Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jika ada yang bertanya apakah ada orang yang paling Sisil benci di sekolah ini, jawabannya adalah ada. Dan kandidat yang dari pertama tidak akan meninggalkan podium adalah...
"AKHHH YESA SIALAN!! GUE SUMPAHIN MUKA LO KETUMPAHAN KUAH SOTO!!" teriak Sisil penuh kekesalan.
Hari ini adalah rapat bulanan untuk OSIS SMA Anugerah. Sebenarnya Sisil tidak akan kesal seperti sekarang jika Yesa tidak sembarang mengambil keputusan dan poin pentingnya tidak melibatkan dirinya.
Ela yang memang notebene nya selalu bersama gadis itu terlihat santai sambil memakan coklatnya.
"La, lo tau gak si Yuda dimana?" Ela menoleh dengan tampang tidak bersahabat. Gadis dengan pipi tembam itu menatap Sisil sinis.
Dia tau nih kalau mukanya Sisil udah kaya gini.
Ela menggeleng. "Gak, gak tau gue." jawabnya tidak meyakinkan. Ela udah bisa nebak sih asal usul pertanyaan Sisil barusan.
Terdengar dengusan dari Sisil. Rupanya si lemot lagi melindungi mas gebetannya. "Pelit banget lo, gue mau nanyain sesuatu." bujuknya dengan nada manja.
Ela sama sekali tidak bergeming, gadis itu justru mulai berdiri di depan Sisil dan menatap gadis itu kesal. "Sil sumpah, mending kita ke kantin deh. Cacing di perut gue udah demo minta bantuan langsung makanan."
Mendengar ucapan Ela membuat Sisil menatap gadis itu dengan tatapan jijik. Sumpah sekarang perasaan kesalnya pada manusia bernama Yesa sama sekali belum hilang.
Belum selesai dengan permasalahan makanan, pintu ruang OSIS yang terbuka membuat mereka berdua menoleh bersamaan.
Damn it!
Dengan tatapan tajam setajam siletnya, Sisil menatap sosok yang baru saja keluar. Ketika tatapan mereka bertemu, Sisil langsung berdecih sambil membuang muka.
Orang tersebut terdengar berjalan mendekat ke arah mereka. Sisil berani bertaruh dengan semua jenis dalaman sincan milik Ela, jika orang yang sedang berhenti di sampingnya ini membuat suara, Sisil benar-benar akan merealisasikan drama ketumpahan kuah soto.
Terdengar kekehan kecil. "Kenapa masih di mari? Ibu sekte yang terhormat." ucapnya.
Berhasil. Sisil menoleh dan menatap sosok Yesa yang tengah tersenyum manis di sampingnya.
"Bagus nih, gelud nih." gumam Ela kecil.
Dengan wajah menahan kesal Sisil menatap Yesa yang masih setia tersenyum. "Sekte?" Yesa mengangguk untuk membenarkan.
Sisil mengangguk dengan gigi bergelatuk melampiaskan rasa ingin membunuh pemuda di depannya. "Wahahaha, lo goblok ya?"