Happy reading.
>><<
"Re, tunggu," ucap Haris setengah berlari mengejar Renata yang juga berlari semakin cepat menuju kelasnya.
Haris mencekal tangan Renata yang membuat gadis itu tidak bisa berlari lagi. "Lepasin gue," ujar gadis itu berusaha melepaskan diri dari Haris.
"Lo kenapa, sih, Re, kabur terus dari gue?" tanya Haris dengan nada tegas.
"Kenapa lo bilang? Gila lo, ya! Di sini itu lo yang paling tau kenapa gue selalu kabur dan jijik banget liat muka lo!"
Renata melepas paksa tangannya dan berjalan cepat menuju kelas, sedangkan Haris hanya menatap punggung gadis itu yang semakin jauh di hadapannya.
•••
"Ra, gue mau nanya sama lo." Adhit menatap gadis di depannya datar.
"Tanya apa, Dhit?" jawab Diandra sedikit penasaran.
"Waktu lo di bawa ke rumah sakit, Keenan bilang dia ke rumah lo karena mau anter catetan."
"Iya, bener."
"Kenapa nggak minta catetan gue?"
Diandra terkekeh mendengar pernyataan Adhit. "Lo cemburu?" ucapnya.
"Nggak," jawab Adhit singkat.
"Ohh, yaudah kalo nggak." Diandra memutar balikan badannya hendak pergi menuju kantin.
"Iya, gue cemburu," ujar Adhit cepat dan lantang.
Diandra kembali berdiri di sebelah Adhit yang saat itu sedang berdiri di koridor kelasnya.
"Gue gak pernah minta Keenan kasih catetannya ke gue, Dhit. Dia yang inisiatif ... ya, maaf, deh, kalo itu buat lo cemburu."
"Gue gak suka lo deket-deket sama Keenan."
Suara laki-laki itu terdengar dingin, seketika udara di sekitar mereka berdua juga terasa dingin hingga mungkin mampu membuat mereka berdua membeku.
"Kenapa? Aku sama dia temenan."
"Kita awalnya apa, Ra?"
Diandra menghela napas pelan dan tersenyum ke arah laki-laki itu. "Oke," ucapnya penuh keyakinan.
•••
Renata masuk ke dalam kelasnya dan keningnya mengkerut ketika ia melihat sesuatu di atas mejanya.
Sebuah susu kotak dan satu tangkai bunga lily yang merupakan bunga kesukaannya. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling kelas dan tak menemukan siapa pun di sana kecuali salah satu temannya yang sedang membaca buku di sudut kelas.
"Nad, lo tau nggak siapa yang taro ini di meja gue?" tanya nya sambil menunjukan susu dan bunga tersebut.
"Gak tau, Re, gue juga baru duduk di sini."
Renata meletakan tas nya dan berjalan ke luar kelas untuk mencari Haris di kelasnya. Ia yakin pasti laki-laki itu yang meletakan susu dan bunga di atas meja Renata.
Gadis itu berhenti sebentar di depan kelas ips dan memperhatikan Haris dari jauh. Gadis itu menarik napas kasar dan melanjutkan langkahnya dengan tatapan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Rasa
Ficção AdolescenteMencintai seseorang yang masih menyimpan rapih kenangan bersama masalalunya adalah seni menyakiti diri sendiri. Cinta akan menjadi baik ketika kita memilih pilihan yang tepat, pada rasa yang tepat, waktu yang tepat, dan dengan cara yang tepat pula. ...