"Sil, lo di panggil sama Yesa."
Sisil yang tengah menyeruput minumannya dengan nikmat seketika langsung merasa kesal setengah hidup, ini si Yesa bisa gak sehari aja ngasih dia waktu leha-leha.
Gadis itu berdecih. "Tch, ngapain lagi sih?"
Rina, si waketos hanya bisa menggeleng. "Gak tau Sil, katanya panggilin lo doang."
"Udah sih kesana aja dulu," Sisil refleks menoleh ke arah Ela yang terlihat sibuk mencatat pengeluaran osis bulan ini.
Dengan setengah hati, Sisil mulai berdiri dari duduknya. "Si bangsat di mana emang?"
"Yesa udah di kelas kayanya, kalau gitu gue duluan ya." pamit Rina, Sisil hanya bisa melambaikan tangannya pada Rina.
"La, gue ke Yesa dulu ya." Ela mengangguk.
"Kalau lo ketemu sama Yuda, sampein kalau gue ada di kelas." Sisil hanya menjawabnya dengan mengangkat jempolnya.
Gadis itu mulai berjalan meninggalkan kelas untuk memenuhi petuah si ketos sialan. Sepanjang perjalanan ke arah kelas Yesa, rasa-rasanya menajiskan sekali.
Mungkin pengaruh Yesa and the gang kali, rasanya koridor kelas mereka penuh sama orang-orang mesum.
Lebih mempercepat jalannya, akhirnya Sisil sampai di depan kelas Yesa dan malah bertemu dengan Yuda yang juga kebetulan keluar dari sana.
Yuda menatap Sisil sebentar, baru ingin membuka mulut ucapan Sisil langsung membuat Yuda bergegas.
"Si Ela lagi di kelas, ngitung dolar." ya gitu kira-kira.
Sisil mulai memasuki kelas Yesa, dan betapa sialnya Gara juga ada di sana. Gadis itu menatap Yesa dan Gara yang tidak menyadari kedatangannya dengan tatapan jijik.
Gimana enggak? Sisil cukup tau apa yang mereka baca hanya dari sampulnya saja.
"Kenapa manggil gue?"
Suara Sisil seketika membuat mereka terkejut, terdengar bunyi grasak-grusuk kemudian sebelum Yesa berdehem mengusir rasa malunya karena kembali terciduk oleh orang yang sama.
Melihat itu, Sisil jadi berpikir mungkin Yuda juga habis baca manga sesad itu sebelum pergi dari sini.
Dasar para lelaki bejad.
"Lo kalau kesini ketuk pintu dulu dong." Yesa membuat alasan.
Sisil langsung menunjuk ke arah pintu masuk kelas Yesa. "Apa emang yang bisa di ketuk?" ucapnya.
Yesa dan Gara mengikuti arah telunjuk Sisil dan langsung meringis setelahnya. Mereka lupa kalau pintu mereka belum di perbaiki karena ulah Vino minggu lalu.