Yesa menyeruput minumannya sambil menatap Yuda di depannya tidak minat. "Nge bucin mulu lo setan, di official-in gak bisa." julidnya.
"Jangan menyangkut pautkan privasi ya setan alas." balas Yuda sedikit kesal. Gimana gak kesal coba, Yesa ngomongnya pake nada ngejek plus ekspresi yang demi apa bikin orang emosi.
Terlihat Yesa memutar bola matanya. "Orang-orang juga ada pada tau sih lo cuma nge gantung si Ela, udah setahun lo Yud...udah bukan privasi lagi namanya." ujarnya, dan sukses membuat Yuda terdiam.
Kalau di pikir-pikir apa yang Yesa ucapin emang 100% fact, tapi Yuda enggan mengakui...dia punya alasan tersendiri sampai masih stuck di situ-situ aja.
Melihat Yuda yang langsung terdiam, bibir Yesa langsung terangkat memasang senyum meremehkan. "Hati-hati lho Yud, bisa di ambil setan nanti si Daniela." katanya sambil memasang wajah mengejeknya.
"Lo kalau sakit hati karena gak bisa mabar bilang nyeth!" geram Yuda. Ini rasa-rasanya pengen banget dia masukkin Yesa ke dalam sapiteng.
Bahu Yesa terangkat merespon. "Bisa jadi sih, lo udah janji minggu kemarin soalnya." balasnya.
Yuda merenggut. "Lo kan bisa mabar sama si Gara."
"Gara lagi me time katanya,"
Alis Yuda bertaut. "Emangnya komik yang dia cari udah nemu?" tanya Yuda yang di balas Yesa dengan anggukan. Melihat anggukan dari si bestie, Yuda perlahan-lahan mendekat berniat bertanya.
"Nemu dimana?" tanyanya penasaran, dasar para manusia-manusia sesad ini.
Yesa terlihat tersenyum miring. "Tokbuk persimpangan gak jauh dari sini," jawabnya.
"Lah jauh bener."
Yesa mengangguk, emang bener sih. "Di tokbuk yang itu gue terciduk anying sama little poni." ucapan Yesa membuat Yuda kebingungan, little poni siapa dah.
Melihat wajah kebingungan Yuda membuat Yesa menghela nafas, kayanya si Yuda udah ketularan lemotnya Ela. "Sahabat sepersempakan lo anjing, si Sisil." jawaban Yesa membuat Yuda ber-oh ria.
"Lah beneran ke ciduk? Gue kira si Ela bohong njir."
"Ela emang cerita sama lo?" Yuda mengangguk mengiyakan.
Yesa memutar bola matanya malas. "Gara-gara si Anggara, mana keciduk nyari komik begituan lagi. Katanya lo yang nge beberin sering make komik itu buat referensi nyolo." mata Yuda membulat mendengarnya.
"Sisil ngomong gitu?" Yesa mengangguk.
"Ada Elanya?" tanyanya lagi.
"Menurut ngana?" Yuda meringis mendengar ucapan Yesa. Sisil emang gak bisa jaga rahasia.