a dress

1.5K 213 6
                                    

Di banding menikmati makanan di depannya, Yesa lebih memilih untuk memperhatikan Sisil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di banding menikmati makanan di depannya, Yesa lebih memilih untuk memperhatikan Sisil. Bukan kenapa ya, soalnya gadis bacot dengan poni tebal itu hanya duduk sambil merenggut di tempatnya.

Sisil terlihat malas untuk bergabung dalam pembicaraan mereka.

Merasa di perhatikan Sisil mulai menoleh. Sebenarnya dia sudah sadar dari awal jika Yesa seperti melihatnya penuh dengan tanda tanya...ya mungkin dia bisa merasa maklum.

Alis Sisil terangkat sebelah ketika matanya bertemu dengan mata Yesa. "Lo mau makan gue?" tanya Sisil, akhirnya gadis itu mulai bersuara.

Orang-orang yang berada satu meja dengan gadis itu menoleh satu persatu. "Siapa? Gue?" tanya Yesa, Sisil hanya mengangguk mengiyakan.

Yesa tersenyum manis. "Emang lo mau gue makan?" mendengar itu, Sisil mulai menatap Yesa dengan tatapan jijik.

"Sange lo?" tanyanya kurang ajar, bukan hanya Yesa...mereka semua justru membulat kan mata tidak percaya.

"Enak aja lo little poni, tete lo kecil gak bakalan buat gue sange!" jawab Yesa berapi-api, enak aja sekelas dia bakalan sange sama modelan Sisil.

Sisil mulai melirik ke arah dadanya, kemudian mengangguk. "Iya juga sih, tete gue emang kecil." akunya.

Melihat keributan di meja makan yang tidak akan selesai, Ela berniat untuk melerai. "Udah-udah, mending lo berdua makan aja deh." ujar Ela.

Sisil menoleh. "Gak napsu makan gue,"

"Makan Sil, badan udah persis pensil inul gak usah gegayaan diet." ucapan Yuda refleks membuat gadis itu menatapnya sinis.

Yuda sebenarnya udah ketar-ketir ngeliat tatapan Sisil, tapi dia gak bakalan takut. "Kenapa lo? Mau ngajak gue gelud juga?"

Terlihat Sisil memutar bola matanya malas, sebelum gadis itu mulai menarik makanan milik Yesa yang sukses membuat mata Yesa membulat.

"Woy little poni, salah ambil lo jingan!" protes Yesa sambil menahan tangan Sisil.

Sisil merenggut. "Tapi gue mau makanan lo anjing."

Melihat wajah merenggut yang Sisil perlihatkan membuat Yesa menghela nafas dan menarik kembali tangannya. "Makan! Makan tuh!"

Mendapat persetujuan, Sisil tersenyum dan mulai memakan makanan milik Yesa sebelumnya.

"Sil, gak mau punya gue juga?"

"Gak, gak napsu makan gue yang ada." tolak Sisil terang-terangan.

Orang baru saja menawarkan makanannya hanya bisa tersenyum miris. "Gak juga kali, kan makanannya sama kaya Yesa." ujarnya tidak menyerah.

Yuda dan Ela saling bertatapan, mereka berdua gak suka ada di posisi kaya sekarang. Kedua orang tersebut mulai menatap ke arah Yesa, dan sukses menggeleng bersamaan. Gak bisa minta tolong ke Yesa, mukanya udah kaya orang goblok sekarang.

HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang