix! Abis dari mana?"

"Dari lapangan tadi, liat kelas sebelah sparing sama kakel. Lo baru dateng tah?" balas Felix yang disambung sebuah pertanyaan untuk Ara.

Gadis itu spontan mengangguk sebagai balasannya. "Iya, barusan aja."

"Oh iya, Ra, gue—–"

"Ara maaf, ini kelas sebelas mipa empat dimana ya?" Lia yang tadi sempat tertinggal di belakang Ara tiba-tiba nyeletuk, memotong Hyunjin yang hendak berucap.

Yang ditanya untuk yang kesekian kalinya merotasikan matanya malas. Lia ini menurut Ara terlalu mengganggunya.

"Lo cari aja sen—–"



"Eh? Lo Lia bukan sih?"


"Lah? Hyunjin?!"

Lah? Lah?


Baik Hyunjin maupun Lia sama-sama terkejut melihat satu sama lain. Senyum diwajah keduanya mengembang seketika disusul dengan tos-an kecil oleh keduanya. Yang mana hal itu membuat Ara terdiam, menatap keduanya bingung.


"Ih Hyunjin! Lo sekolah disini juga? Gue kira lo balik ke Las Vegas!" kata Lia sembari memukul pelan lengan Hyunjin yang mana membuat pemuda Hwang itu terkekeh pelan.

"Enggak lah, gue disini aja. Lo kok bisa kesini juga?"


"Ceritanya panjang, nanti gue ceritain. Sekarang mending lo bantuin gue cari kelas gue deh, Jin!"

Dengan senang hati Hyunjin menarik pelan tangan Lia dan pergi begitu saja menuju kelas yang Lia maksud, meninggalkan Felix dan Ara yang sedari tadi terdiam tanpa ada buka suara.

Jangan tanya sekarang seberapa kesal Ara pada saudara tirinya itu.

Sadar akan kekesalan Ara, Felix menepuk pelan pundak gadis itu yang mana membuatnya sedikit tersentak lalu menoleh ke arah Felix di sebelahnya.

"Lia sama Hyunjin dulu tuh temenan deket, dari SMP sampe kelas 10 SMA. Temenan doang kok, gak lebih," jelas Felix yang membuat Ara menaikkan kedua bahunya.

"Belum, Lix. Belum."



- TBC

setelah sebulan lamanya...

- ODDINARY D-2 🔥

jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komennya!! <33

Stuck On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang