throne treasure

1.3K 201 0
                                    

Seperti persetujuan mereka berdua sebelumnya, Yesa akhirnya membawa Sisil ke rumah Yuda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti persetujuan mereka berdua sebelumnya, Yesa akhirnya membawa Sisil ke rumah Yuda.

"Si bangsat! Kenapa lo ninggalin gue sialan? Lo tau gak rasanya eek kita tuh udah di ujung tapi naik lagi karena tiba-tiba gelap." sedari tadi, Yuda terus-terusan menceramahi Yesa yang terdakwa meninggalkannya di saat pemuda itu sedang berjuang.

Melihat itu Sisil hanya menjadi penonton, sekarang dia udah gak takut lagi karena rumahnya Yuda itu rame banget. Berbeda dengan Sisil yang terlihat santai, Gara yang juga berada di rumah Yuda mendadak kikuk.

Trauma dia sama Sisil.

"Bacot anjing ah!!" pekik Yesa, pemuda itu beralih duduk di samping Gara...enggan dekat-dekat Yuda.

Sisil terkekeh kecil sebelum mengalihkan tatapannya kesana-kemari seperti mencari seseorang dan Yuda menotisnya. "Kenapa lo? Mau ganjen lagi sama adek gue?" tanya Yuda sinis, maklum dia lagi sensitif.

Tidak menggubris nada sinis Yuda, Sisil justru mengangguk semangat. "Iya lah, si Harta emang mana? Kata Yesa ada di rumah kok."

"Biasa lagi sleep call sama ayangnya."

Mendengar itu, bahu Sisil merosot tidak terima dengan kenyataan. "Masih bocil Yud, jangan kasih cinta-cintaan dulu napa" ujar Sisil sambil mengerucutkan bibirnya.

Yuda memutar bola matanya malas. "Biarin lah, yang uang jajannya di potong juga dia kalau sampe keciduk." jawab Yuda santai.

Gara dan Yesa memilih mendengar, lebih tepatnya enggan menyahuti.

Tatapan Sisil beralih pada Gara, di tatap oleh Sisil tiba-tiba membuat cowok itu mendadak kikuk seketika. "Lo ngapain di sini? Oh jangan-jangan..."

Gadis itu mulai menatap ketiga pemuda itu bergantian. "Gue jadi inget deh sama formasi kalian sekarang."

Yuda sama Yesa biasa aja, padahal udah panik.

Beda sama Gara yang paniknya terang-terangan.

"Lo bertiga mau menyesatkan diri kan, jawab gak lo pada." tuduh Sisil sambil menunjuk mereka satu persatu.

Ketiganya terdiam, mau jawab kaya gimana. Salah jawab nanti bisa berabe.

"I-itu..."

"Eh ada mba Sisil." ucapan barusan membuat ketiganya bernafas lega. Harta datang di saat yang tepat, we love you Harta.

Mendengar ucapan tersebut, Sisil menoleh begitu semangat. "Harta sini deh duduk sama mba." Harta sendiri cuma ngangguk-ngangguk.

Untung Sisil cantik, jadinya Harta gak perlu alasan buat nolak kan. "Mba udah lama di sini?" tanyanya, Sisil hanya bisa mengangguk.

HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang