the feels

1.3K 215 1
                                    

Pagi ini Sisil datang sedikit terlambat karena semalam dia tidak bisa tidur alias insomnia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Sisil datang sedikit terlambat karena semalam dia tidak bisa tidur alias insomnia. Dengan langkah lunglai, gadis berponi tebal itu menguap tanpa rasa malu.

"Buset Sil, lo itu cewek anjir...nguapnya yang estetik dikit dong." tegur Yuda. Kenapa Yuda? Simple aja, karena Sisil always nebeng.

Tidak menggubris perkataan Yuda, Sisil justru makin menguap lebar seraya berjalan masuk di koridor jurusannya meninggalkan Yuda yang hanya bisa mengusap dada mencoba sabar.

"Untung lo sahabat seperpopokkan gue Sil, untung aja." gumamnya sebelum berjalan berlawanan arah dengan Sisil.

Ketika berjalan di koridor, Sisil di kejutkan dengan sosok Ela yang menghalangi jalannya. Sisil merenggut, enggan di ganggu. "Apalagi sih miper? Iya nanti gue bayar uang kas." ujarnya.

Ela berdecih. "Bayar lo jingan, udah mau setahun nih. Gaya elit, bayar uang kas sulit...padahal dua rebu doang sehari."

Sisil memutar bola matanya. "Iya ah nanti gue bayar, minggir La...gue mau ke kelas nih mau bobo."

"Eitss, gue ngalangin lo bukan cuma untuk nagih uang kas ya makmur."

Mata Sisil menyipit seketika. "Ya terus apalagi?!" geram Sisil, heran dia pagi-pagi gini ada aja orang yang bikin asam lambung naik.

Pose Ela mulai berubah, gadis itu mulai bersedekap dada menatap Sisil. "Curang lo, masa ke rumah Yuda gak kode-kode dulu...gue kan juga mau menye-menye sama Harta." ujarnya.

Mendengar pernyataan Ela membuat senyum devil Sisil terbit. Gadis itu mulai memasang wajah menjengkelkan, lengkap dengan kibasan rambutnya.

"Gimana ya La, kalau masalah Harta gue gak mau bagi-bagi ya." jawabnya. Heran ya, Harta aja gak jamin bakalan mau sama mereka tapi tetep aja di rebutin.

Bibir Ela mengerucut kesal.

"Lagian ya La, lo kan udah punya kakaknya...maruk banget sih. Kakaknya udah sama lo, adeknya untuk gue dong." sambung Sisil.

Mendengar itu Ela seketika memasang wajah datar, orang dia sama Yuda gak pernah jadian.

Sisil memilih melengos, rasanya dia pengen tidur sekarang. Baru ingin memasuki kelas, sosok Yesa yang berdiri di depan pintu kelasnya membuat Sisil memasang wajah bingung.

Perasaan mereka gak ada rapat deh pagi ini, kok si bangsat ada di depan kelasnya ya. Sisil berjalan mendekat lalu berhenti di depan Yesa yang terlihat bersedekap dada sambil menatap Sisil galak.

Sisil membalas tatapan galak Yesa dengan tatapan biasa saja. "Kenapa lagi? Gue gak ada buat salah tuh." ucap Sisil tanpa dosa.

Ucapan Sisil membuat Yesa memutar bola matanya malas. "Lo pikun?"

HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang