Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini Sisil dan Yesa sama sekali belum bertemu sejak mereka berdua berpisah di parkiran tadi pagi.
Pacarnya itu tengah sibuk di ruangan osis entah mengurus apa Sisil pun gak tau.
"La, emang osis bakalan ada kegiatan lagi? Kan bentar lagi kita udah mau lulus."
Ela yang sementara memakai kue sus nya langsung menatap Sisil. "Lo malah tanya ke gue njir, mana gue tau! Lo kan sekertaris Sil." jawab Ela.
Sisil hanya bisa menghela nafas. Dia memang sekertaris, tapi selama Sisil duduk di posisi itu, Sisil jarang banget tau perencanaan osis ke depan.
Maklum ketuanya buat rancangan suka-suka hati, yang penting anggota setuju-setuju aja bakalan di gas sama Yesa tanpa tunggu persetujuan Sisil sekalipun.
Kata Yesa, Sisil bagian ngetik-ngetik aja. Kurang anjing gimana coba si Yesa.
"Lo gak mau ke kantin?" Ela menggelengkan kepalanya.
Alis Sisil bertaut. "Tadi udah di jemput lho La," celetuk Sisil. Memang tadi Yuda sempat datang ke kelas untuk menjemput Ela.
Tapi kata Ela ogah, Sisil kira cuma boong tapi ngeliat Ela yang santai-santai aja nangkring di dalem kelas kayanya emang bener cewek lola itu ogah pergi sama Yuda.
"Lo berantem sama Yuda?"
"Tiap hari lagi."
Sisil mendengus. "Kenapa lagi?"
"Yuda ngeselin anjing! Emang cuma latihan bareng, tapi gue cemburu. Mau marah emang gue siapanya dia?!" curhat Ela sambil membejek-bejek kue sus yang baru saja ia buka.
Mendengar itu Sisil menggeleng tidak percaya. Sampai sekarang emang si Yuda modelannya makin anjing.
"Yaudah sih lupain aja si anjing, susah bener."
Ela langsung melotot ke arah Sisil yang membuat Sisil langsung mendengus.
"Ngomong doang emang gampang Sil, ngelakuinnya ini lho...so hard banget huhu."
Helaan nafas kembali terdengar. Sisil aja yang ngeliat ngerasa cape, gimana sama Ela ya?
Katakan tidak pada HTS. Sumpah gak enak banget. Untung si Yesa modelnya gak kaya Yuda, Sisil bersyukur untuk yang satu ini.
"Lo beneran gak mau ke kantin? Soalnya gue mau beli roti nih." tanya Sisil sekali lagi, siapa tau Ela berubah pikiran.
Ela masih kekeuh dengan pendiriannya.
"Pergi aja, kue sus gue masih banyak."
Mendengar itu, Sisil iseng-iseng mengintip ke dalam laci Ela. Matanya melotot melihat banyaknya cemilan yang masuk di dalam laci tersebut.