Happy reading.
>><<
"Happy birthday, cantik." Adhit mengecup puncak kepala gadis di depannya, lalu memberikan paperbag berisi kado yang kemarin sudah ia beli.
"Wah! Makasih!"
Marsya antusias menerima kado itu. Ia membuka dan mengeluarkan sebuah kotak berwarna biru muda dari dalamnya.
"Bagus banget. Ko abang tau sih aku suka ini?" ucap Marsya dengan nada bahagia.
"Dibantu Diandra untuk pilih," ucap Adhit seraya tersenyum singkat.
"Kakak itu lagi ... abang beneran pacaran sama kak Diandra, ya?" tanya gadis itu mengintrogasi.
"Kamu setuju?"
Marsya menghembuskan napasnya kasar. Sedikit menarik sudut bibirnya sebelum akhirnya ia menatap Adhit lekat. "Abang serius?" Adhit mengangguk pelan.
"Yaudah." Marsya bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamar.
Adhit menatapnya bingung. "Yaudah apa?"
"Boleh!" teriak Marsya dari luar kamarnya. Adhit tertawa pelan mendengarnya.
•••
"Thur, besok Adhit masuk, kan?" tanya Diandra yang tiba-tiba datang dari luar kelas.
"Iya, udah kangen dia?"
Senyum di bibir gadis itu lenyap seketika. "Nggak! cuma nanya aja."
Diandra berjalan menuju tempat duduknya, ia mengeluarkan airpods dari dalam tasnya dan memasangkan benda itu pada telinganya. Memulai mendengarkan lagu yang sedang viral di kalangannya.
Sepuluh menit berlalu. Tiba-tiba ada seseorang yang mengambil alih airpods milik Diandra dan ikut mendengarkan apa yang gadis itu dengarkan juga.
"Liv, balikin ih!" ujar Diandra kesal.
"Masih pagi udah galau! Pagi-pagi tuh dengerinnya lagu yang bikin mood naik, Ra."
"Apasih, ini nggak galau tau!"
Diandra mematikan lagu dari ponselnya dan meletakkan airpods miliknya ke tempat semula.
Niki-Lose. Itu adalah lagu yang sudah beberapa hari ini selalu diputar oleh gadis itu. Pastinya selain rekaman video Adhit saat di kafe malam hari itu.
Tiba-tiba semua siswa berlarian kesana-kemari saat bel berbunyi nyaring. Perempuan cantik dengan umur sekitar dua puluh lima tahun itu masuk ke kelas dengan senyum sumringahnya.
"Pagi!" ucapnya, masih dengan senyum manis di bibirnya.
"Pagi, Bu," jawab seluruh siswa kompak.
"Ibu mau bagi kelompok dulu, ya," ucap perempuan itu sambil menulis sesuatu di papan tulis.
Tidak butuh waktu lama, ia sudah selesai menulis nama kelompok yang terdiri dari enam siswa per kelompoknya.
"Yah, kita gak bareng, Ra," ucap Ann saat melihat namanya tidak ada di kelompok Diandra. "Eh, tapi lo sama Adhit tuh," ucapnya lagi dengan nada menggoda.
"Apasih, Ann."
Mereka langsung berpencar untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing, lalu membahas mengenai tugas yang sudah diberikan.
"Gue sama Dina yang cari bahan untuk tugasnya, Acha sama Fathur siapin untuk presentasi, Diandra sama Adhit bikin makalah untuk bukti fisik," ucap Keenan mengomando sebagai ketua kelompok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Rasa
Teen FictionMencintai seseorang yang masih menyimpan rapih kenangan bersama masalalunya adalah seni menyakiti diri sendiri. Cinta akan menjadi baik ketika kita memilih pilihan yang tepat, pada rasa yang tepat, waktu yang tepat, dan dengan cara yang tepat pula. ...