indecisive

1.2K 210 10
                                    

Setelah kejadian kemarin, Yesa memutuskan untuk sedikit menjaga jarak dengan Sisil karena gadis itu terlihat tidak nyaman ketika mereka berpapasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian kemarin, Yesa memutuskan untuk sedikit menjaga jarak dengan Sisil karena gadis itu terlihat tidak nyaman ketika mereka berpapasan.

Yesa yang sementara menatap langit-langit kamarnya terlihat tidak baik-baik saja. Pemuda bergigi kelinci itu mulai memegang bibirnya sambil berpikir.

"Mimpi apa gue semalem sampe Sisil mau aja nyium gue hihi…" ucap Yesa sembari menutup wajahnya menggunakan bantal.

Wajah pemuda itu sudah memerah ketika bayangan kejadian kemarin terlintas. Yesa menyingkirkan bantal yang menutupi wajahnya, pemuda itu kembali menatap langit-langit kamarnya.

Yesa mulai bangun dari tidurnya dan berjalan menuju lemari pakaiannya. Tangan besarnya mulai meraih sebuah kotak putih dengan pita senada yang menghiasinya.

Yesa mulai membukanya, bibirnya mengukir senyum  dengan tangan yang mengelus lembut dress berwarna pastel yang berada di dalam kotak tersebut.

"Apa udah waktunya ya," gumamnya.

Drrrttt

Atensi Yesa yang awalnya fokus pada dress tersebut teralih pada ponselnya yang baru saja bergetar di atas nakas.

Dengan cepat Yesa meletakkan kembali kotak tersebut ke dalam lemari. Kakinya mulai melangkah untuk mengambil ponselnya.

"Apaan? Ganggu banget."

'Lo dimana?'

Wajah Yesa berkerut ketika mendengar suara Yuda yang terdengar sedikit berbeda. "Rumah, lo kenapa sih?"

Terdengar helaan nafas berat di seberang sana makin membuat Yesa was-was.

'Yes, Sisil…'

Jantung Yesa berdegup kencang ketika mendengar nama Sisil yang baru saja Yuda sebut. "Sisil kenapa Yud? Lo yang jelas kalau ngomong, lo di mana sih?"

'Sisil kecelakaan Yes, gue sekarang ada di luar kota nganterin Harta. Tapi gue lagi perjalanan balik, Harta gak jadi pergi. Tolong Yes, Sisil…"

Pip.

Tanpa menunggu ucapan Yuda selesai Yesa langsung mematikan panggilan mereka sepihak. Pemuda itu dengan gasrak-gusruk mulai berlari ke kamarnya untuk mengambil jaket dan kunci mobilnya.

Yang ada di pikiran pemuda itu hanyalah Sisil, entah apa yang terjadi pada gadis itu.

Yesa mulai keluar dan memasuki mobilnya dengan tergesa-gesa sebelum menjalankan mobil tersebut menuju kediaman Sisil.

Tadi Yesa terlalu gegabah sehingga tidak menanyakan keberadaan pasti dari gadis itu, jadi keputusan Yesa adalah pergi ke rumah Sisil untuk memastikannya.

"Sil, lo baik-baik aja kan?"

********

Hanya berselang beberapa menit Yesa tiba di kediaman megah milik gadis berponi itu. Dengan cepat Yesa menekan bel rumah Sisil.

HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang