failed plan

1.3K 205 52
                                    

Pagi ini Ela yang berdiri di tempat parkir bersama Yuda saling bertatapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Ela yang berdiri di tempat parkir bersama Yuda saling bertatapan.

"Kenapa Yud? Mata gue ada beleknya?" tanya Ela.

Plak!

"Aduh anying! Sakit bangsat!!" pekiknya sambil mengelus dahinya yang baru saja di gaplok Yuda.

Yuda menghela nafas, sebenarnya Yuda udah sering kali ngode Ela masalah jadian. Tapi emang dasarnya otak Ela cuma kaya sebutir beras, ya mau gimana lagi.

Memilih untuk mencueki Ela yang sedang cemberut di sampingnya, Yuda lebih penasaran dengan sosok Sisil yang baru saja turun dari mobil Yesa, mana Yesanya bukain pintu lagi buat Sisil.

Ajaib emang. Apa Yesa kalah taruhan? Jadinya Yesa jadi babunya Sisil, kaya gitu kali konsepnya.

"Pagi Pak ketos bersama istri!" niatnya menyapa, tapi suara melengking Ela udah persis istri yang ngajak gelut pelakor.

Sisil hanya berdehem, berbeda dengan Yesa yang menanggapinya dengan senyuman kelincinya.

Yuda bergidik ngeri. "Tumben gak apaansih anying, lo ngomong kaya gitu gue denda 20 juta lo!" julid Yuda.

Sisil yang memang sudah tidak mood melihat wajah Ela dan Yuda memilih berlalu dari sana tanpa sepatah katapun. Yuda yang sudah biasa hanya mengode Ela agar mengikuti nenek lampir tersebut.

Ela yang emang lemotnya minta ampun mana ngerti sama kode-kodean. Yuda berusaha untuk menahan emosinya. "Itu si Sisil udah pergi."

Alis Ela bertaut. "Terus?"

"Sana ikutin, gue masih mau ngomong empat mata sama Yesa." jawabnya gemas sendiri.

"Yaudah tambah sama gue biar enam mata."

Yuda menghela nafas. "Gue gaplok lagi lo lama-lama. Sana kejar si Sisil anying." ujarnya.

Ela berdecih sebelum berbalik berniat untuk mengejar Sisil. "Nyuruh-nyuruh elit, resmiin hubungan sulit tcih." ujarnya sembari berdecih.

Yesa udah nahan ngakak. "Sulit emang kalau Yuda yang jadi jantannya, di tambah betinanya modelan Ela wkwk." ucapnya.

Yang di singgung hanya bisa mendelik menatap pemuda yang ada di depannya. "Kenapa lo bisa barengan sama Sisil? Jadi babunya? Kalau taruhan apalagi sih?" tanya Yuda.

Yesa hanya mengendikkan bahunya pura-pura tidak mengerti lebih tepatnya. "Kepo banget lo." jawabnya.

Bukan, bukan jawaban seperti ini yang Yuda mau.

Yuda mulai maju dan menarik kerah seragam milik Yesa sembari menatap pemuda itu serius.

"Lo…sama Sisil pacaran ya?" tanya Yuda.

HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang