book store

1.8K 227 8
                                    

Sekarang Sisil di temani Yuda sedang duduk di bangku tribun yang ada di sekolah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang Sisil di temani Yuda sedang duduk di bangku tribun yang ada di sekolah mereka. Bukannya mau-mau aja dia nemenin Yuda eskul, tapi emang Sisil yang selalu irit jadi dia minta nebeng ke Yuda.

Yuda menatap si gadis dengan tatapan aneh. Masalahnya dari pertama Sisil dateng nyamperin dia, mukanya beh udah kaya mau ngelahap dia.

"Lo kenapa sih?" tanya Yuda ingin memastikan.

Berhasil. Sisil menoleh sekalipun dengan wajah minta di hujat. "Bisa gak sih Yud temen lo di kirim ke mars aja? Kalau dia tetep di sini, yang ada gue cepet meninggoy."

"Busetdah Sil, emangnya lo sama Yesa kenapa lagi dah? Bukannya kemarin udah damai ya?" Yuda tidak habis pikir sama jalan pikiran dua manusia ini, sebentar gelud terus baikan lagi, gitu aja terus.

Bibir Sisil mengerucut. "Kemarin udah baikan, kan lo yang ngajakin gue damai sama dia. Tapi hari ini kita berdua gelud lagi, lagian ya mukanya tuh ihhhh ngeselin banget njing." kan, Sisil ngumpat lagi.

Yuda menggelengkan kepalanya tidak habis pikir, emang ya manusia-manusia terbatas alias limited edition. "Gak usah di ladenin. Lagian lo juga mau-mau aja kalau di ajak gelud."

"Gimana gak gue ladenin, dia ngirim gue besok buat wakilin dia ke SMA onoh...mana mau gue setan."

Pemuda berlesung tersebut hanya bisa menggaruk kepalanya. "Lah bagus dong maemunah, kapan lagi lo bisa bebas gak belajar."

"Idihh mending gue mantengin pak Cipto ngajar matematik dari pada ke mantan sekolah lo yang kelewat kaemseupay itu ew." hujat Sisil.

Seketika Yuda memasang wajah julidnya. Lagian ya, gimana si Yesa gak bakalan ngejailin si Sisil kalau mukanya aja ngeselin kaya gini. "Sumpah ya Sil, kalau gue jadi Yesa kayanya gue bakalan ngelakuin hal yang sama."

Sisil menoleh. "Lo gimana sih, gak mendukung banget. Apakah ini yang di namakan teman seperpopokkan Yud? Wah tega lo." ujarnya dramatis.

Yuda memutar bola matanya malas, kemudian langsung berdiri dan mengambil tasnya yang ada di sebelah Sisil. Adu bacot sama Sisil itu udah persis adu tawar sama emak-emak, gak bakalan selesai.

"Mending gue anter lo balik, pusing gue ngeliat muka lo." ucap Yuda sebelum berjalan lebih dulu meninggalkan Sisil yang komat-kamit di belakang sana.

"Gue provokasi lo sama Ela, habis lo nyeth." gumam Sisil, untung gak kedengaran sampe Yuda.

Gadis itu mulai berlari menyusul Yuda yang sudah beberapa meter di depan sana. Hari ini dia udah terlalu cape adu mulut sama Yesa, mending pulang terus rebahan.

******

Sisil menatap arlojinya dengan tatapan malas bercampur kesal. Tau gini mana mau dia buat janji sama Ela. Udah lemot, jam karet lagi.

HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang