📖📖
"Nyanya, kau membohongi ku semalam" ucap taeyong ketika jaemin baru saja membuka pintu kamarnya, kesal sebenarnya. Apalagi taeyong saat itu goleran diatas dinginnya lantai. Mata jaemin mengedar, pada sosok naeun yang menatap sinis pada taeyong dari ujung tangga lantai dua.
"Maaf Sayang, semalam aku ketiduran. Bagaimana kita ke pasar siang?" Tawar jaemin, tidak lupa menampakkan sifat lemah lembutnya pada taeyong yang membiarkan mata.
"Benarkah kau akan mengajakku pasar siang? Tetapi lebih baik kita ke pasar sandekala saja nyanya?"
Jaemin sesekali melirik naeun yang melipat kedua tangannya, lingerie hitam membalut tubuhnya yang semampai.
"Nyanya, jalanmu pincang kenapa nyanya. Apa kamu habis split?" Bibir taeyong mengerucu menunggu jawaban.
"Oh, aku sebenarnya habis berkarir sayang. Ayolah masuk ke kamarku, kubuktikan sesuatu yang menarik" jaemin mengurungkan niatnya untuk mencuci muka, berjalan menggiring taeyong masuk ke kamarnya.
Tidak lupa untuk memasang raut wajahnya yang menggoda, walau baru bangun sekalipun.
"Nyanya, bubu boleh tidur di kamar nyanya???"
"Boleh bubu sayang, tidur lah"
Jaemin memandang nanar pada bed yang baru saja ia ganti sprei itu. Dirinya telah ternoda oleh tuan mudanya tanpa ada sepatah ijin pun terlontar dari mulutnya. Nyeri pada selangkangan akibat permainan si tuan muda yang sangat kasar.
Namun rasa perih itu tidak sebanding dengan harga dirinya yang sudah terinjak-injak.
Jaemin kembali menuju dapurnya, walaupun jalannya pincang tidak mengalahkan rasa simpati nya untuk tetap bekerja.
"Untuk apa si kuyang itu duduk di wastafel dapurku!?" Jaemin melihat naeun masih dengan gaun malam nya disana.
Jaemin mundur perlahan, namun sesuatu yang janggal membentur punggung polosnya. Begitu sebuah tangan menarik pinggulnya untuk menghadap siapa di belakangnya itu.
"Tu, tuan" jaemin menjemput dada jeno dengan ruas tangannya. Seketika jeno mulai menghangat, kemudian menggendong koala dirinya menuju lantai atas.
"Lepaskan" rintih jaemin lirih sesekali ia menepuk dada Jeno di depannya.
"Diam atau kau akan tau akibatnya Na Jaemin"
Jaemin merasa janggal ketika benda keras nan panjang menampar middle part nya. Kembali lagi, inikah yang dinamakan lurus?
Jeno menutup kamarnya, sekeras mungkin hingga menimbulkan suara. Sebuah celana dalam G String terawang berada di lantai, jaemin tidak tau apa maksudnya.
"Tuan"
"Semakin kau meronta semakin ku tembak dalam prostat mu Na Jaemin!!" Jeno melumat kasar bibir Jaemin tanpa memberi jeda untuk bernafas.
Darah jeno mendesir, ketika Jaemin pun mengimbangi pagutan brutal tuan nya. Saliva Jeno mengalir deras beberapa utas, seketika bibir tipis jaemin bengkak karena ulahnya.
Dicengkeram olehnya leher putih jaemin yang sudah merebah di kasurnya. Jeno mulai melumat daun telinga dan memagut nya tanpa toleransi.
Dada jaemin terlihat naik turun ketika kaos yang ia pakai pun di robek oleh kebringasan jeno di atasnya.
Bibir jaemin terbuka, kemudian tertutup ketika jeno memagut kembali nipple nya yang berwarna pink.
"Kau sungguh menarik perhatianku Na Jaemin" desis jeno terdengar mengerikan.
"Ku mohon tuan, lepaskan aku hikkkksss"
Jaemin bukan menangis karena ia akan kembali menjadi partner sex tuannya, namun perlakuan kasar seorang Jeno yang tidak mengerti betapa lelahnya menjadi seorang asisten rumah tangga.