Happy reading.
>><<
Adhit menatap manik mata seorang gadis yang duduk di hadapannya, Diandra. Pacarnya selama satu tahun ini.
Diandra membuka percakapan, berusaha untuk memecahkan keheningan yang sudah tercipta sejak mereka berdua duduk di sini setengah jam yang lalu.
"Kenapa harus putus, sih? Apa gak ada pilihan lain yang masih bisa gue pilih?" ucapnya seraya menghela napas frustasi.
"Gue tau mungkin sulit buat lo terima, tapi gue gak bisa maksa diri gue buat lanjutin hubungan kita, Ra."
Gadis itu bungkam. Ia memberanikan diri untuk menatap manik mata milik laki-laki yang sedang menatapnya lekat.
"Kenapa?"
"Jangan paksa apapun, Ra. Perdebatan kita belakangan ini tuh cuma untuk nunda hal ini kejadian, kan?"
"Lo yang mau hal ini kejadian, gue gak mau, Dhit."
Hening.
Laki-laki itu mengusap bahu gadis di depannya dan berjalan kearah yang berlawanan.
Meninggalkan perasaan yang tak karuan dengan sejuta pertanyaan yang entah di mana ia akan dapat jawabannya.
Laki-laki dengan pakaian berantakan itu masuk ke dalam sebuah ruangan kosong yang sedikit berdebu.
"Ada perlu apa lo ngajak gue ketemu di sini?"
Bugh!
Satu pukulan melayang tepat di pipi kiri laki-laki itu. Tubuhnya tersungkur ke tanah dan melukai beberapa bagian di tangan dan kakinya.
"Kalo lo gak bisa bikin dia bahagia, biar gue yang gantiin posisi lo!" seru laki-laki berbadan kekar di depannya.
Adhit memegang pipi kirinya yang terasa nyeri. "Gak akan ada orang yang mau jalanin hubungan tanpa tau arahnya ke mana."
>><<
New year, new story!
Setelah satu tahun menghilang dari wattpad, akhirnya aku berani untuk bikin cerita baru lagi, yeay!!
Hopefully kalian suka sama cerita ini.
jangan lupa vote + komentar kalo kalian suka ya!♡05 January 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Rasa
Teen FictionMencintai seseorang yang masih menyimpan rapih kenangan bersama masalalunya adalah seni menyakiti diri sendiri. Cinta akan menjadi baik ketika kita memilih pilihan yang tepat, pada rasa yang tepat, waktu yang tepat, dan dengan cara yang tepat pula. ...